[26] Biarkan hati bicara

1.3K 206 162
                                    







***Selamat Membaca***







"Kau bisa menggunakan piyama milikku. Ini ukuran paling besar yang aku punya."

Jimin meletakkan satu set piyama berwarna biru bermotif kucing, di atas ranjang. Dia buru-buru memalingkan muka dan membalikkan tubuhnya saat menyadari bahwa Jungkook hanya mengenakan selembar handuk yang melekat di pinggangnya.

Jimin merutuk di dalam hati karena ulah tamu dadakannya yang tidak tahu diri tersebut. Buka baju seenak jidat, mandi sepuasnya sambil bernyanyi tak jelas, dan lebih parahnya adalah menyuruhnya menyiapkan baju ganti yang baunya masih wangi pelembut pakaian.

Kau pikir aku pembantumu. Dasar tamu menyebalkan!

Batin Jimin, yang dongkol setengah mati.

"Apa kita akan tidur bersama malam ini?" Tanya Jungkook sembari membuka kaitan kancing piyama tersebut.

Jimin berdecak. "Kami bukan keturunan keluarga kaya, Tuan Jeon. Tidak ada kamar tamu di sini. Sebenarnya, sejak awal aku ingin mengusirmu dari rumah ini. Tapi dengan alasan kemanusiaan, terpaksa aku mengijinkanmu tetap tinggal."

Jimin terlonjak kaget kala sebuah handuk basah mendarat dan menutupi seluruh kepalanya.

"Yaakkk, Jeon Jungkook!!! Mengapa kau telanjang di kamarku? Cepat pakai pakaianmu. Apa-apaan kau ini? Dasar buaya!" Omel Jimin dengan wajah memerah.

Jungkook menyeringai. Piyama berlengan pendek itu telah menyatu di tubuhnya. Dia berjalan pelan mendekati Jimin. Berniat sedikit menggodanya.

Jimin kembali terlonjak. Bagaiman tidak? Jungkook memeluknya dari belakang tiba-tiba. Spontan dia memejamkan mata rapat-rapat, karena masih mengira bahwa Jungkook belum sempat berpakaian.

"Tak ada sehelai benangpun di tubuhku. Jika kau berani berbalik, aku yakin kau akan pingsan dan mimisan. Kau tahu ... tubuhku ini sangat kekar dan berotot. Apa kau ingin menyentuhnya, sayang?" Bisik Jungkook dengan sensual di belakang telinga Jimin.

"JEON JUNGKOOK!!! JANGAN COBA-COBA MENGGODAKU!!! CEPAT MENYINGKIR DAN PAKAI BAJUMU!" Teriak Jimin sambil menghentakkan kakinya. Merasa kesal akan ulah Jungkook yang tak tahu diri. Dirinya bahkan belum berani membuka mata.

Jungkook setengah mati menahan tawa. Tidak menyangka jika rubah nakalnya, bisa sepolos ini dan sangat mudah ditipu.

Jungkook semakin berulah. Dia meniup pelan cuping telinga kanan Jimin yang memerah. Tak sampai di situ, jemari tangan kirinya juga ikut berbuat iseng dengan mengelus dan membuat pola melingkar di atas perut Jimin. Pria manis dengan senyum menawan itu, matian-matian menahan rasa geli. Jungkook tersenyum puas.

"Berikan aku sebuah ciuman basah di bibir selama satu menit, maka aku akan melepas pelukan ini." Bisik Jungkook setelah mengecup dan meremas pelan bahu sempit Jimin.

"Apa kau sudah gila?!" Teriak Jimin frustasi. "Dasar buaya mesum! Cepat lepaskan aku!" Rontanya.

"Berikan aku ciumannya dulu, sayang. Aku ingin merasakan bibir manismu."

"Aku tidak sudi! Dasar buaya gila!" Tolak Jimin mentah-mentah.

Jungkook kembali mengeratkan pelukan yang melonggar tersebut. Sedangkan Jimin dengan susah payah menahan gejolak di dadanya.

"Kalau begitu ... aku akan terus memelukmu seperti ini. Apa kau bisa merasakannya, sayang?"

"Merasakan apa?"

"Sesuatu..."

"Sesuatu apa maksudmu?"

"Getaran cintaku padamu."

GULAKU [TAEJIN]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt