80 | Cinderella and the Pauper

8.1K 1.5K 214
                                    

OMG 80 CHAPTER! *siapkan kantung plastik*

1... 2... 3...

HUEK!

T..T

___

"Gimana, Nak Lau, masih enak, kan, makanannya?" tanya ibu Kanta saat Laura telah menghabiskan makanannya, begitu juga semua orang di meja makan tersebut.

Laura mengangguk kecil. "Iya, Bu."

Ibu Kanta tersenyum. "Syukurlah. Maklumi ya, Ibu harus hemat soalnya. Uang bulanan yang dikasih Kanta mau Ibu sisihkan buat beli sepatu soalnya."

Bukan hanya Laura yang terkejut, Kanta pun begitu. Bedanya, kedua mata Laura kini terlihat berbinar, sedangkan Kanta tampak cemas karena semenjak wanita itu "mahir" dalam belanja online, dompet Kanta terasa sesak—dalam arti sebaliknya, tentu saja!

Entah sudah berapa kali Kanta menjelaskan pada sang ibu bahwa Kanta tidak sehebat itu untuk memanjakan orang tuanya secara finansial. Tapi ibunya seolah mengabaikannya dengan alasan "cuma lihat-lihat aja" setiap kali Kanta berusaha menegur saat wanita itu tenggelam dalam ponselnya.

Ujung-ujungnya, selalu berakhir dengan kedatangan kurir esok harinya. Kata "PAKET" dari abang-abang seolah menjadi hal yang mengerikan bagi Kanta, tapi tidak bagi ibunya yang bahagia bukan main.

Baru Kanta akan bersuara, kembali memberi peringatan pada ibunya, Laura terlebih dulu memekik, "Ih, beli sepatu apa, Bu???"

"Sepatu teplek biasa sih, buat ke pasar."

Laura meletakkan alat makan di tangannya dan menautkan jemari di bawah dagu. "Ibu mau aku pilihin? Aku jago pilih sepatu bagus yang nyaman lho..."

Kanta—yang duduk di sampingnya—semakin terbeliak, horor. Meskipun ibunya kerap belanja online, barang-barang yang dibeli masih masuk kategori harga terjangkau, merek lokal, bahkan no brand. Ia tidak sanggup membayangkan Laura "meracuni" ibunya dengan selera gadis itu. Belum apa-apa, Kanta sudah bergidik ngeri.

"Mau banget, Nak Lau. Sepatu kamu emang bagus-bagus!" balas ibunya, antusias.

Kanta semakin tegang di tempat duduknya. "Bu—"

"Aku cariin sekarang ya, Bu, pakai hape aku dulu." Baik Laura dan ibu Kanta sama sekali tidak menghiraukan laki-laki itu. Bahkan tidak membiarkan Kanta menginterupsi mereka.

Ibu Kanta memanggut-manggut dengan semangat.

Posisinya kini membuat Kanta dengan mudah mengintip apa yang Laura sedang lihat-lihat pada ponselnya. Dan benar saja, ketakutannya terjadi. Alih-alih aplikasi belanja online yang biasa ibunya buka, Laura justru memilih Zalora. Tapi tidak hanya itu yang membuat jantung Kanta berdebar, melainkan harganya...

"Ibu suka yang ini nggak? Simpel tapi nyaman. Cocok buat ke pasar," ucap Laura seraya menunjukkan layar ponselnya pada Ibu Kanta di hadapannya.

"Bagus banget! Simpel tapi elegan ya. Pilihan kamu emang nggak meragukan."

Laura mengulum senyum, bangga. "Ibu mau?"

Kali ini sang ibu tidak langsung menjawab. Wanita itu terlebih dulu mengerling pada Kanta yang melemparkan pandangan memohon untuk tidak mengangguk. Bagaimana tidak? Harga yang tercantum untuk sepasang flat shoes tersebut nyaris mencapai 2 juta!

Merasa kedua makhluk tersebut tengah melakukan "diskusi batin", Laura pun mengibaskan tangannya. "Udah nggak usah dipikirin, biar aku yang bayar."

Sebelum Laura sempat memasukan produk tersebut ke dalam keranjang belanjaan, Kanta terlebih dulu merebut ponsel Laura.

The Triplets and Nathan! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang