R. A. 07

3.4K 180 8
                                    

Selamat membaca!
Vote dan comment kalian adalah penyemangatku^^

Bel pulang sekolah berbunyi tiga puluh menit yang lalu. Namun, hingga saat ini tidak ada satu pun angkot yang lewat. Ia mengeluarkan jam tangan yang sengaja Ia lepas dari saku.

Hari sudah semakin sore, pekerjaan paruh waktunya sudah menunggu. Lima belas menit lagi Ia harus sampai ke tempat kerjanya. Tidak ada pilihan lain, Ia berjalan di trotoan dan sesekali berlari untuk mempersingkat waktunya.


Jalanan sore ini cukup ramai di penuhi kendaraan arus balik. Ia berhenti sejenak untuk mengambil napas lalu kembali berlari. Jarak tempat kerjanya tidak terlalu jauh dari sekolah, hanya membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit jika menggunakan sepeda.

Sialnya ban sepedanya bocor pagi tadi, Ia harus siap mendengar kemarahan bosnya saat mereka bertemu nanti. Bosnya sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, jika salah satu karyawannya telat Ia tidak segan untuk memberi jatah lembur sebagai hukuman. Jangan lupakan potong gaji yang menjadi andalan para bos pada umumnya.

Benar saja, baru dua langkah memasuki rumah makan ini suara seseorang mengejutkannya. Siapa lagi jika bukan bosnya yang memanggilnya. Ia bergegas menghampiri pria yang sudah berkepala empat di dalam ruangan.

"Assalamualaikum, Pak Bos,"

"Waalaikumsalam, masuk,"

"Pak bos manggil saya?" tanyanya.

"Potong gaji lagi, Pak?" tanyanya lagi.

"Sesuai aturan, Litha," jawabnya.

"Ban sepeda saya tadi bocor, Pak. Jadi saya tel-"

"Silahkan keluar!"

Litha keluar dari ruangan bosnya lalu bergegas mengganti pakaiannya dengan seragam kerjanya. Selalu saja begini saat Ia telat, potong gaji dan lebur. Mengapa tidak salah satu saja agar lebih ringan?

Suasana rumah makan ini sangat ramai jika menjelang malam, saat jam makan siang dan saat malam minggu tiba. Bedanya malam minggu di penuhi kalangan remaja. Bahkan tutup hingga menjelang tengah malam karena saking banyaknya pengunjung.

"Lembur satu jam kata Pak Bos," ujar salah satu senior cewek di tempatnya kerja.

"Sejam lagi juga tutup kenapa gak sekalian aja sih, Mbak?" tanya Litha pada seniornya yang bernama Dela.

"Tanya aja sama Pak Bos. Lagian kamu telat hampir setengah jam," ujar Dela.

"Iya sih, Mbak. Udah terlanjur juga mau gimana lagi," ujar Litha memasukan seragamnya ke loker.

"Sepeda kamu ke mana? Kok gak ada?" tanya Dela.

"Bocor, mbak makanya tadi aku telat," ujar Litha.

"Oalah, pantes gak ada. Ya udah yuk nanti Pak Bos marah lagi sama kita." ujar Dela berjalan mendahului Litha.

Sementara itu, seseorang baru saja memarkirkan motornya di pekarangan rumah megah milik keluarganya. Ia membuka pintu rumah yang di dominasi warna putih lalu bergegas menaiki tangga.

Langkahnya Ia hentikan saat mendapati sang adik yang duduk di tangga sambil bermain game online. Bukannya mereka akan datang lagi bulan depan? Tapi rumah ini masih saja sepi dan tidak menunjukan adanya orang tuanya.

Radyan Arjuna ✔Where stories live. Discover now