[20] Blue and Grey

1.6K 223 136
                                    







***Selamat Membaca***






Taehyung berjalan lunglai memasuki pekarangan rumahnya. Teras yang tampak gelap dari arah luar, menyambut kedatangannya. Itu terlihat sangat kontras dengan lampu jalan yang menyala terang di bagian seberang dan sekitarnya.

Pikiran Taehyung sedang  kacau saat ini.

Ruwet.

Hatinya pun hancur. Rasa sakitnya tercampur sudah dengan semua rasa lelah dan frustasi yang di terimanya seharian ini.

Tubuhnya jatuh merosot di depan pintu. Tas ransel yang pagi tadi dia bawa kuliah, teronggok di halaman dekat pagar. Benda itu seolah ingin cepat-cepat melepaskan diri dari pundaknya.

Taehyung tak berniat mengambil, ataupun menyeret benda itu agar ikut terduduk di sisi tubuhnya.

Biarlah seperti itu! Pasrahnya.

Dia meringkuk seperti janin. Kepalanya terkulai lemas pada dinding keramik di bawah kaca teras.

Dia tak menghiraukan sedikit pun kegelapan yang menemaninya saat ini. Toh tidak ada yang peduli dengannya. Tidak akan ada orang yang curiga atau menanyakan penyebab mati lampu di rumahnya malam ini.

Biarkan seperti itu.

Setidaknya sampai pikirannya kembali waras dan siap bertarung kembali dengan kenyataan hidup.

"Taetae..."

Kedua manik matanya yang semula terpejam mendadak terbuka ketika mendengar gumaman rendah itu.

"Taetae ... ayo pulang...."

Suara itu mengalun lebih jelas.

Taehyung memicingkan kedua matanya kala samar-samar menangkap bayangan Seokjin yang berdiri di depan pagar rumahnya.

Lampu jalan yang menyala terang di seberang, cukup menjawab rasa ingin tahunya.

Itu adik angkatnya. Berdiri dengan gelisah sembari meremas terali besi pagar rumahnya. Kepalanya terus menengok ke kanan dan kiri. Menyapu pandang jalanan di hadapannya sambil menggumamkan nama Kakak angkatnya berulang kali.

Taehyung masih mematung di depan pintu. Sedikit heran kenapa adiknya tidak langsung memasuki rumah dan menemuinya.

Apakah kegelapan ini membuatnya takut?

Taehyung berjalan dua langkah lebih dekat ke arah Seokjin.

"Jinjin...." Panggilnya lirih.

Adik angkatnya menoleh, kedua matanya melebar, terkejut akan kehadiran Taehyung yang tiba-tiba muncul di sana.

Tak butuh waktu lama, tubuh sang Adik telah masuk dalam rengkuhannya.

"Taetae ... kenapa pergi lama? Jinjin mencarimu sampai jauh." Lontar si manis setelah menerjang tubuh Kakaknya dengan pelukan.

Taehyung membalas pelukan itu lebih erat. Jeratan kencang di dadanya seolah melonggar karena kehadiran Seokjin.

Taehyung melepas pelukan itu. Di tengah gelapnya pelataran rumahnya malam ini, kedua netranya masih bisa menatap jelas wajah Seokjin yang diliputi kegelisahan.

Taehyung memajukan wajahnya perlahan. Memberi sedikit afeksi hanya untuk memberi ketenangan guna mengusir rasa gelisah tersebut.

Bibir tipisnya berlabuh di kening dingin Seokjin beberapa saat. Menekannya lebih dalam, seolah memberi obat penenang pada diri sang Adik.

GULAKU [TAEJIN]Where stories live. Discover now