R. A. 45

1.6K 83 8
                                    

Kita masih tarik mundur dulu yaaa... xixixi

So, Happy Reading!

🌻🌻🌻🌻

Tempat yang lebih dikenal dengan kantin ini sudah dipenuhi oleh siswi untuk mengisi perut mereka, bergosip ria, dan karena most wanted sekolah mereka yang tak lain dan tak bukan adalah Arjuna, Bima dan Guntur.

Ketiganya tidak banyak tingkah seperti sebelumnya! Ralat! Hanya Bima dan Guntur karena Arjuna selalu duduk anteng bermain game online. Mereka sedang menikmati makan siang dengan hikmad.

Sejak tadi getaran handphone berlogo apel milik Arjuna terus saja mengganggu ritual makan mereka. Bima berdecak kesal karena Arjuna tak kunjung menerima panggilan.

"Angkat napa sih, Ar? Ganggu orang makan aja," ujar Bima menatap Arjuna kesal.

"Kali aja penting, Ar. Angkat dulu gih!" ujar Guntur.

Arjuna menghentikan ritual makannya lalu meraih hanphone keluaran terbaru di sampingnya. Kerutan didahinya terlihat saat nomor asing tertera di layar handphonenya. Ia semakin kesal saat nomor yang sama terus menghubunginya.

Arjuna menggeser icon berwarna hijau lalu mendekatkan ke gagang telinganya. Seingatnya Arjuna tidak pernah memberikan nomornya ke sembarang orang. Hanya orang tertentu saja yang memiliki nomornya.

"Hai, apa kabar?"

Degh!

Suara itu, tidak mungkin! Arjuna kembali mengecek handponennya untuk memastikan bahwa telinganya tidak salah dengar dan orang yang menyapanya di ujung sana benar dirinya.

"Radyan?"

"Ya."

"I am back,"

"Are you kidding me?" tanya Arjuna.

Guntur dan Bima saling bertatapan satu sama lain. Mereka mulai penasaran dengan siapa Arjuna berbicara? Pasalnya wajah Arjuna terlihat tidak santai seperti biasanya.

"I'm not kidding, I'm waiting at the airport now!"

Sambungan terputus secara sepihak. Arjuna menatap layar handphonenya lalu tersenyum tipis. Meski hanya sebentar tapi suara gaduh mulai terdengar kembali. Ketampanan Arjuna bertambah saat tersenyum.

"Oh my god! Arjuna ganteng banget!"

"Astaga gue diabet!"

"Gak kuat! Arjuna kalau senyum gantengnya kelewatan!"

"Makin gans deh kalau senyum!"

"Sering-sering senyum dong!"

Ingin rasanya Bima dan Guntur menyumpal mulut mereka dengan kain pel. Mereka sangat mengganggu.

"Kenapa lo? Kesambet setan apaan?" tanya Bima.

"Bangsat!"

"Santai, Pak Bos. Kita berdua penasaran, lagian tumben-tumbenan selesai telfon muka lo langsung sumringah gitu," ujar Guntur.

"Gue duluan," ujar Arjuna beranjak dari duduknya.

"Eits! Tunggu dulu, lo mau ke mana?" tanya Bima menahan Arjuna.

"Bandara, puas?" ujar Arjuna sebelum meninggalkan kantin.

Wow! Rasanya Arjuna masih belum percaya dengan semua ini. Langkahnya Ia percepat bahkan berlari agar cepat menemui seseorang di bandara. Namun, tanpa sengaja Arjuna bertemu dengan Litha, Raisa dan Anjani. Hanya beberapa detik saja tatapan mereka bertemu karena Arjuna tidak ingin seseorang menunggunya terlalu lama.

Radyan Arjuna ✔Where stories live. Discover now