[5] Pertemuan Pertama

1.9K 290 212
                                    









**Selamat Membaca**









Neom Nom tidak suka tempat ini. Semua orang jahat dan kasar. Dia ingin segera bertemu Beomgyu, Ayah dan Ibunya.

"Beomgyu ... Ayah ... Ibu ... hiks ... hiks ... pulang ... Neom Nom mau pulang ... hiks ... hiks ..." Rintihnya sembari memeluk lutut.

Di tengah hiruk pikuk jalanan kota Daegu, Neom Nom menangis karena rasa takut dan rasa lapar yang kini mulai menyerangnya.

Dia tidak tahu sekarang dirinya berada dimana. Bahkan tidak ada seorang pun yang dikenalnya. Semua suasana itu, baru pertama kali dia rasakan.

Namun, di tengah keputusasaannya, siapa sangka jika ada beberapa orang di sana yang sudi melemparkan beberapa lembar uang receh ke arahnya. Mengira dirinya adalah seorang pengemis jalanan yang biasa lalu lalang di sekitar tempat itu.

Neom Nom pun menghentikan tangisannya. Dia mengusap kasar air mata di pipinya. Mengamati lekat-lekat beberapa lembar kertas kecil bergambar, yang berada di dekat kakinya.

Neom Nom tak tahu apa nama benda yang kini dia pegang itu. Beomgyu tidak pernah menunjukkan benda itu padanya.

Dua orang wanita tua, melempar tiga lembar uang ke arahnya. Neom Nom menangkapnya. Uang di tangannya kini cukup banyak.

Jika saja Neom Nom mengerti, sebenarnya uang itu lebih dari cukup untuk membeli makanan dan minuman untuknya. Namun, Neom Nom hanyalah pemuda tak tahu apa-apa yang muncul dari dalam hutan. Dia tidak paham apa kegunaan uang tersebut.

Neom Nom menempelkan uang kertas itu ke hidungnya, dan menciumnya sekilas.

Baunya aneh.

"Makan ..." Gumamnya lemah sambil memegangi perutnya yang melilit.

Dia menggigit uang kertas tersebut beberapa saat, lalu melepasnya. Dia mengira uang itu adalah sebuah makanan.

Neom Nom bangkit berdiri. Dia berjalan menuju sebuah kedai yang menjual makanan ringan. Berniat meminta sedikit makanan untuk mengisi perutnya yang kelaparan.

Ada seorang kakek di hadapannya yang memegang lembaran uang kertas seperti dirinya. Kakek tersebut menyerahkan uang yang dimilikinya, lalu dia mendapatkan sebuah bungkusan besar berisi makanan.

Neom Nom mengikutinya.

"Hai, Nak. Apa yang ingin kau pesan?" Tanya sang penjual.

"Makan ... Mau makan ..." Jawab Neom Nom sambil menyerahkan uang di tangannya.

"Kau ingin pesan apa?" Tanya si penjual setelah menerima uang Neom Nom.

"Ada roti bakar, kentang goreng, roti isi, ayam kecap, nasi goreng, dan mie pangsit. Kau ingin yang mana?"

Neom Nom mengamati semua makanan yang tersaji di hadapannya. Beberapa kali dia menelan air liurnya untuk menahan lapar.

"Nak, kau ingin makan apa?" Tanya penjual tersebut dengan sabar.

"Makan ... Neom Nom mau makan ... Makan ..." Jawabnya lagi.

Melihat keanehan itu, sang penjual akhirnya mengangguk dan segera memasukkan beberapa makanan ke dalam kantong plastik.

"Nah, makanlah. Aku menambahkan ekstra roti isi dan sebotol air mineral. Nikmati makananmu." Ujar penjual dengan ramah.

Wajah Neom Nom berbinar. Dia menerima pemberian itu dengan senang hati.

"Terima kasih ... Ibu ..." Serunya. Wanita penjual itu tersenyum lebar dan mengangguk.

Neom Nom berjalan sedikit menjauh dari kerumunan dan orang-orang yang berlalu lalang. Dia ingin mencari tempat yang sepi, sehingga dapat menikmati makanannya.

GULAKU [TAEJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang