16 | Prince and the Ugly Duckling

12.8K 2.1K 212
                                    

Laura sedang sibuk membaca naskah berbentuk hardcopy di tangannya saat Natasha menyelonong masuk ke dalam kamar gadis itu tanpa mengetuk pintu.

"Silakan masuk, Tasha. Sopan sekali ya," sindir Laura dengan bibir menipis.

Natasha mendengus begitu ia telah duduk di pinggir ranjang Laura yang berdesain layaknya tempat tidur kerajaan. "Ada yang mau gue omongin. Lo sibuk?"

"Nggak kok. Lo nggak ganggu banget," jawabnya, masih mengandung sarkasme. Kedua matanya bahkan sedikit mendelik saking kesalnya.

"Ya udah, bagus."

"Tasha," tukas Laura. "Lo nggak lihat gue lagi menghafal buat latihan teater besok?!"

"Bukan urusan gue." Natasha mengangkat bahu. "Tapi apa yang mau gue omongin ini, kayaknya bakal jadi urusan lo."

Sebelah alis Laura yang terukir rapi pun menukik. "Soal apa?"

"Bukan apa, tapi siapa." Natasha mengembuskan napas sebelum akhirnya ia memutuskan untuk memulai pembahasan. "Nathan tadi ke kamar gue. Kaget nggak lo? Dia jarang banget ngobrol serius sama gue, kan, kecuali ngomongin game. Tapi tadi, Nathan kayak kebingungan. Dia ketawa sih, tapi ekspresinya sedih gitu. Lo, kan, ratunya drama, pasti tahu deh maksud gue."

"To the point, Sha," seru Laura. "Jangan bilang dugaan gue benar."

"Sayangnya... iya." Natasha memicing sejenak, sambil melanjutkan ucapannya. "Gue sampai kaget pas tahu feeling lo tepat. Padahal gue kira lo tuh kebanyakan acting di kampus, jadinya curigaan mulu sama orang."

Laura hanya bergeming. Ia biarkan Natasha menyuarakan segala yang ada di dalam kepalanya tanpa berniat menginterupsi.

"Sori gue baru bisa kasih tahu ini sekarang. Malah tadinya nggak mau ngasih tahu karena takut lo ngapa-ngapain si Putri. Tapi ngelihat Nathan tadi sampai curhat ke gue gitu, bikin gue mau nggak mau ikutan sedih. Dia nggak pernah gitu sebelumnya. Baru suka sama cewek, eh, patah hati," ujar Natasha, lantas menyugar rambut panjangnya.

"Sekarang? Lo udah tahu lebih dulu sebelum Nathan cerita?"

Natasha mengangguk atas pertanyaan Laura. "Aeros. Gue tahu dari Aeros problem Nathan dan Putri."

"Oh..." Laura memanggut-manggut. "Lo setakut itu gue apa-apain Putri?"

"Gue tahu watak lo, Lau. Lo bakal ngelakuin apa pun buat segalanya yang penting bagi lo. Sebaliknya, lo bakal nyingkirin apa aja kalau lo merasa perlu sekalipun itu segalanya buat lo."

Sudut bibir Laura lantas tertarik membentuk senyum miring mendengar statement tersebut. Natasha yang melihatnya lantas bergidik. Benarkah gadis di hadapannya ini pantas mendapat peran princess dalam setiap drama yang dimainkan? Laura saat ini tampak seperti kakak tiri bahkan penyihir saking seramnya!

"Dan itulah Putri."

"Hah?" Natasha mengernyit saat Laura menggumamkan sesuatu yang cukup jelas, tapi tidak sanggup dimengertinya. "Maksudnya?"

Laura menarik napas dalam dan mengembuskannya dengan sekali hentak. "Gue lihat diri gue dalam sosok Putri. That's why, I hate her so much."

"Gue nggak paham."

"Gue benci diri gue sendiri yang keseringan egois, Sha. Lo benar, gue bakal ngerelain apa pun demi ngejar kebahagiaan gue. Like she did."

"Jadi, lo benci diri lo sendiri?" tanya Natasha jenaka, kemudian ia tertawa kecil. "Elo? Seorang Laura yang punya rasa percaya diri sampai tumpah-tumpah?"

The Triplets and Nathan! [✓]Where stories live. Discover now