[11] Gelora Asmara

2K 267 178
                                    







***Selamat Membaca***







Maaf, aku ada urusan mendadak Love. Namjoon tiba-tiba menelponku. Dia butuh bantuanku. Aku sudah memasak spaghetti untukmu. Kau tinggal menghangatkannya saja.

Maafkan aku, Love. Jaga dirimu. Aku mencintaimu sayang.

BRAK!

PRANG!

Jimin melempar ponselnya ke dinding keras-keras. Dia juga membanting gelas yang berada di atas meja hingga pecah berantakan. Meluapkan emosinya yang tiba-tiba menyeruak cepat.

"Selalu seperti ini! Kau menyebalkan Prince! Aku membencimu! Sebenarnya kau itu kekasihku apa bukan? Kapan kau punya waktu untukku? Aku membencimu hiks ... hiks ... hiks ... aku membencimu ..."

Tubuh Jimin merosot ke lantai

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Tubuh Jimin merosot ke lantai. Dia tidak bisa lagi menahan air matanya.

Dia cepat-cepat pulang ke rumah hanya untuk bisa bertemu dengan Taehyung. Namun nyatanya, semua itu hanya bualan semata. Kekasihnya memang tak benar-benar ada untuknya.

Entah sudah keberapa kalinya hal seperti ini terjadi. Setiap kali membuat janji, dialah yang harus mengalah. Dialah yang harusnya mengerti. Tanpa bisa menolak tanpa bisa marah.

Hubungan macam apa yang hanya berjalan satu arah seperti ini? Padahal selama ini dirinya tidak pernah menuntut banyak hal. Jarang merengek untuk meminta sesuatu. Bahkan meminta Taehyung menjemput sehabis pulang kuliah pun tidak. 

Dia hanya ingin perhatian dan waktu dari kekasihnya. Hanya itu! Apa itu terlalu sulit untuk dikabulkan?

Isak tangis Jimin semakin keras terdengar. Tergugu dalam kesunyian. Merasakan pahitnya kekecewaan yang selama ini berusaha dipendamnya.

GREB!

Jimin terkesiap saat merasakan kedua lengan yang melingkar, melingkupi tubuhnya.

"Bagaimana bisa aku meninggalkan kekasihku sendirian begitu saja? Aku pasti akan mendapat karma buruk jika air matanya yang murni ini, terus mengalir karena ulahku. I'm so sorry Love ... Please forgive me ..."

Taehyung mengeratkan dekapannya, sembari menggaungkan maaf berulang kali.

"Prince ..." Jimin mengusap lembut sisi kiri wajah Taehyung yang kini mendarat tepat di atas bahunya.

Jimin bergerak pelan. Dia ingin menatap wajah kekasihnya dan berharap jika ini bukan sebuah halusinasi.

"Jangan menatapku!" Taehyung serta merta menghentikan pergerakan kekasihnya.

"Kau harus memaafkan aku dulu, sayang. Maaf, sebenarnya sejak tadi aku bersembunyi di kamarmu. Di samping lemari lebih tepatnya. Aku tidak benar-benar pergi, sayang. Mana mungkin aku setega itu padamu. Maaf jika candaanku ini berlebihan." Ujar Taehyung dengan jujur. Untuk kesekian kalinya dia berucap maaf. Berharap sang kekasih akan memaafkan kesalahannya.

GULAKU [TAEJIN]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora