[34] Aku memilihmu

771 128 71
                                    










***Selamat Membaca***









"Jinjin, sebenarnya ... aku masih mencintai Jimin."

"Hum?"

Taehyung menghela napasnya lalu menyingkirkan sejenak nampan makan siangnya ke atas meja belajar. Dia kembali ke ranjang seraya menarik Seokjin dalam dekapannya.

"Dengarkan apa yang aku katakan dan ungkapkan pendapatmu tentang ini."

"Maksut Taetae apa?'

"Shht! Dengarkan dulu dan tutup mulut sampai aku selesai bicara," tegas Taehyung dengan jari telunjuk yang menempel pada bilah bibir si manis. Seokjin mengangguk mengerti.

"Jinjin, kita adalah kakak dan adik. Dan seharusnya kakak beradik tidak boleh menjadi sepasang kekasih. Namun, karena kita bukanlah saudara kandung, kita tetap bisa menjalaninya. Meskipun hubungan kita ini termasuk hubungan tak biasa." Taehyung melirik ke arah Seokjin sejenak. Pria manis itu benar-benar memperhatikan ucapan Taehyung dengan raut wajah serius.

"Sebelum kau datang, aku dan Jimin adalah sepasang kekasih. Namun, karena kesalahapahaman yang tidak disengaja melibatkan dirimu, hubungan kami pun putus. Di sisi lain, aku juga begitu tertarik padamu. Kau sangat polos, manis dan sangat indah." Taehyung meraba bilah bibir Seokjin yang halus dan merah alami.

"Dan bilah ranum inilah yang membuatku terpikat, saat bibir kita tidak sengaja bertemu. Seharusnya aku tidak melakukan itu padamu. Namun entah kenapa aku tidak bisa berhenti. Pelukanmu, ciumanmu, dan sifat manjamu selalu membuatku bahagia, hingga berhasil membuatku lupa bahwa Jimin adalah kekasihku." Taehyung tersenyum dan mengecup kedua kelopak mata si manis, kala pria itu mengerjapkan kedua matanya dengan imut.

"Ini semua kebodohanku, Jin. Seharusnya aku tidak membawamu ke dalam hubungan ini. Seharusnya aku lebih dulu menyelesaikan masalah ini dengan Jimin dan menata hatiku. Kini, Jimin terluka karena aku tidak jujur kepadanya. Dia pasti merasa dikhianati. Di sisi lain, aku juga berbohong padamu. Aku telah menyakiti hati kalian berdua."

"Jinjin tidak terluka, Taetae," potong Seokjin. "Jinjin baik dan sangat senang hari ini."

Taehyung tidak bisa menahan senyumnya. Sang Ibu benar, pria semurni Seokjin seharusnya tidak dia rusak. Seokjin tidak memahami apapun. Dia hanya melakukan apa yang orang terdekatnya ajarkan. Sudah cukup sampai di sini! Seokjin adalah tanggung jawabnya sekarang.

"Jinjin, kemarin saat Jimin bersama pria lain, aku merasa marah dan cemburu. Aku sadar bahwa aku masih punya perasaan cinta untuknya," ungkap Taehyung dengan jujur.

"Apa Taetae akan kembali bersama Kak Jimjim? Taetae akan pergi meninggalkan Jinjin dan Ibu?" tanya si manis dengan wajah sendu.

Taehyung menggeleng cepat. "Aku tidak mungkin meninggalkan kalian berdua."

"Taetae mencintai Jinjin atau Kak Jimjim?" tanya Seokjin ingin tahu.

Taehyung sedikit menegakkan tubuhnya. Kedua tangannya menangkup wajah si manis. "Jujur, aku mencintai kalian berdua. Namun, aku tidak mungkin kembali bersama Jimin. Aku bukanlah pria yang pantas untuknya. Jimin berhak mendapat yang terbaik, sayang."

"Taetae ... memilih Jinjin?" Seokjin menatap lekat wajah Taehyung dengan penuh harap.

Taehyung tersenyum dan mengangguk. "Itupun jika kau masih menerimaku, sayang. Sama seperti halnya Jimin, kau pun berhak mendapatkan pasangan terbaik."

"Jinjin hanya mau Taetae. Kita adalah kekasih. Taetae segalanya untuk Jinjin," ucap si manis dengan tulus sebelum mendekap tubuh Taehyung lebih erat.

"Kau tetap mencintaiku?"

GULAKU [TAEJIN]Where stories live. Discover now