NARAYA (SEHUN)

بواسطة kiripikacang

20.7K 1.4K 1.2K

Naraya Adelard adalah sosok lelaki yang sangat di idam-idamkan banyak perempuan. Kaya, tampan, jago basket, b... المزيد

//Prolog//
awal cerita baru
amarah Nara
bukan potong leher
perasaan aneh
gara-gara pms
problem
bukan lebaran
Rasya
nasehat duo kunyuk
nasehat duo kunyuk(2)
duri kecil
tak terduga
surs?
RBHN & murid baru
mulut Reno
saingan baru
bola basket
salting
bitter experience
berangkat bareng
"Aku salah apa?"
satu pesan, tapi isinya?
CAST!
Atlas¿
berbeda
HUT Sekolah
HUT Sekolah(2)
HUT Sekolah(3)
HUT Sekolah(4)
obat dari Rasya
Desya dan Rasya
Desya demam
awal
Seruni
ga gitu ceritanya!
Agus gada ahlaq!
bingung
ciki ball/ciki ring?
COGANPEPI
pertengkaran
thai tea gratis dari Vano
ucapan Vano & Reno
camp
senja sendu
hurt
Desya kecil
jagung bakar dan tangkai yang jatuh
satu lagu, dari Desya
sakit sih engga, tapi malu
rindu
sedikit peduli
mulai kembali
R.A.J.A
SEBLAK
terror lagi
kedai eskrim
kelabu
bukan update!
Permintaan maaf Seruni
curhatan Arka
Desya kemana?
'Tentang Rasa' (new story)
Belum Akhir
darah B untuk Tania
Hadiah kecil dari Nara
Bandung-Jakarta
Ini semua masih berlanjut

Rumah Tua

159 8 13
بواسطة kiripikacang

H a p p y R e a d i n g

"Lo itu terlalu tolol Nar. Kejadian kaya gini aja lo masih mikir, lo emang ga mikir kalau si Desya ilang sekarang ulah si Tania?!" Vano benar-benar merasa emosi saat melihat wajah Nara yang tidak karuan, bagaimana mungkin pikiran Nara se pendek itu?

"Gue bakal cari dia sekarang!"

Bukan Naraya jika tidak memaksakan keinginanya. Bahkan teriakan teman-temannya dan larangan dari Dion pun tak ia dengarkan. Ia naik ke atas motor nya dengan menggunakan hoodie hitam milik Vano, lalu menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah Arka.

"Gimana nih? si Nara nekad" tanya Reno was-was

"Iya, mana udah malem lagi" tambah Arka yang sama khawatirnya

"Kita susul dia!" ucap Atlas mantap yang langsung keluar rumah dengan jaket biru dongker yang sedaritadi ia jinjing

"Kalian mau cari kemana? ini sudah malam" tanya Dion, sesekali ia melihat kedalam rumah karena calon istrinya sedang menemani Adel di kamarnya.

"Kami bakalan cari Desya Om, kami yakin Nara juga pasti punya feeling yang kuat buat nemuin Desya. Do'ain ya Om" Rasya masuk mobil Arka lebih dulu

Arka dan Vano saling pandang saat Rasya sudah merampas kunci mobilnya

"Kita cari sekarang" putusnya karena mau bagaimana pun ia tetap tak akan bisa tidur

Akhirnya mereka mengangguk, bersiap mengikuti Nara untuk mencari Desya.

Sedangkan Nara sudah pergi cukup jauh, ia melewati beberapa pertigaan serta mengelilingi jalanan untuk mencari jejak Desya.

Ca, gue dateng buat jemput lo

Lo jangan khawatir

Gue janji, bakalan bawa lo balik

Tapi tolong, kasih gue petunjuk buat temuin lo Caa

Gue takut

Gue belum sempet bilang perasaan gue buat lo. Jangan pergi jauh Caa, gue sayang lo

Nara menangis sepanjang jalan, ia tak tahan lagi, bahkan menahan rasa khawatirnya saja tidak bisa. Untuk pertama kalinya Naraya Adelard menangis untuk Desya Anyelir.

Gue tau gue terlambat buat nyatain perasaan gue buat lo Ca. Gue tolol, gue sempet jauhin lo, bahkan gue jahat karena ngga becus jagain lo!

Nara menepikan motor nya saat merasa ada yang ganjal dengan jalanan yang di tempuhnya. Sepi

Dengan cepat ia mengecek ponselnya karena baru ingat jika ia menyalakan gps di ponsel Desya. Semoga saja ponsel nya masih bisa terlacak

Dengan berbagai harapan dan rasa khawatirnya, Naraya bernafas lega karena ponsel Desya masih terlacak oleh ponselnya. Ia melihat titik dimana Desya sekarang

"Bukannya ini alamat—" Nara langsung menyimpan ponselnya kedalam saku, dengan gerak cepat ia menuju lokasi yang ia lihat di ponselnya.

Kini semua nya sudah jelas dengan apa yang terjadi. Sudah ia duga, jika ini memang unsur kesengajaan. Ia berjanji akan menghabisi siapa saja yang melukai Desya nya. Ia berjanji akan membuat orang itu merasakan apa yang di rasakan Desya!

Nara menerobos beberapa lampu merah yang ia lewati, yang ada dalam benaknya sekarang adalah menjemput Desya! ia takut jika Desya nya terluka, ia tak akan membiarkan siapapun menyakiti calon gadisnya.

Ciiiitttt

Nara menghentikan motornya di depan rumah kosong yang menjadi titik lokasi keberadaan ponsel Desya. Meneliti sekitarnya yang cukup sepi, hanya ada satu mobil yang terparkir disana dan ia yakini mereka ada di dalam.

Nara segera mengabari Arka dan yang lainnya dengan mengirimkan lokasinya saat ini. Pendengaran nya menajam saat mendengar adanya suara di dalam rumah kosong ini. Nara berjalan perlahan, ia sendiri—sedangkan kemungkinan besar didalam sana ada beberapa orang. Jelas, Nara tak akan gegabah, jika ia salah langkah saja, mungkin terjadi sesuatu pada Desya.

Ia mengintip keadaan di dalam lewat ventilasi udara yang tidak terlalu tinggi. Keadaannya cukup sepi, apakah ia salah ruangan?

Beralih mencari celah kecil yang terdapat di ujung rumah kosong ini. Ia berjalan perlahan, matanya tetap awas karena siapatau ada yang mengawasinya secara diam-diam.

Prankkkkkkk

Nara terlonjak kaget karena bunyi pecahan beling sangat jelas terdengar masuk kedalam telinga nya. Pikirannya semakin kacau, banyak kemungkinan yang terjadi di dalam. Ia menempelkan telinganya, namun ia merasa aneh karena tak mendengar percakapan apapun dari dalam

Ia mengintip celah kecil itu dengan mata tajam nya. Gelap, keadaannya sangat gelap. Ia tak bisa melihat keadaan didalam dengan jelas. Bahkan ia tak mendengar pergerakan apapun, kali ini ia sudah tak tahan. Dengan nekad nya ia berjalan melewati pintu depan yang terkunci, dengan sekuat tenaga, Nara mencari ancang-ancang untuk mendobrak nya.

BRAKKKKK

"AAAAAAAAAAAAA"

Jeritan itu muncul. Ia langsung berlari kedalam rumah kosong tanpa pencahayaan itu

Bughhh

"Anjing!" umpat nya saat salah seorang di dalam menendang perutnya sampai jatuh tersungkur

Nara langsung berdiri, bersiap menghindari senjata yang di bawa lawannya. Entah kayu atau besi, yang jelas Nara hanya melihat siluet nya karena keadaan didalam masih gelap

BUGHHHHH

Nara menendang tangan yang bersiap melemparnya dengan senjata.

PRANKKKK

Sepertinya senjata sejenis besi atau apalah karena saat terjatuh membuat bunyi yang sangat nyaring. Tanpa di tunda-tunda lagi Nara menginjak pergelangan tangan orang itu, memukul rahang nya beserta mengikat kaki nya dengan tali tambang yang tergeletak disana. Aneh nya, orang itu tak mengeluarkan suara, hanya deru nafas dan umpatan pelannya saja yang terdengar. Ada apa disini?

Ia berdiri, menendang celah pintu yang tertutup, hanya dengan lilin kecil ia bisa melihat adanya pintu di depannya.

BRAKKKKKK

Nara langsung berdiri di ambang pintu yang barusaja di rusaknya. Melihat keadaan sekitarnya yang ternyata dihuni lebih dari tiga orang. Ia melihat Desya dengan keadaan tangan diikat kebelakang, mulut gadis itu yang di perban, serta mata gadis itu yang menangis menatap nya.

Ia melihat lutut gadis itu berdarah, serta dua kancing baju bagian atasnya terbuka

BUGHHHHHHHH

BUGHHHHHHH

Nara menendang dua orang yang menghampirinya. Di dalam sini terang, ia dapat melihat orang-orang yang berpakaian hitam serta memakai penutup wajah sehingga Nara tak dapat mengenalinya.

"Naraya berani juga lo dateng kesini!"

Nara langsung menghentikan pukulannya pada dua orang yang menyerangnya. Ia menatap satu persatu mata yang tertutupi penutup itu. Ia nampak mengenali suara itu

"Bangsat! berani-beraninya lo sekap Desya di sini hah?!"

"Buka penutup lo banci! ngapain lo bawa dia kesini anjing!"

"Maju lo!"

Desya semakin bergetar saat seseorang yang mengawasi di belakang nya menempelkan benda dingin dilehernya. Ia tak bisa bergerak sedikitpun, hanya bisa menangis dan berharap Nara segera keluar meninggalkannya. Ia tak mau laki-laki itu terluka karenanya, kali ini bukan urusan Nara lagi, ini semua masalahnya.

Semua orang itu membuka penutup wajahnya, satu persatu mulai tertawa seolah lucu melihat keterkejutan Nara sekarang.

"Bangsat Gino!" umpatnya saat melihat teman kecil nya ada di dalam ruangan ini. Ia tak tahu ada urusan apa teman semasa kecilnya menyekap Desya (kalau lupa tentang Gino, di cek lagi bagian part Bitter Experience)

"Tania?!" ia sudah menduga, tapi tetap saja ia tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat gadis itu ada di belakang Desya dengan—"Jauhin pisau lo sialan!" ia hendak melangkah namun Gino dan beberapa orang lainnya menghadang jalan menuju Desya.

"Ini bukan urusan lo Nara. Urusan gue, sama cewek sialan kesayangan lo"

"Buat apa lo kesini hah? lo mau liat cewek lo mati disini?"

Nara mengepalkan kedua tangannya. Ia berharap semoga Desya tidak terluka! keringatnya mulai bercucuran apalagi salah satu diantaranya menyembunyikan bensin di belakang tubuhnya. Pikiran buruk mulai menghantuinya

"Apa salah dia hah?! dia ga pernah ngusik kehidupan kalian! bahkan dia ga pernah muncul di depan lo bangsat!" teriaknya di depan wajah Gino

"Salah dia? lo tanya salah dia apa?"

Nara semakin mengepalkan kedua tangannya

"Salah dia dateng kedalam kehidupan keluarga gue! salah dia udah ancurin keluarga gue! dan karena dia, gue sama Tania kehilangan kasih sayang dari Om Dirga! dari dulu cuma Om Dirga yang gue punya, dari dulu cuma dia yang anggap gue anak kandung nya! tapi dengan gampang nya perempuan itu merebut Om Dirga dari kehidupan gue sama Tania! bahkan setelah resmi pisah, Om Dirga tetep cari cewek sialan itu! dia lupa gue, dia lupa Tania, bahkan dia lupa semuanya! yang ada di pikiran dia cuma perempuan sialan itu dan anaknya! bertahun-tahun keluarga gue rusak gara-gara datengnya cewek sialan ini!"

Nara sudah mengetahuinya, ia tahu Tania adalah saudari tiri Desya, ia tahu jika mereka satu Ayah. Tapi ia tidak tahu kalau Gino masih saudara dari Tania, dan keduanya membalaskan semua dendamnya pada Desya yang bahkan tidak mengetahui apa-apa.

"Kenapa lo nyalahin dia? bahkan dia aja ga tau keberadaan dan status lo. Kenapa harus dia? harusnya lo tanya sama bokap Tania apa yang sebenernya terjadi, kalau lo sakitin dia, sama aja lo sakitin bokap lo Tan"

"Gue bahkan ga peduli Nar, gue ga peduli! gara-gara dia, kasih sayang bokap gue berkurang, gara-gara dia disini, bokap gue terus-terusan cari dia! gara-gara dia gue ga bisa se bahagia dulu Nara!!!"

"Tapi lo ga tau kehidupan dia selama ini sialan!" teriak Nara yang sudah tak tahan dengan semua ucapan Tania, "Lo gatau selama ini dia juga ga dapet kasih sayang, selama ini dia berjuang buat hidup bareng Ibu nya, dia bahkan ga tau dimana Bapak nya, dia gatau kemana Bapaknya pergi, bahkan dia udah ga pernah lagi ketemu Bapaknya!"

"Gue tau semuanya Nara!" teriak Tania "Gue tau..."

"Tau apa lo hah? lo cuma tau kalau dia gaada, terus semuanya akan kembali! itu yang lo tau hah?!"

"Gue tau kalau Papa gue sering datengin dia diem-diem, gue tau kalau Papa gue pergi kerumah dia, gue juga tau kalau selama ini Papa lebih sayang sama dia! gue tau Nar gue tau!!"

Nara menggeleng, ia tak habis pikir mengapa pikiran Tania sedangkal itu, "Semua nya salah! bahkan Desya ga pernah ketemu lagi sama Om Dirga sejak sebelas tahun yang lalu! dia bahkan lupa dengan wajah bokapnya sendiri, dia ga tau kemana bokapnya, bahkan dia ga pernah dapet kasih sayang seperti apa yang lo katakan barusan!"

Tania menggeleng "Gue ga percaya sama semua omongan lo Nara! gue ga percaya! lo cuma mau bohongin gue supaya pisau ini lepas dari tangan gue, iya kan?!"

BRAKKKKK

"DESYA!"

Arka, Vano, Rasya, Atlas, Reno, Arsen bahkan sudah ada Hida disana

"Sialan! tebakan gue bener kalo emang lo Tan yang sekap si Desya!" teriak Rasya

Hida maju satu langkah, namun Arsen langsung menahannya karena gadisnya selalu berbuat semau nya

"Ngapain lo masih diem?! maju!" teriak Gino ke arah orang-orang nya

Dan tak bisa dihindari lagi, pertengkaran di dalam rumah kosong itu terjadi. Hida langsung menerobos pertengkaran itu, ia mengepalkan kedua tangannya saat melihat Tania tersenyum miring ke arah nya.

"Jauhin benda sialan itu!" teriaknya "Sebelum kesabaran gue habis!" ancamnya tak main-main

"So, gue har—-"

TRANGGGGGG

Suara pisau jatuh terdengar nyaring, Hida menepis lengan Tania, ia tersenyum miring saat melihat keterkejutan Tania

"Gue ga main main Tritania" bisiknya

Srakkkkk

Hida langsung menarik baju tania sampai terdengar robekan di bagian lengannya, "Tanpa si Gino, lo ga bisa apa-apa" bisiknya lagi, Tania sudah gemetaran karena ternyata diluar dugaannya, Hida menguasai beladiri

Satu tangannya yang bebas ia gunakan untuk membuka tali yang mengikat lengan Desya, dan satu tangan nya lagi masih ia gunakan untuk menahan Tania

Bughhhh

Bughhhh

Bughhhh

Hida menoleh ke arah sampingnya dimana Arka dan Rasya yang berkelahi dengan lihai nya.

Trakkkkk

Trakkkk

Pukulan benda bersatu dengan suara robekan baju seseorang, Hida kembali berbalik dirasanya ada seseorang yang berusaha menarik Tania, dengan kekuatan nya ia melepaskan Tania dan Desya lalu menendang orang itu sampai mundur beberapa langkah.

Arsen tak menghentikan pengawasannya pada Hida, ia ikut menendang pria yang hendak memukul gadisnya

"Do't touch my gril friend!"

Bughhhhhhhh

Hida kembali membuka tali yang mengikat Desya, sulit dipercaya karena ada banyak tali yang mengikat Desya, sampai tangannya memerah akibat ikatannya yang terlalu kencang, ia merasa sedih melihat Desya yang hanya diam sambil menangis.

"Buka penutup mulut lo" Hida tak berani membukanya sendiri, karena ia takut menyakiti mulut Desya saat membuka lakbannya. Desya menurut dan langsung membuka perbannya secara perlahan

"Hida awas!"

Srakkkkkk

Drukkkkkkk

Desya melotot kaget saat Gino memukul punggung Hida sampai jatuh tersungkur di bawah kaki nya

Arka yang melihatnya, tak kalah terkejut saat pukulan itu tak terduga sama sekali "Sen pacar lo!!!" teriak nya karena ia masih berurusan dengan dua orang yang sedaritadi tak mau mengalah

Arsen yang sedang membantu Nara, langsung terkesiap dan berlari ke arah Hida yang sudah jatuh tersungkur

"Bangsat!"

Arsen dan Gino berkelahi, bahkan sepertinya tenaga Arsen lebih besar dari sebelumnya. Menendang, menginjak, memiting, memukul semua Arsen lakukan dengan membabi buta. Jujur, Desya merinding saat melihat orang berkelahi, terlebih lagi ini teman-temannya, ia takut terjadi apa-apa pada mereka.

Tanpa ada yang tau juga, jika diam-diam Tania mendekati Desya lagi, kembali menempelkan pisau dingin itu di leher Desya, Hida memegang kaki Desya berusaha untuk memberi tahu 'jangan bergerak sedikitpun' namun sayang, ia salah langkah karena Desya reflek menatap tangannya yang memegang kaki Desya otomatis leher yang menempel itu menembus kulit Desya

Darah itu sedikit menembus leher Desya, rasa perih juga alirannya keluar saat pisau itu menggores leher nya

Prankkkkkkkk

Pecahan kaca jendela di belakang mereka, sukses membuat perhatian mereka semua tertuju pada satu arah, dimana seseorang melempar batu dari arah luar sampai membuat kaca nya dan menghasilkan bunyi yang sangat amat nyaring!

"Gue mau masuk aja susah anying!"

_________________________________

Akhirnya setelah sekian hari up juga wkwk.
Mohon maaf ya atas keterlambatan update nya, dikarenakan ada sedikit kendala, sekali lagi mohon maaf ya🙏🏻

Apa kabar kalian? semoga kabar baik. Di masa pandemi ini jangan lupa memakai prokes yang sudah di tentukan ya, tetap jaga kesehatan, jaga pola makan, jaga kebersihan, dan juga jaga hati untuk si dia yang menjaga hati untuk yang lain eaaaaaaa canda hati🙂

Semoga kalian suka ya dengan ceritanya, kalau ada kritik atau saran seperti biasa boleh kalian sampaikan mau di kolom komentar atau mau langsung bertanya pun boleh, jangan sungkan🤗

Sampai disini dulu ya. Sampai bertemu Nara & Desya di part berikutnya👋🏻

Salam Sayang:
—urauuuu—

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

KANAYA (REVISI) بواسطة liaa0415

قصص المراهقين

1.7M 100K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
little ace بواسطة 🐮🐺

قصص المراهقين

326K 26K 21
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
5.1M 215K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
MARSELANA بواسطة kiaa

قصص المراهقين

302K 15.6K 46
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...