PEKABLE - 26

3K 293 29
                                    

"Cepetan push rank-nya lah!"

"Woi, kejar Fanny cepetan!"

"Aduh, jangan tinggalin gua lah tuyul!"

"Aaaaa kalah lo! Hahaha..."

"Aaaaaa sial mati!"

"HAHAHA!"

Suara tawa Alcio dibarengi Selo memecah memenuhi atmosfer gazebo halaman belakang rumahnya Selo menjelang sore kali ini.

Dan wajahnya Feri memberengut jengkel setengah mati, cowok itu kesal. Karena sudah kedua kalinya kalah dalam game mobile legend tersebut.

Padahal dirinya sudah berusaha untuk serius dalam bermain, tapi hasilnya tetap sama. Dia kalah lagi. Dan ditertawakan terus menerus oleh kedua teman gebleknya itu.

"Lo mau tau kenapa kalah terus, bang?" Seru Selo memberi tatapan mengejek pada Feri.

Cowok itu mencebikkan bibirnya. Dia enggan berkomentar, karena dirinya merasa malu.

Lalu Selo dan Alcio saling berpandangan selama dua detik, dan kemudian tertawa ngakak lagi.

"Karena lo noob!" Seru Alcio dan Selo secara bersamaan, merutuki Feri dengan jail.

Feri mendengkus panjang dan mendongak. Berusaha untuk menenangkan rasa gejolak akan kekesalannya.

"Adek Risa marah nihyeee!!" Cetus Selo heboh.

"Emang adek Risa cocoknya mangkal aja di jembatan ancol entar malem!" Alcio ikut meledek.

"Hahaha!"

"Sialan lo dua!" Feri menggerutu, memasang wajah tertekuk sebal.

"Capek gue ketawa haduh, ngakak perut gue.." Selo sepertinya tak sanggup lagi, cowok itu tertawa sampai matanya berair. "Gue ambil cemilan dulu deh ye bentar.." Kemudian dia bangkit berdiri dan masuk ke bagian dapur dalam rumahnya yang luas itu.

Sepeninggalan Selo, Alcio dan Feri nggak banyak bicara. Mereka masih merasa canggung dengan percakapan di depan rumah Kenara siang tadi.

Alcio hingga sekarang masih ragu dengan jawabannya Feri, yang menyatakan dia nggak ada perasaan apa-apa dengan Kenara.

Kalau memang tidak ada, kenapa sepertinya Feri selalu khawatir dengan Kenara?

Tingkahnya Feri terhadap Kenara itu mencurigakan. Alcio merasa Feri seperti selalu memberikan perhatian khusus ke Kenara.

Sementara itu, Feri berharap semoga Alcio tidak curiga lagi akan dirinya yang diam-diam menaksir Kenara.

Dan ketika Alcio hendak berkata, namun tak jadi karena tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Menandakan sederetan pesan masuk dari WA.

Cowok itu pun segera membuka ponselnya.

Ternyata Kenara.

Key
Cio
Pizzanya enak maknyus
Thanks ya

Alcio tersenyum semringah, matanya berbinar-binar membaca pesan yang masuk itu. Lega rasanya, Kenara nggak ngambek padanya lagi.

"Nana suka pizza ya?"

Senyumnya Alcio menghilang, cowok itu terperanjat kaget begitu menyadari Feri secara tiba-tiba berada dengan jarak yang begitu dekat dengan dirinya sambil mengintip layar ponselnya.

"Kenapa emangnya? Kok kepo lo?" Tanya Alcio nyolot, dia sambil mencibir.

Feri berdeham. "Ehmm.. Gue pengen tau aja.."

Sebelah alisnya Alcio naik seketika. "Beneran lo?"

"Iya loh.." Jawab Feri berusaha menyakinkan.

Alcio mencibir, dia masih ragu. Cowok itu memicingkan matanya. "Jujur sama gue, Fer.. Kalo emang naksir, bilang aja.."

Suasana di antara mereka pun menjadi menegang. Feri mengalihkan pandangan ke tumbuhan bonsai yang tertanam di sekeliling halaman belakang rumahnya Selo tersebut.

Lalu setelah itu, dia berpaling kembali menatap Alcio. "Lo sendiri?"

"Hah? Apanya gue?" Alcio tercengang.

Feri tersenyum tipis. "Lo suka kan sama Key? Makanya lo takut kalo ada orang lain yang naksir dia.."

Alcio terdiam spontan. Matanya membulat.

Kemudian, dia tersenyum. "Ya, gue sebenernya suka Key.."

Feri tertawa sumbang. Ya, dia tau. Karena memang terlihat jelas.

"Makanya gue pengen mastiin. Gue takutnya kita suka sama cewek yang sama. Gue nggak mau pertemanan kita tergganggu karena masalah cewek beginian." Ucap Alcio pada akhirnya, memberanikan diri untuk mengeluarkan unek-uneknya.

Feri tertawa lagi, namun suara tawanya lebih pelan. "Kayak cerita sinetron gitu ya.."

Alcio mendesah. "Gue tanya sekali lagi," cowok itu menatap lurus Feri. "Lo suka sama Key?"

Feri membalas tatapannya. "Nggak."

"Pegang omongan lo ya."

"Wuhuuuu keripik peyek datang nih cui!" Suara hebohnya Selo memecahkan suasana tegang antara Alcio dan Feri.

"Lo berdua kenapa? Kok kayak habis perang antar negara?" Selo kebingungan melihat Alcio dan Feri yang tak berkutik.

"Lo kok lama amat ambil cemilannya mas bro?!" Alcio berusaha mencairkan suasana kembali, dia menabok kepalanya Selo.

"Iya, lama banget dah! Lo ambil peyeknya di Jepang ye?" Feri ikut menimbrung, dia merampas sepiring peyek yang dipapah Selo.

"Kagak lah, kalo dari Jepang masa gue bawa peyek sih?! Bego amat dah lo! Rugi dong mas!" Cetus Selo dengan suara nyaringnya yang sambil menguyah keripik peyek.

Feri tersenyum menyeringai. "Ya lah, kalo dari Jepang bawanya buah yang besar-besar dong! Biar puas kita!"

"Dadanya cewek ye mantap, apalagi yang kayak miyabi!" Sambung Selo heboh.

Sementara itu, Alcio hanya tertawa dan geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua temannya itu.

"Hahaha!"

🎨🎨🎨

Langit yang tadinya berwarna oranye kini sudah menjadi gelap, berubah warna menjadi keunguan dalam. Senja sudah berlalu, yang ada kini langit malam tanpa dihiasi bulan dan bintang.

Setelah mabar game sampai puas, akhirnya mereka bertiga pun bubar. Feri pulang dengan motornya. Sementara itu, Selo langsung rebahan di kasurnya. Dan Alcio pulang dengan mobilnya.

Dan pada saat Alcio hendak menjalankan mobilnya, namun niatnya terhenti sebentar karena ponselnya yang berdering.

Key is calling..

Cowok itu pun langsung mengangkatnya.

Dan Alcio panik ketika mendengar suaranya Key dari panggilan telepon itu.

"C-Cio.. S-sakit.."

🎨🎨🎨

Tbc.

Wah Key kenapa ya? Ada yang bisa tebak?:p

Jangan lupa vote dan komentarnya ya, terima kasih :)

instagram: airin.gwe

PEKABLE (Completed)Where stories live. Discover now