EPILOG

287 19 0
                                    

Playing Kamu dan Kenangan Maudy Ayunda- Cover by Shanna Shannon☁️

🎨🎨🎨

Dengan kepergiannya Feri untuk selama-lamanya, Alcio dan Kenara sepakat untuk membuat memoar untuk mengenang Feri di dalam kelas. Tepatnya semua orang boleh mengenang Feri di meja tempat duduknya.

Alcio selaku ketua kelas--sebelumnya sudah meminta izin kepada kepala sekolah. Dan langsung saja disetujui oleh pihak guru sekolah. Karena pasca insiden kecelakaan Kenara dan Feri--beserta berita meninggalnya Feri membuat satu sekolah heboh. Banyak yang merasa kehilangan sosok Feri yang begitu baik. Masih banyak yang tak menyangka Feri akan pergi dengan secepat ini.

Dan memoar kenangan Feri diserbu oleh banyak siswa-siswi SMA Bina Bangsa. Bukan hanya siswa-siswi, guru-guru juga ikut mengenang Feri.

Di mejanya Feri, Kenara membuat sebuah papan bertuliskan memoar kenangan Feri dengan berjudul "The Memoar Of Our Beloved Ferisa".

Mulai dari foto-foto momen kebersamaan Feri dengan Alcio dan Selo, dan foto Kenara bersama Feri saat waktu istirahat dulu. Kala itu, entah kenapa tiba-tiba saja Feri minta foto selfie bersama Kenara satu kali. Katanya untuk kenang-kenangan masa SMA. Ya, tentu saja Kenara mengabulkannya.

Kenara menangis melihat foto itu. Ia sampai sekarang masih tak menyangka Feri akan berkorban banyak untuknya. Dan bahkan Kenara tak bisa membalas semua kebaikannya Feri, karena Feri sudah tidak ada meninggalkan mereka semua.

Banyak yang menuliskan quotes untuk Almarhum Feri. Dan bahkan banyak yang menaruhkan coklat dan permen lolipop. Sehingga mejanya Feri penuh warna-warni dengan papan memoar kenangan itu.

Alcio mengenggam tangannya Kenara erat saat mereka sampai di dalam kelas mereka yang sudah ramai.

"Rencana lo berhasil Key.. Feri yang di atas sana pasti senang liatnya. Gue yakin, sekarang dia lagi tersenyum bahagia lihat banyak yang mengenangnya. Jadi terkenal lo deh Fer, kayak seleb.." Alcio menyelipkan candaan pada perkataannya. Kenara lantas menoleh pada Alcio dan tersenyum semringah.

"Iya. Semoga aja Feri suka sama memoarnya. Walaupun gue tau itu semua masih nggak sebanding sama apa yang dia korbankan buat gue selama ini.." Lirih Kenara sambil menangis. Air matanya mulai berjatuhan membasahi pipinya.

"Yuk, Key.. Kita liat memoarnya." Ajak Alcio sambil merangkul lembut Kenara.

Saat sampai di bangku tempat duduknya Feri. Kenara langsung mengeluarkan sekotak susu rasa coklat ultra milk dan ia menaruhkannya di meja. Dan Kenara juga menaruhkan setangkai mawar putih.

"Nih buat lo Fer.. Susu coklat. Dulu lo sering kasih gue ini. Dan sekarang gantian ya, gue yang kasih lo.." Ucap Kenara menangis lagi.

Alcio ikut menangis. Ia tak kuasa menahan rasa sedihnya. Meskipun semua orang sudah bilang untuk mengikhlaskan Feri. Tapi hingg sampai sekarang sejujurnya, ia masih tak bisa menerima kenyataan bahwa Feri sudah tiada.

Sepertinya baru kemarin ia mengenal Feri dan berteman dengannya. Mereka pun sempat bersitenggang soal perkara menyukai perempuan yang sama yakni Kenara. Lalu kemudian mengetahui Feri yang ternyata mengidap penyakit kanker paru-paru. Feri yang akhirnya berkorban melindungi Kenara dari kecelakaan maut. Dan beserta ia juga yang mendonorkan kedua matanya untuk Kenara.

Alcio tidak tahu harus bagaimana membalas semua yang dilakukan Feri yang sudah tidak ada. Namun, satu yang pasti Alcio akan tetap bersama Kenara dan selalu melindunginya.

"Cio.." Panggil Kenara.

Alcio menoleh. "Ya, Key?"

"Gue ada satu permintaan.."

"Apa?" Tanya Alcio penasaran.

Kenara kembali menangis. Lalu anehnya lagi setelah itu ia tertawa kecil. "Lo bisa kabulin nggak permintaan gue ini?"

Alcio menjadi tambah penasaran. "Apapun itu, gue usahain Key.."

Kenara tersenyum. "Gue pengen nanti kalau kita berjodoh sampai nikah, gue mau anak kita namanya Ferisa."

Alcio tertawa kecil sambil mulai menangis. Ia mengangguk mantap. "Okay, Key.. Berarti ini artinya lo udah fix mau nikah sama gue ya?" Alcio menggoda Kenara.

"Iya, asalkan lo nggak boleh bohong-bohong lagi sama gue." Ancam Kenara.

Alcio pun merangkul mesra Kenara. "Siap bu bos.." Bisiknya di telinga cewek itu.

Kenara lalu kembali menatap memoar kenangannya Feri. "Makasih buat semuanya ya Fer." Kenara menangis lagi.

Alcio mengusap pelan kedua pipinya Kenara. "Jangan nangis terus Key.. Nanti Feri di sana jadinya nggak bisa tenang.."

Alcio berusaha menahan air matanya agar tetap terlihat kuat.

"Gue nggak kuat Cio.. Kenapa Feri secepat ini pergi? Gue nggak sanggup.." Lirih Kenara.

Alcio menghela napas berat. Dan ia tersenyum menatap Kenara. "Feri selalu ada bersama kita, karena dia akan selalu hidup di mata lo ini, Key.." Ucap Alcio mengelus pelan kedua manik matanya Kenara yang berwarna hitam pekat itu--matanya Feri.

Kenara mengangguk.

"Iya, dia akan selalu hidup di kedua mata ini.."

TAMAT

🎨🎨🎨


Pekable tamat..💜

Akhirnya cerita ini selesai juga. Terima kasih banyak untuk yang telah mengikuti cerita ini dari awal sampai akhir💜

Menurut kalian cerita ini bagaimana? Ayo, coba beri komentar kalian setelah membaca cerita ini sampai akhir💜

Siapa yang nangis bawang karena kehilangan Feri?😭
Gara-gara Feri, sekarang aku asal nampak susu coklat ultra milk jadinya auto ingat Feri😭

Akhir kata, terima kasih sekali lagi untuk semua yang sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini sampai selesai💜

Sampai jumpa di cerita lain💜





PEKABLE (Completed)Where stories live. Discover now