[2] Prince Taehyung

2.6K 275 126
                                    







**Selamat Membaca**










Di antara hiruk pikuk cafetaria dan lalu lalang orang-orang berperut keroncongan siang ini, Taehyung duduk sendirian di salah satu kursi makan. Berkutat serius dengan buku diktat yang baru saja dia pinjam di perpustakaan kampus.

Dia sudah tidak ada kelas lagi setelah ini. Kerja paruh waktunya pun juga kosong. Oleh karena itu, Taehyung berusaha memanfaatkan waktu luang tersebut untuk memperdalam ilmu manajemen SDM-nya.

"Lemon tea pesananmu, Tuan Kim. Selamat menikmati. Jangan lupa berkunjung kembali." Seru Namjoon sembari meletakkan segelas lemon tea hangat di atas meja.

Taehyung terkekeh. "Sepertinya kau mulai menjiwai karirmu, saudaraku. Hahaha ..."

Taehyung menutup buku diktat tebalnya tersebut. Menikmati sejenak teh lemon hangat yang dibawa oleh Namjoon.

"Hampir ratusan kali aku mengucapkan itu dalam seminggu. Kau tahu, bahkan teman sekamarku bilang, aku pernah melantur mengucapkan kalimat penyambutan itu saat tidur. Konyol, bukan?" Ungkap Namjoon sambil memotong telur dadar di piringnya.

"Untung aku tidak pergi ke tempat cucian piring saat tidur. Ibuku bisa menjerit ketakutan, kalau aku melakukannya." Balas Taehyung.

Mereka tergelak bersama. Saling bercerita tentang pengalaman selama kerja paruh waktu memang selalu menarik untuk dibahas.

"Kau sudah menemukan pekerjaan baru? Aku bersyukur kau menjauh dari tempat cuci piring itu, Tae." Namjoon begitu semangat bercerita. Tak peduli, meskipun ada makanan yang harus dia kunyah terlebih dahulu.

"Kenapa memangnya?"

"Kau terlalu tampan untuk melakukan pekerjaan seperti itu! Apa kau tidak sadar? Wajah tampanmu seakan tak berguna sama sekali di sana. Seharusnya kau berada di bagian kasir!" Sambung Namjoon.

Taehyung tersenyum kecut.

"Kau benar, Joon. Aku tidak bisa bekerja di tempat dimana mereka tidak mau menghargaiku. Aku ingin bebas sejenak untuk beberapa hari ini. Mungkin lusa, aku akan kembali mencari kerja." Jelas Taehyung.

Namjoon mengacungkan jempolnya ke hadapan Taehyung.

"Pergilah berkencan dengan pacar bebekmu itu. Sesekali, nikmatilah hidup. Kerja paruh waktu tidak akan membuatmu cepat kaya, Tae." Saran Namjoon dengan sedikit sindiran.

PLAK!!!

Taehyung mendaratkan buku diktatnya pada kepala Namjoon tanpa segan.

"Berhentilah memanggil dia bebek! Aku pacaran dengan manusia bukan dengan seekor bebek. Menyebalkan!" Sungut Taehyung tak terima.

"Maafkan aku. Aku memang sengaja melakukannya Tuan Kim! Hahaha ...." Balas Namjoon sambil menjulurkan lidah. Dan Taehyung sukses melotot lebar.

"Namjoon ... kenapa kau tidak mau menungguku? Tega sekali dirimu!" Rengek Hoseok tiba-tiba.

Hoseok mendaratkan pantatnya di kursi kayu, bersebelahan dengan Namjoon. Dengan hati-hati dia meletakkan nampan di tangannya. Ada banyak makanan yang dia bawa.

"Perutku sudah keroncongan Hosy. Aku tak mau, jika pingsan di depan gadis-gadis centil tadi." Jawab Namjoon yang sebelumnya sempat digoda oleh beberapa gadis saat mengantri makanan.

"Apa antriannya sangat panjang?"  Tanya Taehyung ikut heran. Dia mengambil mangkuk nasi pesanannya dari nampan yang dibawa Hoseok.

"Tidak hanya panjang, tapi juga berdesak-desakan. Bau parfumku ikut terkontaminasi jadinya." Keluh Hoseok. Dia mengendus kaos lengan panjangnya kembali.

GULAKU [TAEJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang