[8] Kejutan Kecil

1.8K 275 171
                                    








***Selamat Membaca***







"Celup ... putar-putar ... bilas ..." Gumam Seokjin dengan riang dalam aktivitas mencuci piringnya.

Selama tiga hari tinggal di rumah Taehyung, dirinya sudah belajar beberapa hal. Nyonya Kim mengajarinya hal-hal ringan dan mudah untuk dikerjakan.

Seperti menata tempat tidur, meletakkan baju kotor pada keranjang cucian, menjemur baju dan juga mencuci piring.

Hari pertama dia mencuci piring, Nyonya Kim harus merelakan dua gelas dan satu piringnya melayang, karena tidak disengaja dipecahkan oleh si manis. Makian dan amukan dari Taehyung mau tak mau terlontar dengan pedasnya. Dan Seokjin hanya bisa menunduk dengan wajah cemberut sambil memegangi kedua telinganya.

Dia menirukan tingkah Beom Bom kecil sewaktu dimarahi oleh Ibunya.

Beom Bom kecil juga pernah bilang, jika Ibu dan Ayah marah, kita harus diam. Setelah itu, ucapkan maaf dan beri sebuah pelukan.

Seokjin senang, karena hal itu juga terbukti berhasil ketika dia melakukannya pada Taehyung.

Beom Bom besarnya langsung diam dan berhenti marah. Terlebih saat dirinya menambahkan sebuah kecupan di pipi.

Seokjin sekarang mengerti. Bahwa pelukan dan kecupan pipi, bisa menghilangkan rasa marah seseorang. Dan dirinya akan melakukan itu, jika Taehyung marah lagi nantinya.

"Celup ... putar-putar ... bilas ..."

Seokjin kembali meraih sebuah piring kotor lalu menggumamkan mantra ajaibnya sekali lagi. Begitu seterusnya hingga semua peralatan makan selesai dicuci.

"Hei, Jinjin. Cuci juga milikku." Taehyung menyodorkan piring dan gelas kotornya ke arah Seokjin.

"O-o-oke ... No ... no apem." Sahut Seokjin dengan wajah cerah ceria.

"Bukan apem, tapi problem. No pro-blem!" Balas Taehyung.

"No poblem" Ucap Seokjin.

"Dasar bodoh! Terserah kau sajalah. Tolong cuci tanganku!" Seru Taehyung dengan ketus. Kedua tangannya tersodor lurus ke arah Seokjin.

"Celup ... putar-putar ... bilas ..." Seokjin memperlakukan hal yang sama pada tangan Taehyung seperti saat dia mencuci piring.

"Sudah ... Taetae ..." Seokjin menoleh ke arah Taehyung dengan senyuman manisnya.

"Hum." Jawab Taehyung dengan irit. Dia menarik selembar tisu di atas konter dapur guna mengeringkan kedua tangannya.

"Kenapa melihatku seperti itu? Apa kau tidak pernah melihat pria tampan?" Sembur Taehyung saat mendapati Seokjin yang terus menatapnya tanpa berkedip.

"Eh?"

Taehyung terkesiap saat jemari tangan Seokjin tiba-tiba menyentuh bibir bawahnya. Mengelusnya pelan dan sedikit memberi penekanan.

Ada yang berdesir. Tapi bukan pasir di padang tandus.

"Nasi ..." Gumam Seokjin. Dia memperlihatkan dua butir nasi ke arah Taehyung.

"Jangan mencuri kesempatan untuk menyentuhku ya? Awas saja kalau kau diam-diam menyentuh tubuhku lagi. Ku usir kau dari sini! Paham?" Sembur Taehyung yang berusaha mengusir ketegangan yang sekilas hadir menyerang hatinya.

Seokjin tersenyum lebar. Menampakkan deretan giginya yang putih dan rapi.

"Apa senyum-senyum? Apa kau kira, kau itu manis? Kau itu sudah dewasa. Bukan bo-..."

GULAKU [TAEJIN]Where stories live. Discover now