R. A. 72

1.6K 121 20
                                    

Selamat menikmati hari libur nasional!

Ada cerita baru nih setelah Radyan Arjuna ending dan gak kalah serunya sama cerita ini.

Cerita anak SMA udah banyak 'kan?

Nah! Kali ini aku bakal ngangkat cerita dari anak SMK wkwk.

Semoga suka yak!

Happy reading!


Hari berjalan begitu cepat, tanpa disadari kini mereka sudah dihadapkan dengan soal ujian nasional. Inilah babak terakhir bagi kelas dua belas setelah tiga tahun memperdalam materi. Setelah ini, mereka akan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi yakni masuk ke kampus impian dan mencapai cita-cita mereka.

Rasanya Ia tidak rela harus meninggalkan sekolah ini karena terlalu banyak kenangan yang tersimpan. Apalagi kenangan bersamanya. Mengingat kenangan mereka membuatnya kembali murung.

Setengah jiwanya seakan menghilang. Kosong, dunianya seakan tak berarti lagi. Hanya ada tangis penyesalan disetiap malamnya. Semua orang berhak mendapatkan maaf, tapi tidak bisa mengembalikan hati yang sudah terlanjur kecewa. Kalimat itu terus terngiang diotaknya.

Hidupnya memang kembali seperti awal, tidak ada tekanan dari keluarganya atau pun merasa hidupnya berada ditangan seseorang. Namun, hatinya selalu memberontak. Seharusnya Ia merasa bebas tapi nyatanya Ia malah terjerumus oleh rasa yang hadir tanpa Ia sadari.

Setelah kejadian di perpustakaan waktu itu, Ia sama sekali tidak melihat batang hidung cowok berwajah sangar itu. Entah ke mana perginya? Kedua sahabat cowok itu pun seakan sengaja tidak mengatakan sepatah kata. Lagi pula apa hubungannya dengan dirinya? Hubungan mereka sudah berakhir. Sudah sepantasnya mereka bungkam.

Saat dirinya dan kedua sahabatnya melewati parkiran, Ia hanya melihat dua motor saja. Sedangkan motor itu tidak ada, saat berpapasan dengan Bima dan Guntur mereka hanya menyapanya lalu pergi. Dimana Arjuna? Apa dia baik-baik saja?

"Tha?"

"Iya, Kenapa, Sa?" tanya Litha pada Raisa.

"Makan, Tha. Jangan ngelamun terus," ujar Raisa.

"Emang ngelamun bisa bikin perut lo kenyang?" tanya Anjani jengah.

Saat ini mereka tengah berada di caffe untuk menghibur Litha tentunya. Namun, sejak menginjakan kaki di tempat ini Litha terus saja melamun. Tak sekali dua kali mereka menegurnya tapi Litha terus mengulanginya bahkan hingga pesanan mereka datang sekali pun.

Mereka tahu Litha masih merasa bersalah pada Arjuna hingga membuat gadis berparas ayu itu terpuruk. Cinta memang sekuat itu. Namun, terlarut dalam rasa bersalah tidaklah baik. Ada saatnya Litha lepas walaupun hanya sebentar. Mereka khawatir tentang kondisi Litha. Lihat saja tubuhnya semakin hari semakin kurus memikirkan Arjuna.

Mereka cukup merasa geram dengan Arjuna. Cowok itu seakan benar-benar tidak peduli dan terlihat tenang-tenang saja. Mereka juga tahu jika tidak hanya Litha melainkan Arjuna juga ikut tersakiti. Namun, apa Arjuna tidak bisa mengerti keadaan Litha saat itu? Tidak punya hati!

Litha hanya tersenyum menanggapi ucapan Anjani. Ia merasa bersalah karena sibuk memikirkan Arjuna padahal Anjani dan Raisa sudah berusaha untuk menghiburnya. Seharusnya Ia bisa melupakan masalahnya dengan Arjuna meski hanya sesaat, setidaknya saat bersama mereka berdua.

"Maaf," ujar Litha.

"Gak sekali dua kali lo kaya gini, ayolah, Tha. Kita disini buat lo," ujar Anjani kesal.

Radyan Arjuna ✔Where stories live. Discover now