46 | Sleeping Beauty and the Gangsta

5.5K 1.4K 110
                                    

Ada yang masih bangun?

Tadinya mau lanjut besok aja, tapi lumayan lah ya kayaknya buat jadi penghantar tidur kalian ^^ oke, here we go!

Enjoy~

___

Aeros mengamati Natasha yang sangat serius melawan musuh dalam game yang tengah dimainkan. Saking fokusnya pada profil wajah Natasha di sampingnya, Aeros sampai tidak menyadari jika Natasha telah berhasil memenangkan pertandingan dan menyodorkan stick PS-nya pada laki-laki itu.

"Ros?"

"Hmm?" gumam Aeros, sambil tetap melihat Natasha dengan senyum manis.

Natasha yang bingung ditatap seperti itu pun mau tidak mau merona. Namun, ia terlalu gengsi menunjukkan rasa tersipunya pada Aeros hingga mengetuk ujung stick yang keras ke kepala bocah tersebut hingga mengaduh keras.

"Duuuh! Sakiiiit!" Aeros mengusap-usap kepalanya yang kini berdenyut. "Kok mukul sih? Kalau gegar otak gimana?"

"Biarin! Elo udah gila soalnya. Senyum-senyum sendiri dari tadi!" sungut Natasha seraya meletakkan stick PS putih itu pada pangkuan Aeros. Sudah terlalu malu menunggu Aeros untuk mengulurkan tangannya dan membuat mereka berisiko saling bertatapan. "Tuh! Giliran elo, main."

Aeros sebenarnya tidak selera main permainan berantem seperti ini karena ia lebih suka ribut di kehidupan nyata. Tapi demi membuat Natasha terkesan, Aeros akan membuktikan bahwa ia juga jago dalam bermain game!

Sudah lima menit berlalu, dan Aeros masih sibuk memainkan ibu jarinya pada analog stick di room pemilihan karakter. "Lama amat milih jagoan!"

"Gue bingung. Ada rekomen nggak?"

Natasha langsung berjengit. "Elo belum pernah main Tekken ya?"

"Kata siapa?" Punggung Aeros langsung menegap. Dadanya pun membusung. "Gue jagoannya."

"Masa?" Natasha mengerling, skeptis. "Coba buktiin!"

Tidak ingin mengecewakan Natasha, Aeros bergegas memilih karakter bernama Marduk dalam Tekken 6 tersebut. Karakter yang paling sangar menurut Aeros, tapi tidak untuk Natasha yang justru berdecih saat Aeros mengenakannya.

"Cuma gede badan doang dia," sindir Natasha, kemudian semakin terkekeh remeh saat lawan tanding Aeros yang pertama adalah Nina Williams. "We'll see."

Aeros tidak mengerti apa yang sebenarnya Natasha berusaha sampaikan. Yang ia tahu saat itu dirinya harus fokus melawan si Nina supaya Marduknya menang. Aeros sudah yakin betul bahwa lawannya tidaklah sebanding. Namun, nahas. Aeros salah besar.

Baru saja dimulai, Marduk sudah diserang oleh Nina dengan berbagai jurus tanpa bisa Aeros sendiri cegah. Mendadak Aeros panik karena garis "nyawa" si Marduk tinggal sedikit! Sampai akhirnya...

You Lose!

"It was nothing, goodbye."

"It was nothing, goodbye."

Aeros menoleh pada Natasha dan Nina di televisi secara bergantian. Tiba-tiba saja ia merasa tolol karena dengan percaya dirinya bisa membuat Natasha terkesan. Yang ada justru sebaliknya.

Natasha mengambil alih stick PS-nya kembali dan memulai dari awal. Sambil memilih karakter, gadis itu bersuara, "Inilah kenapa gue prefer begini daripada kita berdua tanding bareng." Natasha melirik sekilas pada Aeros. "Kalau kalah, elo pasti bakal beralasan kalau elo lagi mengalah."

Mau tidak mau, Aeros tersenyum. Entah mengapa, dari fakta bahwa Natasha memainkan Tekken dengan mode Ultra Hard, beberapa karakter favoritnya yang sudah meraih peringkat Tekken Lord, menang berturut-turut di babak Survival, hingga menguasai beberapa combo yang sulit, hingga hafal di luar kepala berbagai "quotes" yang diucapkan karakter di akhir kemenangan. Seperti kalimat sarkasme yang diucapkan Nina barusan.

The Triplets and Nathan! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang