Epilog

2.3K 63 7
                                    

Siapa nih yang nungguin Radyan Arjuna up lagi?

Kemarin-kemarin sih banyak yang nanyain, kapan up-nya? Ayo kak up lagi! Bahkan banyak yang ngasih semangat buat aku xixixi. Duh terharu aku.

Jujur, aku terlalu sibuk dengan kerjaan dan lainnya sampai lupa gimana dulunya aku cinta banget sama Radyan Arjuna.

Rasanya sayang banget kalau gak aku up, ya emang lama sih, maaf ya.

Makasih ya kalian udah sempetin baca cerita maenstream ini wkwk!

***

Dia bukan sepenuhnya laki-laki baik, dia juga bukan laki-laki sempurna, dia hanya laki-laki bertanggungjawab dengan apa yang telah Ia perbuat. Kehadirannya mungkin banyak mengancam ketenaran kelompok tertentu. Tapi percayalah, dia tidak gila akan kekuasaan.

Dia laki-laki yang banyak diminati oleh gadis mulai dari seusianya, di bawah bahkan di atasnya karena kesehatan materi, fisik, dan kemahirannya dalam mengelola suatu perusahaan diusia yang masih muda. Namun, tidak ada yang berhasil menggerakkan hati dari laki-laki itu.

Terdapat sebuah kisah dibalik wajah sangarnya, dia selalu mendapatkan apa yang Ia inginkan, dan dia berhasil meraihnya. Namun, dibalik itu semua dia memiliki luka yang serius. Entah sampai kapan dia terus bertahan dengan keadaannya sekarang.

Seorang gadis berdiri menatap laki-laki yang berbaring lemah, sekujur tubuhnya ditempeli oleh benda-benda medis lainnya. Di depan matanya ia melihat laki-laki itu rela mengorbankan tubuhnya tertembak beberapa kali hanya untuk melindunginya.

Air mata pun tak tertahankan hingga saat ini. Hatinya hancur, dadanya masih terasa sesak dan penuh, Ia masih tidak percaya dengan semuanya. Keadaannya pun sudah berantakan, baju kusut, rambut tak beraturan, kedua matanya membengkak. Namun, Ia enggan meninggalkan tempat itu.

Sentuhan pada pundaknya membuat gadis itu menatap sang pelaku dan tidak membutuhkan waktu lama Ia memeluk erat tubuh tegap itu. Lagi-lagi tangisnya pecah dan memilukan. Dia tahu, kondisi gadis ini tidak baik-baik saja dan banyak orang merasakan hal yang sama.

"Stop crying, dia gak selemah itu. Dia pemimpin Deforters, dia bakal bangun, Tha," ujarnya.

"Gue tau dia gak lemah, tapi ini udah satu minggu, Bim! Dan Arjuna belum juga siuman," ungkapnya.

"Lo percaya kan keajaiban Tuhan itu ada,"

"Gue takut, Bim. Gue takut Arjuna ninggalin gue," ujar Litha.

"Tha, Arjuna gak bakal ninggalin kita secepat itu. Mendingan sekarang gue anter lo pulang, lo butuh istirahat, biar gue sama Guntur yang jagain Arjuna. Om Ardi, Tante Rina gak bisa dateng malam ini dan lo gak perlu khawatir Kak Keyla bakal ikut jagain Arjuna kok," bujuk Bima.

"Ta-tapi, Bim?"

"Lo perlu istirahat, Tha. Arjuna juga bakal marah kalau lo kayak gini," sahut Guntur dari belakang.

"Anterin Litha pulang, Bim. Biar gue yang jaga Arjuna sama anak-anak," lanjutnya.

"Ayo, Tha,"

Litha mengangguk pasrah. Mereka pun meninggalkan rumah sakit. Sepeninggalan Bima dan Litha, Guntur memutuskan untuk masuk ke ruangan di mana Arjuna di rawat. Di sana hanya terdengar mesin EKG yang mendominasi. Guntur membuang napas kasar dan mengacak rambutnya.

Orang yang telah menjadi pelaku sudah berada di jeruji besi. Ya, mana mungkin keluarga Margana membiarkannya berkeliaran bebas sementara Arjuna hampir kehilangan nyawa.  Biarlah mereka mendapatkan ganjarannya dan merenungi hidup di penjara.

Radyan Arjuna ✔Where stories live. Discover now