PEKABLE - 48

1.1K 93 45
                                    

Pelajaran matematika di les pertama itu rasanya memuakkan. Rasa kantuk yang mendalam karena baru bangun harus berhadapan lagi dengan ocehan guru matematika yang sibuk berceloteh tentang rumus matematika.

Terkecuali Alcio, cowok itu dengan santai mendengarkan Pak Budiman, selaku guru matematika yang sedang menjelaskan rumus logaritma di papan tulis. Sementara itu, Kenara yang duduk di sampingnya sudah hampir mau tertidur.

Cewek itu menguap yang ketiga kalinya. Dan ia mengerjap kaget karena Alcio menoyor kepalanya.

"Ah, sakit Cio!" Teriak Kenara kesal. Dan tanpa sadar, suaranya terdengar satu kelas. Membuat seisi kelas menatapnya--Pak Budiman juga secara spontan berbalik mencari asal suara yang terdengar itu.

"Ada apa Kenara?"

Seketika tubuhnya Kenara menegang melihat Pak Budiman berjalan ke arah bangkunya. Kenara menelan ludah gugup dan matanya terasa panas.

Oh tidak! Dia begitu cengeng, sialnya! Nggak, nggak boleh nangis! Kalau dia nangis sekarang, dia akan tambah di olok-olok oleh Alcio sialan satu ini.

"A-anu pak.."

Alcio tertawa kecil melihat Kenara yang takut. Dia tahu cewek itu sebentar lagi pasti bakalan nangis. Lucunya. Alcio gemas dengannya.

"Kenapa Kenara? Ada masalah apa?"

Kenara gelagapan. Suaranya gemetaran. "Pak-a-anu.. Emm a-aku--"

"Kenara sakit perut pak, dia ingin permisi ke toilet." Feri tiba-tiba membuka suara, membuat Alcio langsung memicingkan matanya. Sementara itu, Feri hanya tersenyum tipis padanya.

Berani-beraninya dia sekarang ikut campur dalam urusan dirinya dengan Kenara. Alcio benar-benar kesal.

Pak Budiman pun menatap lekat Kenara lurus-lurus. "Apa benar itu Kenara?"

Kenara mengangguk kikuk. "I-iya pak."

Pak Budiman mendengus. "Ya sudah, silakan ke toilet Kenara."

"B-baik pak."

Cewek itu pun segera pura-pura berlari, berlagak seperti beneran sakit perut. Hal itu pun membuat seisi kelas tergelak tawa.

Pak Budiman menetralkan kembali kelas dengan memukul meja guru. "Sudah, sudah! Tidak ada yang lucu! Mari kita lanjutkan pembelajaran!"

Spontan kelas kembali hening seperti kuburan.

Alcio menatap sinis Feri. Hingga membuat Selo yang ada di sampingnya Feri terheran. Namun cowok itu sedang sangat di serang rasa kantuk. Selo pun bodo amat, dan ia kembali tidur dengan memposisikan buku di depan wajahnya. Jadi pura-pura baca buku matematika gitu, padahal aslinya tidur.

🎨🎨🎨

Kenara mencuci tangannya dan kemudian membasuh wajahnya dengan sedikit air. Lalu ia bernapas dengan lega. Untung saja ada Feri! Kalau tidak, maka dia akan tewas tadi! Dan pasti dia habis di tangannya Pak Budiman, guru killer itu.

Kenara akan berterima kasih pada Feri dan akan memukul Alcio habis-habisan nanti!

Ini semua gara-gara Alcio! Cowok yang ia sayang itu suka banget buat dia kesal.

Namun mau seberapa nyebelinnya, ia tetap sayang. Karena bagaimanapun, dia adalah orang yang paling dicintai.

Dia adalah Alcio. Orang yang membuat hidupnya Kenara berwarna.

Ah, bodo amat! Pokoknya Kenara benar-benar kesal. Lihat saja nanti, dia akan ngambek pada Alcio. Biar tau rasa!

Akhirnya Kenara pun keluar dari toilet. Namun ia terlonjak kaget karena ada seseorang yang menghalanginya.

PEKABLE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang