17 | Cinderella and the Pauper

13.1K 1.9K 215
                                    

2 years ago

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


2 years ago...

Menjadi pusat perhatian sudah menjadi bagian dalam hidupnya. Adalah wajar bila gadis itu mendapat sorotan publik karena parasnya yang cantik, bentuk tubuh yang elok, serta keharuman aromanya yang menguar tiap kali sosok tersebut hadir atau bahkan hanya lewat sesaat.

Laura Sarasita Wijaya, gadis paling populer di kampus. Sekalipun kedua saudara kembarnya tidak kalah dikenal penduduk seantero Universitas, bagi mereka, Lauralah the face of the Wijaya's Triplets.

Jika Natasha terkenal karena predikat bad girl dan Aeris yang terkenal karena reputasi good girl-nya, Laura terkenal karena percampurannya. She's complicated. Sometimes good, sometimes bad. She has two faces.

Laura mengibaskan rambut panjangnya dengan dagu terangkat saat koridor fakultas seketika sunyi begitu The Triplets melewatinya. Di kedua sisinya, terdapat Aeris dan Natasha yang berpenampilan sangat kontras. Alih-alih sedang bersama saudara, Laura justru merasa dirinya tengah dibuntuti oleh malaikat pencatat amal baik dan buruk.

Bagaimana tidak? Lihatlah penampilan Natasha yang kini serba hitam. Mulai dari jaket kulit, celana jeans—dengan sobekan pada bagian lututhingga Prada boots, semua serba hitam. Sedangkan Aeris sangat sederhana, persis seperti mahasiswi pada umumnya yang tengah menjalani perkuliahan. Blouse putih bermodel crop top, high waist straight pants berwarna lilac, serta flat shoes berwarna senada dengan bajunya.

Lantas, seperti apa gaya berpakaian Laura sendiri? Tentu saja seperti panutannya, si Tante Gulali, alias Keira Wijaya.

Dengan dress tanpa lengan yang memperjelas bentuk lekuk tubuhnya, serta high heels setinggi tujuh senti meter yang membuat kedua kaki jenjang nan mulusnya semakin menarik di mata kaum Adam, bahkan Hawa. Tapi tenang saja, Laura cukup tahu situasi dan kondisi dalam berpenampilan. Dress yang dikenakannya tidak begitu pendek, hanya beberapa cm di atas lutut. Tidak lupa, ia pun selalu membawa crop cardy berwarna merah muda yang selalu dipakai ketika dalam kelas maupun saat berkeliaran di sekitar fakultas.

"By the way, Guys. Gue ada latihan drama nanti. Jadi, kemungkinan habis kelas ini, kalian pulang aja duluan," ucap Laura, begitu ketiganya telah sampai di depan pintu kelas mata kuliah Filsafat.

"Oh?" Natasha melirik arlojinya. "Hmm, kayaknya gue nungguin lo aja deh. Mau nongkrong di kantin. Pengin kwetiau rebus gue dari semalam."

Laura memutar kedua matanya. "Lo bisa pesan online, Natasha."

"Gue maunya masakan si Ibu Dangdut!" kilah Natasha.

"Kenapa sih lo kemauan lo aneh-aneh aja dari kecil?!" sewot Laura, lantas mengedikkan dagu ke arah Aeris yang sejak tadi terdiam karena memikirkan sesuatu. Peka, Laura pun menyuarakan isi kepala Aeris yang tampak transparan baginya. "Tuh, Aeris udah bingung aja gara-gara lo. Pulangnya gimana dia entar?"

The Triplets and Nathan! [✓]Where stories live. Discover now