PEKABLE - 39

1.6K 136 42
                                    

Di ruang UKS tengah Kenara duduk di samping kasur yang terbaring Feri dengan tak sadarkan diri di atasnya. Sementara itu, Alcio berdiri di samping Kenara dengan tatapan khawatir pada Feri dan kemudian berpaling menatap ke Kenara yang terus menatap Feri.

Hatinya terasa sakit melihat Kenara sepertinya begitu perhatian dan khawatir pada Feri.

Pada sohibnya sendiri, Alcio merasa kesal.

"Ciee perhatian banget ya sama Feri.. Dipandang aja terus tuh Feri!" Sindir Alcio dengan sinis.

Kenara langsung menoleh dan mendongak menatap kesal Alcio. "Lo kenapa sih sama Feri? Ngapain Lo lempar-lempar bola ke dia? Jadi gini kan!" Protes Kenara sekaligus heran. Dia bingung kenapa belakangan ini Alcio menjadi sensi dengan Feri. Padahal Feri kan itu sahabatnya sendiri.

Kenara khawatir kalau Feri menjadi kurang fit karena masalah keluarganya. Kenara sudah terlanjur tahu bahwa Feri tidak berhubungan baik dengan papanya. Memiliki keluarga yang kurang harmonis, itu rasanya sangat menyakitkan. Melebihi apapun itu.

Kenara sering menonton film atau drama korea yang mengisahkan cerita keluarga tidak harmonis. Dan Kenara selalu menangis menontonnya. Maka dari itu, dari sorot matanya Feri kemarin sewaktu bercerita tentang keluarganya. Kenara seakan bisa ikut merasakan kesedihannya Feri.

Dia baru tahu ternyata selama ini Feri kesepian. Tapi, cowok itu mampu menyembunyikan kesedihannya. Kenara salut. Kalau aja Kenara ada di posisinya, Kenara pasti tidak bisa seperti itu. Dia akan menangis dan meraung-raung terus dan merengek pada Alcio.

"Gue lempar biasa aja kok, main-main kayak biasa aja. Dianya yang lebay pake pingsan segala, udah kayak main drama aja!" Cetus Alcio tambah kesal setengah mati. Dia nggak tahan melihat Kenara terus-terusan perhatian sama Feri.

"Hush! Gue males ngomong sama lo ah Cio! Lo kira Feri pura-pura pingsan? Dia pingsan beneran tau!" Hardik Kenara memanyunkan bibirnya.

Alcio mendengus gusar. Dia geram. "Serah lo!"

Mereka berdua menjadi berantem. Sementara itu, Feri masih saja belum sadarkan diri dan masih mematung terbaring di atas kasur UKS.

Setelah diam beberapa saat, Kenara membuka suara.

Dia menoleh pada Alcio. "Lo bagusan sekarang ke kantin beli teh manis hangat buat Feri gih!"

Alcio spontan terperangah. "Hah?"

"Iya sana cepetan buat Feri, sebelum dia bangun nih!" Perintah Kenara.

Alcio menjadi uring-uringan dan berdecak begitu kesal. "Beli aja sana sendiri, mager gue!"

"Ikhh Ciooo cepetan dong!"

"Nggak ah, males!"

"Cioooo!!"

Alcio hanya diam saja. Dia ngambek karena Kenara memaksanya seperti itu. Enak aja suruh-suruh dia beli teh manis hangat untuk Feri. Perhatian banget, dia nggak suka itu!

"Cioooo cepetann!!" Kenara berkacak pinggang.

"Nggak mau!" Alcio membuang muka dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Cioooo...."

Kenara kini memelankan suaranya, namun menatap Alcio dengan mata memerah dan dengan tatapan memelas. Kedua matanya yang membulat dan cewek itu menarik-narik lengan seragam bagian kirinya Alcio--membuat cewek itu terlihat begitu imut.

Sial!

Alcio menjadi gemas dan tidak tega.

"Apa sih?!"

"Kalau lo nggak mau, gue nangis ya.."

"Eh apaan sih Key?!"

"Enghhh.."

Kenara mulai menangis. Dan secara spontan Alcio menjadi panik.

"Eh iya deh iya gue ke kantin, Key.."

Alcio langsung keluar dari ruang UKS dan menuju ke kantin.

Sepeninggalan Alcio, Kenara menghapus air matanya dan tertawa pulas.

Baru kali ini dia pura-pura nangis di depan Alcio, ternyata cengeng ada gunanya juga.

Namun tawanya Kenara mereda saat dia melihat Feri mengerjakan matanya.

"Eh Fer! Lo udah siuman?" Kenara mendekatkan wajahnya pada Feri yang masih terbaring.

Feri tersenyum. Dia senang melihat Kenara tertawa dan berada begitu dekat dengannya saat ini.

"Kepala lo pusing Fer?" Kenara memegang keningnya Feri dengan punggung tangannya.

Dan Feri terlonjak, jantungnya berdegup kencang. Cowok itu secara cepat bangkit dari tidurnya. Dia menjadi terduduk.

Kenara tercengang. "Lo kenapa Fer?!"

Cewek itu malah semakin dekat menatap Feri. Dia takut Feri kenapa-kenapa.

Feri menahan napasnya saat mencium rambut Kenara yang lepek itu. Meskipun tidak wangi, namun hal itu mampu membuat Feri gugup dan salah tingkah.

"Fer?" Panggil Kenara.

"Ahh.."

Feri tak mampu berkata.

"Lo kenapa Fer?!" Kenara menjadi tambah panik.

Feri menahan ludah. Melihat kedua pipinya Kenara yang tembam itu dari dekat membuatnya menjadi tambah gugup.

"Gue nggak pa-pa.. Gue cuman terkejut liat lo waktu gue buka mata tadi."

Kenara menghela napas lega. "Ohh.." Kenara mengangguk mengerti sambil tersenyum. "Oalah, gue kirain kenapa. Hmm.. Emangnya muka gue kayak hantu ya?"

Kenara tertawa.

Feri tersenyum bahagia melihat Kenara tertawa seperti itu dan begitu dekat dengannya.

Sementara itu, tanpa mereka sadari seorang cowok yang ada di balik tirai kasur tempat Feri dan Kenara itu. Cowok itu meremas segelas teh manis hangat dengan geram.

Alcio cemburu.

Sangat cemburu.

🎨🎨🎨

Tbc.

Huhh Cio😢

Selamat malam minggu. Pada ngapain aja nih yang di rumah aja?

Besok update lagi

See you💜

PEKABLE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang