PEKABLE -21

3.1K 337 55
                                    

"Lo mau ngomong apa? Cepat, waktu lo lima menit." Tukas Alcio sangat dingin.

Vania langsung cemberut, dia kesal dengan sikapnya Alcio yang masih cuek terhadapnya. Padahal biasanya, cowok itu selalu ramah. Ini semua hanya gara-gara Kenara, cewek cengeng itu. Vania geram!

"Ihh.. Cio kok galak amat sih mah gue?" Vania bergelayut manja dengan Alcio sambil menggandeng lengan kanan cowok itu. Dan Alcio segera menepisnya, hingga membuat Vania terperangah.

"Cepetan ngomong, udah mau bel." Alcio memperingatkan dengan tatapan tajam.

Vania sedikit kicep, jantungnya berdegup nggak karuan dengan sikap Alcio yang nggak bersahabat itu. "I-iya Cio.." Cewek itu merapikan rambutnya yang tersapu angin sepoi pagi. Mereka sedang berada di ujung pojok koridor dekat dengan tangga. "Gue mau minta maaf soal semalem, gue bener-bener nggak sengaja buat Kenara jatuh.."

Alcio mendesah. "Udah? Itu aja kan?"

Seketika Vania mengernyit heran. "Hah?"

"Lo udah selesai ngomong kan? Yauda, gue balik dulu." Cetus Alcio masih cuek, lalu dengan cepat dia membalikkan tubuhnya.

Namun, Vania segera dengan tangkas menahan tangannya Alcio, sehingga membuat langkah kaki cowok itu terhenti.

"Tunggu Cio, gue belum selesai.." Mohon Vania, tetap berusaha keras untuk membuat Alcio lebih lembut padanya.

"Apa lagi?" Alcio menoleh dengan tatapan penuh tajam.

"Lo masih marah ya sama gue? Please, maafin gue Cio.. Gue bener-bener nggak sengaja.." Ujar Vania dengan suara yang lebih pelan.

Alcio berdecak kesal, "kalo lo ngerasa bersalah jangan minta maaf sama gue. Lo seharusnya minta maaf sama Kenara. Karena lo, dia sampe flu." Ucapnya kemudian.

Vania mengumpat dalam hati. Dia sangat kesal, karena lagi-lagi Alcio terus membela Kenara. Dikit-dikit cewek itu terus yang diutamakan.

"Iya, gue bakalan minta maaf ke Kenara, kalau lo maafin gue dan nggak galak-galak lagi sama gue Cio.." Jawab Vania dengan wajah tertekuk sebal.

Seketika mata Alcio melotot. "Apa?! Lo gila ya?"

"Iya, gue gila karena lo yang galak.. So, please Cio maafin gue.. Gue kangen Cio yang kayak biasanya.." Vania memelas dengn raut wajahnya yang berubah menjadi sedih.

"Udah Van, kalo emang lo ngerasa bersalah, minta maaf ke Kenara. Jangan ke gue." Alcio mendengkus. "Gue capek ngomong mah lo ribet. Gue mau balik kelas." Ujar Alcio kemudian, dan lalu menepis tangan Vania yang tercekal di lengannya.

Vania ternganga dan mengerjap cepat. Cewek itu dengan nekat memeluk erat pinggang Alcio dari belakang.

Alcio terlonjak kaget. "Apa-apaan--"

Ketika Alcio hendak memarahi Vania, tiba-tiba saja ada sebuah teguran suara yang terdengar hingga membuat Alcio terdiam dan membeku di tempat.

"S-sori ganggu.."

Itu suara Kenara. Cewek itu berada di hadapan mereka entah sejak kapan, Alcio nggak tahu.

"Key.."

Spontan Alcio panik dan segera menjauh dari Vania dan menepis kedua tangannya cewek itu yang melingkar di pinggangnya.

"Tunggu, Key!" Alcio berseru. Namun, Kenara sudah berbalik dan berjalan meninggalkan mereka dengan langkah kaki yang cepat.

Alcio menjambak rambutnya frustrasi, lalu menoleh menatap Vania dengan penuh amarah.

"Apa-apaan sih lo peluk-peluk gue, Van?!"

Vania berdeham. "Ehmm.. Ya, gue mau hentiin lo, supaya jangan balik ke kelas dulu." Jawabnya santai.

Alcio menggertakkan gerahamnya. Dia menahan geram agar nggak berkata kasar pada Vania.

Cowok itu kemudian segera berlari mengejar Kenara yang udah balik ke kelas.

Vania menyunggingkan senyuman senang.

🎨🎨🎨

Tbc

Dasar Vania🙃

instagram: airin.gwe

PEKABLE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang