[43] Where is my angel?

578 84 22
                                    









***Selamat Membaca***











Taehyung yang baru memejamkan mata lima menit yang lalu, terpaksa terusik dengan suara hentakan sepatu yang berasal dari pagar depan rumahnya. Dia yang kini sedang menikmati waktu senggang sorenya tanpa tugas kuliah, justru tergganggu dengan kehadiran si manis dengan wajah cemberutnya.

"Hei, what's wrong? Aku membelikan sepatu mahal itu agar bisa lebih awet saat kau pakai. Kalau kau berjalan menyeruduk seperti banteng begitu, tak sampai sebulan sepatu itu akan berlubang. Tidak bisakah kau berhemat?" omel Taehyung.

Seokjin yang merasa suntuk, semakin marah dengan omelan itu. Bukannya sambutan manis dan hangat, tapi justru omelan yang dia terima. Pada akhirnya, dia melepas ransel dari punggungnya lalu melemparkannya tepat ke wajah Taehyung tanpa manusiawi. Dengan raut wajah kesal dia mendudukkan bokongnya di kursi sebelah Taehyung.

Taehyung menyingkirkan ransel itu dari wajahnya. Beruntung tas itu hanya berisi dompet. Jika lebih dari itu, dia pasti akan mengusir Seokjin dari rumah saat itu juga.

"Kau dipecat? Aku yakin pasti begitu. Sekarang apa lagi yang kau perbuat? Apa kau menumpahkan kuah ramen pada baju pelanggan?" tebak Taehyung secara random, mengingat Seokjin memang belum lama bekerja di kedai mie.

"Apa Jinjin terlihat seperti anak kecil?" Seokjin justru balik melempar tanya.

"Apa kau baru sadar? Apa kau tertidur selama ini? Kau itu anak-anak yang terjebak dalam tubuh orang dewasa," goda Taehyung.

Jawaban itu membuat wajah Seokjin semakin tertekuk. Kedua mata jernihnya mulai berkaca-kaca. Bersiap untuk menangis.

"Ya ya ya ... kenapa murung begitu? Apa secepat itu kau marah dengan candaanku?" seru Taehyung sedikit panik. Pasalnya, Seokjin susah-susah gampang untuk dibujuk jika sudah merajuk.

"Kak Joonjoon bilang Jinjin seperti anak kecil. Jadi tidak boleh memiliki kekasih. Jinjin sudah bekerja dan bisa mencari uang, Taetae. Jinjin juga sudah bisa berciuman, kan? Pokoknya Jinjin bukan anak kecil! Jinjin adalah pria dewasa yang tampan dan manis!"

Taehyung melongo mendengar cerita sepele tapi unik tersebut.

Dasar si tiang listrik. Punya mulut selalu tidak bisa direm. Bicara seenak jidat tanpa tahu kapasitas otak orang yang dia ajak bicara," batin Taehyung.

"Sudah, jangan menangis. Kau tahu kan kalau si Namjoon itu memang cerewet? Jangan percaya dengan omong kosongnya. Mana ada anak kecil yang sebesar dan setinggi dirimu?" hibur Taehyung.

Si manis mengangguk pelan dengan air mata yang mulai mengalir. "Jinjin bukan anak kecil. Jinjin sudah punya kekasih," kukuhnya.

"Kau sudah punya kekasih? Siapa?"

"Taetae!" jawab si manis cepat.

"Aku? Sejak kapan?" goda Taehyung.

Si manis yang kesal, sontak melepas kedua sepatunya dan melemparkannya ke arah Taehyung. Pria itu terbahak keras. Senang sekali menggoda si manis.

"Taetae jahat!" teriak Seokjin dengan tangisan yang bertambah kencang.

Taehyung menghentikan tawanya lalu mendekati si manis. "Mau sebuah pelukan dariku?" tawarnya lembut.

Seokjin sontak memalingkan wajahnya. Memasang sikap sombong dan tak memperdulikan tawaran itu.

"Baiklah jika kau tidak mau. Aku lapar, mau makan," Taehyung berujar santai lalu membalikkan tubuhnya, hendak melenggang masuk menuju dapur.

GULAKU [TAEJIN]Where stories live. Discover now