REAl_Merriage (End)

Per _dewimusti21

76.3K 2.5K 128

"Perjodohan? Shit.....!!" gumam resya "Umur ku masih 22 tahun dan aku masih belum belum siap menikah" Pernik... Més

#1 meet you
#2 Menyebalkan
#3 memikirkan
#4.Cerita
#5 pergi
#6 awal
#7 cemas
#8 frustasi
#9 jujur
#10 keluarga
#11 tawaran
#12 syok
#13 membenci
#14 makan malam
#15 hari yang buruk
#16 jalan berdua
#17 gaun
#18 metime
#19 revan
#20menikah
kenalan sama cast
#21 istri
#22 pergi
#23 dira
#24 pilihan revan
#25 makasih
#26 bertemu papa
#27 perasaan
#29 menginap (2)
#30 kembali
#31 berkunjung
#32 melamar
#33 mencintai
#34 sebenarnya
#35 sebenarnya 2
promosi
#36 menyudahi
#37 terkuak
#38 selesai

#28 menginap

1.4K 61 6
Per _dewimusti21


Mereka kini tengah berada disebuah restoran ,duduk saling berhadapan membuat resya selalu mencuri curi pandang kearah daffa ia masih bertanya-tanya kenapa seorang daffa yang tadi pagi membentaknya sekarang berubah.

"Katakan apa tujuanmu mengajakku makan siang?." Ia sudah pusing memikirkan ini.

"Apa lagi?."

"Sudah kuduga."tatapan resya kembali tertunduk ia menyuapkan nasi kemulut sambil menghela napas.

"Dugaanmu salah." Tatapan daffa kini tajam kearahnya.

"Pasti untuk pencitraan kan?."ujar resya.

Daffa sedikit tertohok akan perkataan resya.

"Sok tahu." Tapi ia tetap daffa yang dingin dan menjunjung tinggi harga dirinya ,tak mungkin ia mengatakan yang sejujurnya.

Resya seakan pasrah dengan jawaban daffa pun diam ,ia sudah mulai kenyang dan tak nafsu akan hidangan dihadapannya.

"Habiskan."

"Kenyang daffaaa."menekan kata 'kenyang'

"Kenapa ngga bilang kalo habis makan siang?."

"Salah siapa gak nanya dulu?."

"Kenapa harus tanya?."

"Nyebelin banget sih ,mending gausah ngomong deh." Resya membuang muka kearah lain sambik kening berkerut.

Daffa sedikit menyungging kan senyumnya melihat tingkah resya tapi buru-buru ia menetralkan nya kembali.

"Makan dengan siapa?." Sedetik kemudian ia berpikir akan pertanyaannya.

"Papa, tumben peduli banget." Jawab resya sewot.

"Pencitraan." Resya pun hanya menggelengkan kepala atas jawaban suaminya.

Apa bastian ngerjain aku?. Batin daffa

Daffa kemudian melirik jam tangannya, kemudian memandang resya.

"Saya harus kembali."

"Ya kembali aja daffa, gak ada yang ngelarang juga."

"Jangan marah terus. cepet tua nanti kamu, nanti saya dikira cucu kamu." Tutur daffa.

"Sembarangan kalo ngomong. Cantik gini dibilang tua."

"Ya makanya ayo ,jangan lelet." Daffa berdiri dan berjalan keluar restoran sambil menggeleng pelan akan kelakuan resya.

"Main nyelonong aja tu orang ,untung udah bayar." Cerocos resya kemudian sedikit berlari untuk menyusul sang suami.

####

Resya sedikit lelah dengan pekerjaan hari ini ,ia kini tengah berada dilift menuju apartemen . Sepulang dari restoran ia sudah dihadapkan berbagai berkas yang harus ia cek. sungguh merepotkan memang apalagi daffa menyita waktunya tapi tak bisa ia pungkiri hal itu berdampak manis untuk hatinya sedikit tersenyum mengingat hal tersebut saat daffa mengajaknya makan siang meski terdengar cukup aneh.

"Huh capek banget." Keluh nya entah pada siapa.

Setelah keluar dari lif dan melewati beberapa pintu ia pun memasukkan kata sandi untuk membuka pintu apartnya.

Klik.

"Hah." Resya duduk disofa sambil memejamkan matanya. Tangannya pun tergeletak sembarang arah.

Tiba-tiba terdengar suara pancuran air, seperti sedang ada yang mandi dikamar mandinya. Resya pun mengerutkan kening.
Tak mungkin daffa yang mandi, begitu pikirnya.

Ia pun berjalan kearah kamarnya menuju toilet.

"Emang bener ada yang mandi." Ia mencoba menempelkan kupingnya pada pintu kamar mandi tersebut.

"Tapi siapa?apa jangan-jangan." Ia menutup mulutnya.

"Pacar daffa?." Ia menggeleng sambil membuang jauh-jauh pikirannya.

"Tapi bisa jadi sih, si pacar mengetahui kata sandi apart ini."

"Kok sedih ya dengernya." Mata resya berubah menjadi sendu ia mulai melamun hingga tak sadar seorang wanita telah keluar daribpintu kamar mandi.

Wanita itu pun menepuk bahu resya hingga resya berbalik.

"Kak resya ngapain ngelamun disini?." Ujar flora sambil menganga.

Astaga ternyata siflora udah berburuk sangka aja gue. Sambik memegang dadanya.

"Kakak kaget ya?sorry aku ngga kirim pesan dulu." Cengirnya.

"Ehhh gapapa flo." Jawabnya antusias.

"Ara kak jangan flo." Resya manggut-manggut tanda menyetujui.

"Kamu kesini sama siapa?." Sambil mengajak flora kearah ruang tamu.

"Yaa sendiri dong, aku bosen dirumah karna kebetulan jadwal pemotretan gak terlalu padet bulan ini."

Flora pun duduk disofa dengan kaki menyilang resya pun turut duduk disebelah adik iparnya itu.

"Ohh gitu."

"Ehh iya ,kakak ngga dianter kak daffa?."

"Dia masih ada kerjaan katanya ,makanya aku pulang dulu." Elaknya.

"Kak daffa pasti cinta banget ya sama kakak." Resya tertegun akan satu hal sepertinya flora tak mengetahui kenyataannya.

"Yaa gitu deh." Jawabnya sambil tersenyum.

"Kata daddy kak daffa sekalinya kenal cewek langsung diajak nikah." Ujarnya sambil menerawang bangga kepada sang kakak.

"Cowok banget kakak gue." Resya hanya tersenyum menanggapi celotehan flora, hingga ia tersadar kalau dirinya belum mandi dan menyiapkan makan malam.

"Ara ,kakak mandi dulu ya. Lengket nih."

"Okay." Ara kemudian menyalakan televisi ia sempat mengikuti arah jalan resya hingga ia mengerutkan kening saat resya memasuki kamar yang ia pakai bukan kamar daffa.

Tapi buru-buru ia menatap televisi flora tak ambil pusing mungkin kran kamar kakanya itu mati.

Selesai membersihkan diri resya pun keluar kamar dengan mengenakan pakaian kaos oblong dan celana pendek selututnya.

Ia melihat flora tengah menonton sambil menyemil sesuatu, ia pun menyusuk sang adik untuk mengajak nya masak bersama.

"Ara?."

"Iya kak?." Menoleh kearah resya

"Kamu belom makan kan?."

Flora mengangguk kemudian memegang perutnya. "Iya nih laper." Sambil membuat wajah selemah mungkin yang membuat resya menyunggingkan senyuman.

"Kamu bisa masak?."flora menggeleng.

"Kalau gitu kakak bakalan masak sendiri deh. kamu tunggu sini." Ia pun berlalu mengunjungi dapur untuk membuat sesuatu.

Saat resya membuka pintu salah satu lemari yang menempel didinding itu ia terkejut pasalnya ia tak pernah membeli kebutuhan rumah tangga sebanyak ini.

"Gak mungkin ara yang ngisi." Celotehnya.

"Mungkin daffa." Ia tak mau ambil pusing.

Resya segera menyelesaikan masakannya agar perutnya itu terisi dan saat daffa pulang ia ingin daffa memaka masakannya.

"Mau ara bantu?." Tawar flora dari arah samping resya .ia melihat kakak iparnya itu tengah mengupas bawang dengan telaten.

"Kamu duduk aja." Tolak resya dengan senyuman.

"Aku bosen kak. Lagian kak daffa jam segini belom pulang juga, dia workholic banget sih."

"Dia kan pemimpin perusahaan ra, jadi kerjaannya banyak mungkin." Flora hanya manggut-manggut.

"Tapi kakak gak kesel apa ,kalau kak daffa pulang malem terus?."

"Kenapa gitu?." Resya mau pun flora menoleh kearah sumber suara membuat kedua wanita itu sedikit terkejut.

"Ihh kak daffa ,ngagetin." Sambil akting memegang dadanya.

"Salah siapa ngomongin kakak dibelakang." Ujar daffa sewot sambil sedikit melonggarkan dasinya

"Ihh gak ngomongin tau, cuma ara kasian aja masak kak resya nya ditinggal lama banget."

"Kan kerja ra." Tutur daffa sambil berjalan membuka kulkas mencari air dingin dan meneguknya hingga tandas.

"Iya gak gitu juga kali. kalian juga belom bulan madu bukan ?." Resya melotot tapi daffa terlihat biasa saja.

"Ara kamu suka pedes atau ngga?." Resya terlihat mengganti topik pembicaraan.

"Suka." Flora terlihat antusias dengan masakan resya hingga ia melupakan pertanyaannya, resya pun lega.

"Nanti juga bakal bulan madu kok." Terdengar jawaban dari daffa yang tengah menuju kamarnya.

Resya melotot tak percaya akan ucapan daffa, tapi lain hal dengan flora ia begitu girang melihat kakaknya dan kakak iparnya akan berbulan madu.

"Wahh kalian ternyata udah ngerencanain ya?."

"Gitu deh." Jawab resya seenaknya.

###

Mereka pun malam malam dengan tenang tak jarang flora menanya kannini itu kepada daffa maupun resya ,seperti sekarang celotehan ngawur flora membuat resya kuwalahan.

"Kak ara nginep sini ya?." Tanya nya pada kedua kakanya itu.

Mereka pun mengangguk setuju sambil menyuapkan nasi kedalam mulut.

"Oh ya tadi kenapa kak resya mandi dikamar sebelah?aku kira krannya mati tapi kak daffa mandi dikamarnya." Pertanyaan flora itu membuat resya sedikit tersedak buru-buru ia mengambul minum.

"Soal nya baju aku dikamar situ ra." Kening flora berkerut, seketika resya pun cepat-cepat meralat perkataannya.

"Soal nya baju kakak gamuat dikamar sebelah gitu." Sambil sedikit melirik daffa yang terlihat anteng-anteng saja.

Sial. Batin resya geram melihat ekspresi daffa.

"Yaudah berarti kamar sebelah bisa ara pakek kan?."

"Boleh."jawab daffa dengan santai.

Jadi malam ini sekamar sama dia dong?. Jantung resya kembali berdegup kencang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Haiiii😌

Gimana kabar kalian?thor harap baik-baik aja☀
Aku merindukan kalian dengan cepat😭 makanya aku menyelesaikan 1 bab ini dengan cara mengebut😂.

Tetap jaga kesehatan kalian semua😇

Semangat beraktifitas dihari senin untuk kalian😳

See you next part semua😍

Luv yu gais💃
Borahe💜

An nyung🌹

Continua llegint

You'll Also Like

Who Am I? Per Irys

Literatura romàntica

381K 36.9K 27
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
SECOND Per FLO

Literatura romàntica

261K 25.4K 30
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...
542K 3.9K 6
SEDANG DALAM PROSES REVISI Dokter Rony Mahendra Nainggolan tidak pernah tahu jalan hidupnya. Bisa saja hari ini ia punya kekasih kemudian besok ia me...
Love Hate Per C I C I

Literatura romàntica

1.3M 111K 26
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...