R. A. 52

1.4K 70 0
                                    

Berada di posisi harus mimilih satu diantara dua pilihan yang sama-sama menyulitkan bukanlah hal mudah. Sebisa mungkin harus di hindari bukan? Tapi bagaimana jika kalian harus memilih salah satunya? Jawabannya adalah memikirkan secara matang-matang dan jangan gegabah.

Langkah yang diambil harus berefek pada diri kita untuk kedepannya. Senang atau susah, tawa atau tangis. Tapi pada kodratnya manusia berproses seperti putaran roda dan bergantinya waktu tidak selalu merasa bahagia dan tidak pula terus merasa sedih. Semua sudah di atur oleh sang kuasa.

Tidak semua orang terus berada di bawah tekanan dan tidak semua orang terus berada di zona bebas dan ternyamannya. Kadang kita ditekan untuk menjadi lebih baik dari sekarang agar memiliki masa depan yang cerah. Ada kalanya juga orang harus keluar dari zona nyaman menuju ke zona keras.

Permasalahan demi permasalahan mulai datang dan puncaknya adalah ketika badai datang menerjang. Apa lagi jika tidak menghadapi? Masalah tidak akan selesai jika terus di hindari malah semakin rumit dan semakin bertambah. Memilih satu diantara dua pilihan.

Seorang laki-laki menatap langit-langit kamarnya lalu membuang napas kasarnya. Terhitung tepat satu minggu semenjak perdebatan antara dirinya dan sang Bunda hingga saat ini hubungan mereka masih dingin. Rasanya Ia ingin keluar dari rumah ini untuk mencari udara segar.

Namun, sayangnya Ia tidak seberuntung itu. Satu minggu berada di rumah rasanya seperti satu tahun. Ya bagaimana tidak? Motor, ATM, dan semua fasilitasnya diambil oleh Bundanya. Anggap saja sebagai pemanasan karena aksi yang sebenarnya belum dimulai.

Dia bukanlah tipe orang yang betah di rumah meski kedua orang tuanya tidak berada di luar kota sekali pun. Ia lebih memilih ke bengkel untuk mengurus pengeluaran atau pemasukan bersama kedua sahabatnya dan turut ambil saat banyak pengunjung hingga membuat teman-temannya kualahan.

Tapi dalam seminggu ini Ia seperti anak rumahan hanya keluar jika disuruh untuk membeli sesuatu saja selebihnya mengurung diri di kamar. Memang tidak tanggung-tanggung bundanya itu harus totalitas! Setiap hari hanya akan terdengar suara uring-uringan dari kamarnya ini. Jujur saja Ia merasa tersiksa dengan keadaan ini.

Satu minggu meliburkan diri membuat dirinya rindu akan sosok kekasihnya. Meski mereka sering bertukar pesan dan kerap kali melakukan video call secara diam-diam agar tidak ketahuan Bundanya. Terlebih kekasihnya itu harus bekerja separuh waktu membuatnya merasa kasihan jika menghubunginya hingga larut.

Besok mereka akan bertemu kembali tetapi apa yang dikatakan Bundanya nanti jika tahu dirinya belum juga melaksanakan perintah wanita tangguhnya itu? Mungkin Ia akan kembali meyakinkan Bundanya sekali lagi agar mau merubah keputusannya. Iya! Ia akan mencobanya lagi. Semoga kali ini Bundanya luluh dengannya.

Ia bergegas keluar dari kamarnya untuk menemui sang Bunda. Ia menuruni anak tangga dan mulai mencari keberadaan Bundanya. Ia sudah mengabsen satu per satu ruangan di rumah ini tapi Ia tidak menemukan Bundanya. Di mana wanita tangguhnya?

"Ayah! Ibu! Arjuna! Dewa! Assalamualaikum!"

Suara itu membuatnya bergegas untuk menghampiri tamunya itu.

"Ayah sama Bunda ke mana?" tanyanya.

Mereka dibuat melongo dengan pertanyaan kampret yang terlontar dari remaja laki-laki di depan mereka ini. Apa laki-laki ini tidak mendengar ucapan salamnya tadi? Apa suaranya kurang keras? Masa sih?

Radyan Arjuna ✔Where stories live. Discover now