PEKABLE - 33

3K 216 34
                                    

"Langsung aja ya nih, Mbok?" Tanya Kenara dengan raut wajah ragu pada Mbok Rami, yang merupakan bibi pekerja rumah Feri.

"Iya adik manis, langsung aja ke kamar Aden Feri." Mbok Rami tersenyum ramah mengarahkan Kenara untuk menuju ke kamarnya Feri yang berada di lantai dua.

"Ferinya nggak tidur, Mbok?" Tanya Kenara kembali sambil memegang erat rantang aluminium yang berisi bubur ayam buatannya.

"Kayaknya belum toh adik manis, soalnya Den Feri baru aja masuk. Coba cek aja dik sendiri." Jawab Mbok Rami yang memakai daster panjang bercorak bunga-bunga kecil berwarna merah terang.

Kenara tersenyum kaku dan menghela napas sedikit gugup. Karena ini pertama kalinya dia berada di rumah dan kini dia mau masuk ke dalam kamarnya Feri.

Cewek itu melihat sekilas ruang tamu rumah Feri yang luas itu sebelum dia naik ke lantai dua.

Rumah cowok itu terlihat begitu mewah dan luas dengan desain nuansa Eropa. Namun, rumah yang seluas ini terlihat begitu sepi senyap.

Di tengah dinding ruang tamu itu terdapat sebuah pajangan bingkai foto keluarga yang besar. Dan tepat di bawahnya terdapat bingkai foto sedang yang berdiri di atas meja panjang kayu jati. Foto itu memperlihatkan seorang gadis cantik yang sedang tersenyum manis ke arah kamera.

Seketika Kenara tertegun. Siapa gadis itu? Apa kakaknya Feri? Namun, sepertinya bukan. Karena di foto keluarga besar yang terpajang hanya terdapat tiga orang, yakni seorang lelaki dan wanita paruh baya, serta Feri yang berada di tengah mereka.

Jadi siapakah gadis itu? Hmm.. Apa mungkin kerabat dekatnya Feri? Atau..

Dan saat Kenara sibuk melamun dengan pikirannya, tiba-tiba suaranya Mbok Rami membuatnya tersentak sadar.

"Adik manis perlu piring?"

"Hah? P-piring?" Kenara mengerjap heran.

"Iya toh adik manis, adik bawa makanan kan buat Den Feri.."Mbok Rami menunjuk dengan jari telunjuknya ke arah rantang yang dipegang Kenara.

Seketika saja Kenara tersadar. "Eh iya Mbok he he he. Saya bawa bubur ayam untuk Feri."

Mbok Rami mengulum senyumnya sambil menatap Kenara penuh arti. "Perlu nggak adik manis?"

"Nggak usah deh Mbok, nggak pa-pa. Makasih ya." Jawab Kenara dengan suara lembut.

"Baik toh kalau gitu adik manis, mau serantang berdua ya.." Mbok Rami tertawa kecil dengan melemparkan tatapan sedikit menggoda pada Kenara, lalu wanita paruh baya itu berlalu masuk ke dapur.

Kenara menjadi sedikit linglung, lalu dia tersenyum dan geleng-geleng kepala. Dia merasa ada-ada saja Mbok Rami ini. Tujuannya Kenara ke sini untuk melihat keadaannya Feri apakah dia baik-baik saja dan sekalian mau meminta maaf sekali lagi atas apa yang dilakukan Alcio padanya di depan minimarket siang tadi.

Akhirnya cewek itu pun masuk ke dalam kamarnya Feri dengan membuka kenop pintu dengan sangat perlahan, lalu dia melangkah masuk dengan menahan napas. Kenara Takut kehadirannya mengganggu waktu istirahatnya Feri.

Kamar Feri terlihat nyaman dan rapi dengan dinding yang dicat berwarna cream.

Feri sendiri sedang rebahan di kasurnya sambil memegang ponselnya. Dan dia terperanjat saat melihat kehadirannya Kenara. Spontan jantungnya berdegup kencang saat melihat senyumannya Kenara ke arahnya.

"Fer.. Sori ganggu datang tiba-tiba gini." Kenara berkata dengan suara pelan.

Feri menahan napas. Lalu dia mengerjap, tangannya terasa dingin. Dia begitu gugup di hadapannya Kenara.

"Fer?"

Feri mengerjap hebat. "N-nggak pa-pa Na. Ngapain ke sini lagi? Ada perlu apa?"

Kenara berjalan mendekati Feri dan duduk di ujung kasur Feri, tepat di sebelah cowok itu. Tanpa Kenara sadari, Feri sudah gugup setengah mati.

"Gue bawa bubur ayam buat lo. Nih pertama kalinya gue coba buat bubur. Semoga lo suka ya. Kalo nggak enak, bilang  ya Fer. Oh ya, gimana lo udah baikan Fer? Atau masih sakit muka lo?" Tanya Kenara penuh khawatir.

Feri malah tersenyum. Dia begitu senang Kenara membuatkannya bubur ayam.

"Fer? Kok senyum-senyum?"

Feri tersentak. Cowok itu menggaruk tengkuk kepalanya yang tak terasa gatal. "Nggak apa-apa Na. Gue udah baikan kok. Makasih ya." Cowok itu tersenyum tipis.

Kenara membalas senyumnya.

"Lo beneran buat sendiri bubur ayamnya?"

"Iya.."

"Belum pernah buatin Cio ya berarti?" Tanya Feri dengan perasaan penasaran.

"Belum Fer. Nih baru pertama kalinya." Kenara tersenyum simpul.

Spontan ada perasaan berbunga-bunga yang tumbuh di hatinya Feri mendengar jawabannya Kenara. Baru kali ini, dia pertama kalinya daripada Alcio.

Kemudian Kenara memberikan bubur ayam buatannya Feri. Dan cowok itu mencobanya.

"Gimana rasanya? Kalo nggak enak, buang--"

"Enak kok Nana. Gue suka. Rasanya pas." Wajahnya Feri berseri, rasa buburnya familiar seperti masakan seseorang yang sangat berarti untuknya.

"Beneran?" Kedua matanya Kenara berbinar-binar.

Feri mengangguk antusias.

Kenara pun tersenyum lebar. "Oh ya, sekali lagi gue mau minta maaf atas Cio ya yang udah nonjok lo tadi. Emang gendeng tuh anak!"

Feri tersenyum. "Iya udah santai. Gue udah nggak pa-pa kok, Na."

"Beneran?"

"Iya."

Gue udah baik-baik aja, karena ada lo di sini Na. Batin Feri dalam hati.

"Nyokap bokap lo ke mana betewe Fer?" Tanya Kenara dengan sangat penasaran. Rasanya dia ingin menghantam mulutnya sendiri. Karena seketika wajah Feri yang awalnya sumringah menjadi berubah agak datar.

"Bokap gue masih di kantor." Tukas Feri datar.

"Ohh.." Kenara bergumam, mulutnya berbentuk 'o'.

Baru saja Kenara hendak membuka suara lagi, tiba-tiba Feri memotongnya.

"Nyokap gue udah nggak ada." Tukas Feri lagi menunduk sambil sekilas menoleh ke Kenara dan tersenyum dengan sulit dimengerti artinya.

Seketika Kenara tercengang. Lalu dia segera berdeham. "Sori ya Fer, kalau gue lancang tanya-tanya gitu."

"Iya, santai. Nggak pa-pa kok, Na." Feri tersenyum kikuk.

"Hmm.. Jadi kalau foto gadis di ruang tamu tadi siapa kalau boleh tau--eh aduh! Sori, lupain pertanyaan gue Fer!" Kenara memukul mulutnya sendiri dengan kesal. Kepo banget sih.

"Nggak pa-pa, Na." Feri tersenyum simpul. "Lo mau tau?"

Kenara menyengir dan mengangguk. "Iya, boleh?" Raut wajahnya Kenara begitu penasaran.

Hingga membuat Feri sangat gemas. Rasanya dia ingin mencubit kedua pipinya cewek itu. Namun, dia tak berani.

🎨🎨🎨

Tbc.

Feri gemes sama Key. Kalau kalian gemes nggak?:p

PEKABLE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang