PEKABLE - 51

228 37 47
                                    

"Lucunya bagaimana aku bisa merasakan kehilangan, padahal kenyataannya aku belum mampu memilikimu."

(-Alcio-)

🎨🎨🎨

"Mulut gue huhuuuuhuuu.. Kalian jahat.. Mulut seksi gue hancur kalian buat!!" Rengek Selo manja pada Alcio dan Feri yang masih ada di koridor.

Waktu istirahat kali ini terasa lebih panjang karena kehebohan anak baru itu yang kena hukum lari lapangan. Alcio tidak suka melihatnya apalagi ditambah melihat Kenara ikut nimbrung melihat anak baru itu di koridor sekolah.

Dia cemburu melihat Kenara memperhatikan cowok lain. Apalagi.... Apalagi anak baru itu cukup ganteng. Ya... Ya, ganteng sih sebenarnya. Cuman, sok tebar-tebar pesona dan pamer kegantengannya. Alcio tidak suka! Kenara hanya boleh melihatnya! Titik tidak pakai koma!

Alcio berdecak kesal.

Cowok itu kemudian menghampiri Kenara yang sedang bersama Afifah dan Meylin. Melihat Alcio yang berjalan menuju ke Kenara, spontan Feri pun mengikutinya.

"Eh Key! Lo ngapain?! Kegenitan banget ya liat cowok nggak jelas itu! Pengen dilirik ya?!" Hardik Alcio lepas kontrol. Dia sangat kesal hingga tidak mampu mengontrol perkataannya.

Langsung saja Kenara, Afifah dan Meylin berbalik menatap Alcio dengan kaget.

Sedetik kemudian, Kenara matanya memerah. Cewek itu terkejut karena dibentak seperti itu dan jadinya ia ingin menangis.

Ya, Kenara memang cengeng. Kena bentak dikit langsung nangis. Cewek itu memang sangat sensitif.

"Ng-nggak C-Cio.. G-gue cuman temenin--"

"Nggak usah ngeles deh ya Key!" Bentak Alcio lagi.

Kenara langsung menangis. Matanya memerah. Air matanya jatuh membasahi pipi. Dia paling takut kena bentak, apalagi Alcio. Dan apalagi ini pertama kalinya Alcio membentaknya.

"Cio, jangan kasar gitu dong ke Nana. Dia kan jadinya takut." Ujar Feri dan mengusap lembut bahunya Kenara.

Dan hal itu langsung membuat Afifah yang ada di sampingnya Kenara cemburu. Ntah kenapa dia merasa sedikit kesal karena Feri membela dan bersikap lembut begitu pada Kenara. Meski Kenara adalah sahabatnya sendiri. Tapi dia kesal, karena Afifah diam-diam naksir Feri.

"Iya Cio. Nih Meylin yang paksa kita ke sini buat liat ginian yang nggak jelas. Meylin nih biangnya huh!" Afifah mengusap kedua bahu Kenara lembut sehingga tangannya Feri terlepas dari bahunya Kenara. Sedetik Afifah memegang tangannya Feri, pipinya langsung memerah dan jantungnya berdegup dengan sangat kencang.

Padahal hanya satu detik saja bersentuhan dengan tangannya Feri. Sudah mampu membuat Afifah malu-malu.

Sementara itu, Alcio menatap sinis ke Feri sebentar. Dia tambah kesal dengan Feri yang sepertinya cari kesempatan untuk perhatian ke Kenara. Dan Alcio malu karena ternyata bukan Kenara yang mau melihat anak baru itu, melainkan karena Meylin. Ternyata Kenara hanya ikut-ikutan saja.

Ah, malu sekali. Dan Alcio takut ketahuan kalau dia sebenarnya cemburu.

"Iya, pangeran gue lagi lari lari manja gimana gue nggak terpesona ahh.. Ganteng banget sih kamu ikhhh gemeess deh pengen gue bungkus langsung akhh!" Pekik Meylin heboh dan senyum-senyum seperti orang gila sambil menunjuk-nunjuk anak baru yang mencuri perhatian kaum cewek seontoro sekolah itu.

Kenara masih menangis. Dia merasa sedih dan takut karena Alcio kasar padanya untuk pertama kalinya.

"Udah Nana, jangan nangis lagi ya.." Ucap Feri penuh lembut pada Kenara. Dan hal itu membuat Alcio makin melotot dan merasa panas. Rasanya dia ingin meninju wajahnya Feri sekarang.

Sementara itu, Afifah juga ikut kesal melihat Feri lembut lagi pada Kenara.

Kenara semakin menangis. Cewek itu pun segera berlari menuruni tangga, menabrak bahunya Alcio tanpa berani melihat cowok itu.

"Nana!"

"Key.." Lirih Alcio. Dan cowok itu segera mengejar Kenara yang sudah berlari menuruni tangga.

Alcio terus mengejar Kenara yang sudah ada di ujung koridor.

"Key tunggu!"

"Jangan lari Key!"

"Key!" Alcio berhasil meraih pergelangan Kenara dan cowok itu memegang dengan erat, takut Kenara akan lari lagi.

Kenara berbalik, namun dia tak berani menatap matanya Alcio.

"Sorry, Key.." Alcio berkata dengan tulus dan penuh penyesalan.

Kenara bergeming.

"Key.." Alcio mengangkat dagunya Kenara dengan penuh lembut dan perlahan. Lalu ia mengusap kedua pipinya Kenara yang basah.

"Jangan nangis lagi ya, sorry gue udah kasar tadi."

Kenara seunggukkan. "L-lo kenapa marah-marah sih Cio? G-gue padahal ngg-nggak tau ap-apa-apa.." Ucap Kenara terbata-bata.

Alcio mendesah. "Karena gue.."

Kenara mendongak menatap kedua bola matanya Alcio yang sendu.

"Kenapa?"

Alcio mengulum bibirnya.

"Itu karena gue..."

"Kenapa Cio?"

Dan jawaban Alcio membuat Kenara membeku di tempat.

"Karena gue cemburu."

"..."

🎨🎨🎨

To be continued

Yah yah.. Cio akhirnya keceplosan juga ngaku cemburu🙈

Beri vote dan komentar ya sebagai bentuk dukungan agar aku semakin semangat nulisnya. Terima kasih💜

Lanjut update besok?:p

Komen banyak-banyak yes💜 ya biar update lagi besok:p

PEKABLE (Completed)Where stories live. Discover now