Kehidupan Yuna

18 13 2
                                    

       "Demi apa!lo jadian sama kak Adrian!?"pekik Shesa yang disusul tatapan membunuh Felly.

       "Sa, beneran minta di tikam?"tanyanya. Shesa mengengir tak bersalah.

       "Kenapa lo ngga ngasih tau ke kita kalau lo jadian?"tanyanya.

       "Kita?lo aja kali!gue nggak!"sambung Yuna.

       "Hah, jadi Yuyun udah tau. Ah Felly kemusuhan!"ucap Shesa seraya menekuk mukanya. Kesal.

       "Apasih, Sa. Gue emang belum ngasih tau ke siapa-siapa, palingan cuma mama doang,"ucapnya.

       "Oh, ya? terus Yuyun tau darimana!?Yuyun tau dari Lo kan Fell?"tuduhnya.

       "Ya mana gue tahu,"ucapnya.

       "Cuma insting, kok,"ucap Yuna.

       "Amasa?"

       "Taulah!"

       "Iya, Yuyun iya!"

       "Hm."

       "Eh, guys. Pulang sekolah nonton, yuk!"ajak Sesha.

       "Mau ngga?udah gue beliin nih tiketnya. Limited edition tau,"lanjutnya.

       "Ayo-ayo aja gue. Tapi lo jemput gue, mama suka ngga kasih izin kalau gue pergi,"ucap Felly. Sesha mengacungkan jempolnya.

       "Sip."

       "Nah, sekarang gil-"

       "Gue ngga ikut,"sambar Yuna.

       "Lho kenapa, Na?udah lama Kan ngga nobibar. Kali ini juga kan ada Felly, pasti seru Na,"ucap Sesha.

       "Gue cuma ngga bisa. Bukan ngga mau,"ucap Yuna. Sesha menekuk mukanya kesal.

       "Yaudah, lain kali aja nobibarnya, Sa, kalau Yuna ngga ikut,"ucap Felly.

       "Yah kok gitu."

       "Ya kan Yuna ngga ikut, masa kita nonton berdua doang. Ngga solid namanya,"papar Felly.

       "Ngga-ngga, lo berdua nonton aja. Sayang tiketnya udah kebeli. Nyari duit susah ngga usah mubazirin!"ucap Yuna.

       "Tapi, Na-"

       "Sans Fell, Gue ngga ikut ya ngga masalah,"ucap Yuna. Dan percakapan pun berakhir karena bel tanda istirahat telah usai, berbunyi.

                                    °•°•°•°

       Yuna melangkahkan kakinya, melewati gang-gang sempit khas pesisir ibu kota. Ia berhenti tepat didepan sebuah rumah sederhana bercat dinding biru laut yang telah memudar. Itu rumahnya. Ia melangkah masuk, meletakkan tasnya dan menuang segelas air putih yang langsung ia habiskan.

       Huft..ia membuang nafasnya. Sepertinya hari ini akan kembali melelahkan, sama seperti hari-hari lalu. Ia mengganti seragamnya dengan kaus putih polos dengan setelan American drill. Ia mengikat rambutnya yang pendek dan mengenakan topi berwarna hitam.

       "Sekarang gue kemana dulu?"gumamnya. Ia meraih ponselnya. Membuka note yang menjadi jadwalnya.

1• Mengantarkan laundry 16.00 - 18.15
2• Coffe shop 18.30-21.30

       "Oke, semangat!"ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

                                   °•°•°•°

ADRICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang