PEKABLE - 31

2.3K 207 32
                                    

Sudah kesepuluh kalinya Alcio menelepon Kenara dan mengirim pesan wa sebanyak delapan kali. Namun, tak diangkat dan tak ada balasan dari cewek itu.

Ke mana dia dengan Feri?

Sama, Alcio juga udah menelepon Feri sepuluh kali. Tapi sohibnya itu juga tidak mengangkatnya. Pesannya pun tak dibalas juga.

Ke mana mereka?!

Dan juga sudah setengah jam Alcio menunggu di depan komplek perumahannya Kenara. Akan tetapi, batang hidung keduanya belum tampak juga.

Apa mereka pergi ke tempat lain?

Kenara bersama Feri benar-benar membuat Alcio tidak tenang dan rasanya dia sangat khawatir. Ketakutannya kini muncul lagi.

Rasanya Alcio ingin menonjok habis-habisan mukanya Feri hingga penyet. Katanya nggak naksir, nggak ada perasaan apa-apa. Kenapa sekarang ngedekatin Kenara? Pake ngajak pulang bareng segala?! Dan sejak kapan Feri pulang naik angkot? Arghh! Bener-bener bikin Feri naik pitam.

Ini nggak bisa di biarin, dia harus memperjelas semuanya. Dia harus tanya Feri sekali lagi soal ini! Cowok itu pun akhirnya menghidupkan mesin mobilnya, lalu meninggalkan kawasan depan komplek perumahan Kenara yang sepi tersebut.

Ke mana kalian?! Alcio semakin takut. Dia takut kehilangan Kenara, gimana jadinya kalau Kenara sampai suka sama Feri? Hati Alcio akan sangat hancur kalau sampai hal tersebut terjadi.

Saat Alcio berbelok di persimpangan jalan, tiba-tiba matanya menyipit. Kedua bola matanya menangkap dua orang yang sedari tadi dia cari, sedang ada di depan minimarket.

Kenara dan Feri terlihat di depan sebuah minimarket. Rahangnya Alcio mengeras ketika terlihat Kenara menjinjit dan menyentuh pipinya Feri, dan cowok itu tersenyum-senyum dari jarak yang begitu dekat.

Pemandangan apa-apaan ini?!

Alcio pun murka, dia langsung menghentikan mobilnya dan keluar. Cowok itu menghampiri mereka.

"Brengsek lo!" Umpat Alcio dan tanpa aba-aba dia menonjok Feri dengan keras. Kenara tersentak kaget dan menjerit histeris.

Alcio menonjok Feri lagi, hingga cowok kurus itu tersungkur jatuh dan punggungnya terpentok pintu minimarket dengan keras. Karyawan dan pengunjung dalam minimarket pun kaget dan ikut berkumpul menyaksikan keributan tersebut.

Sontak kakinya Kenara gemetaran dan dia menangis histeris. "Cio stop! Stop Cio!!"

Namun, Alcio tidak menghiraukan Kenara. Cowok itu mencengkram kerah seragamnya Feri dengan tatapan mata penuh sinis.

"Lo--"

"Apa-apaan sih lo Cio?!"

Kenara memberanikan diri mencengkram tangannya Alcio, hingga cowok itu yang sedang emosi menoleh padanya dengan wajah merah.

"Lo yang apa-apaan Key!"

"Gila lo ya! Tiba-tiba serang Feri sohib lo sendiri!"

Feri terdiam. Napasnya tidak beraturan. Dia tersenyum miris, dia tahu kenapa Alcio marah. Ini memang salahnya. Ngaku nggak naksir Kenara, padahal sebenarnya cinta setengah mati.

"Bagus ya lo! Mentang-mentang kita nggak boleh deket-deket dulu, sekarang lo mesra-mesraan di sini pake elus-elus pipi kayak di film-film aja ya Key!"

Keningnya Kenara berkerut dalam. Dia menganga lebar. "Hah? Siapa yang mesra-mesraan? Nggak ada Cio!"

"Nggak ada apanya?! Jelas-jelas gue liat lo elus-elus pipinya Feri!"

Kenara menghela napas frustrasi. Cewek itu berkacak pinggang dan geleng-geleng kepala nggak habis pikir dengan jalan pikirannya Alcio.

"Gue lagi obatin pipinya Feri yang lebam, Cio!" Tukas Kenara dengan kesal sambil menunjukkan obat salep pada Alcio.

Spontan Alcio pun tercengang. "Hah? Apaan? Obatin?"

🎨🎨🎨

Tbc

Duh duh Feri kenapa ya kok bisa lebam pipinya.. Apa cuman modus ye😅

See you on the next chapter
Besok aku update lagi, beneran✌

Thankyou buat yang ngikutin cerita ini terus, ily 3000++❤

PEKABLE (Completed)Where stories live. Discover now