83 | Sleeping Beauty and the Gangsta

6.3K 1.4K 183
                                    

By the way, adakah yang baca ini tanpa baca Beauty and the Boss? Tetap paham dan nyambung atau merasa ini nggak nyambung tanpa baca Ben-Saras dulu?

Enjoy!

___

BUGH!

Pukulan keras lagi-lagi melayang, kali ini sanggup membuat buku-buku jemari Aeros tampak merah. Tapi ia tidak kunjung puas. Kekesalan masih membara di dada karena apa yang barusan ia dengar.

Mati rasa? Aeros berdecih! Alasan tolol. Tidak ada perasaan yang mati begitu saja tanpa penyebab. Dan benar saja, fakta mencengangkan pun terkuak. Steven ternyata punya cewek lain.

Aeros meludah sembarang. Baru ia siap menghantam tinjunya kembali, Yoga mencegahnya.

"Bos, udah. Simpan tenaganya, Bos. Percuma, tuh samsak juga nggak bisa ngewakilin si Steven. Mendingan tampol langsung," ucap Yoga, mewakilkan seluruh anggota.

Benar, Aeros telah menghajar samsak tidak bersalah di basecamp Silver King tersebut sejak 30 menit lalu tanpa jeda sedikit pun. Seandainya manusia yang menjadi lawan Aeros saat ini, mungkin sudah dinyatakan meninggal dunia saking kuat jurus yang Aeros keluarkan.

Beberapa menit sebelum Aeros mengamuk, Yoga dan beberapa kawanan yang dikirim Aeros untuk mencari tahu tentang Steven, pulang ke basecamp dengan kabar yang membuat kedua mata Aeros membara. Aeros begitu marah! Marah pada si bule brengsek, juga pada dirinya sendiri yang sempat berniat untuk "menjauhi" Natasha karena mengira gadis itu telah menemukan bahagianya yang lain.

Untunglah, semalam permasalahannya dengan Natasha segera selesai. Tidak sampai berlarut-larut. Kalau tidak, mungkin Aeros akan semakin dihantui rasa bersalah karena membiarkan Natasha terpuruk berkat si bule dongo!

"Gue nggak mungkin main hajar sekarang! Bokap bakal ngehukum kita." Aeros berdecak. Ia memang tidak bisa berbuat seenak jidat seperti dulu. Selain karena dirinya sudah berjanji pada Aldebaran, Aeros juga tidak ingin mencari masalah dengan membuat keributan di pub tempat Steven bekerja.

Mendengar di mana si bule bloon tersebut mencari sesuap nasi, membuat Aeros mendengus. Jelas saja ia memutuskan Natasha seenaknya. Pengunjung yang datang ke tempat-tempat seperti itu pastilah cewek-cewek cantik nan seksi.

Aeros berdecih! Dipikirnya Natasha tidak cantik? Dipikirnya Natasha tidak seksi? Gadis itu punya ribuan cara untuk membuat hal kecil menjadi tampak unik di mata Aeros. Mungkin memang hanya orang-orang terpilih yang bisa melihatnya. Dan Steven bukanlah orang beruntung.

Aeros mengaku, Steven lebih ganteng darinya. Tatapan laki-laki itu pun lebih lembut daripada Aeros sendiri. Cewek mana pun pasti rela melempar diri padanya.

Namun, satu hal yang perlu diketahui. Aeros memang tidak memiliki semua itu untuk orang lain. Setidaknya, tidak ia perlihatkan pada dunia. Karena yang Aeros izinkan untuk merasakan sisi baik dirinya hanyalah Natasha Aluna Wijaya.

"Jangan ngelamun, Bos. Udah jam empat sore nih. Nggak mau balik buat siap-siap?" tanya Yoga, menyadarkan Aeros dari pikirannya yang berkelana.

"Iya, Bos. Gih, pulang buat mandi. Biar segar entar malam ketemuan sama Yayang," tambah Jaka, lantas menaikturunkan alisnya.

Merasa Aeros hanya bergeming, Taufan menginterupsi keheningan yang tercipta. "Udahlah, Ros, nggak usah dipikirin itu Steven. Fokus lo ke Natasha aja. Nggak harus elo yang balas keburukan orang lain. Biar karma yang bertindak."

"Mantap!" Ardi bertepuk tangan.

"Pan, lo emang selalu benar. Saking benarnya, gue sampai bingung kenapa lo masih bertahan sama kita." Wisnu memegangi dadanya yang memang selalu adem gitu kalau Taufan berbicara. Eits! Dia masih suka cewek! Hanya saja, tiap orang waras mulai bersuara di antara mereka yang berotak dangkal, Wisnu merasa seperti disiram oleh sejuknya air ceramah..

The Triplets and Nathan! [✓]Where stories live. Discover now