Pengakuan Adrian

75 44 4
                                    

        Felly masuk ke dalam kelasnya. Beruntung guru mapel tidak masuk dan hanya memberikan tugas. Ia duduk di sebelah Yuna menenggelamkan wajahnya.

        "Kemana aja lo, Fell?gue Sama si Shesa nyariin lo Dari tadi"ucapnya. Tanpa memandang Felly. Felly mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Yuna.

       "Sesha mana?"tanyanya.

       "Lagi kumpul anak cheerleaders"sahutnya. Felly memanggut-manggutkan dagunya. Ia melihat tas rajutnya sudah berada di bangkunya.

       "Ini tas gue kenapa bisa di sini? Perasaan masih gue tinggal di ruang musik"tanyanya.

       "Oh, itu. Tadi Eri yang bawain tas nya kesini"sahut Yuna.

      "Oh"ucap Felly. Yuna menghentikan aktivitasnya.

      "Kata Eri, lo buru-buru. Emang lo pergi kemana, sih?dari tadi juga lo nggak masuk kelas"tanyanya. Felly menghela napasnya.

       "Gue tad-"

       "Dorrrr"teriak Sesha yang baru datang. Sontak seisi kelas memandang ke arahnya.

       "Berisik, Sha"ucap Heni.

       "Tau, nih. Untung gue nggak latah!"ucap Kiana. Sesha menggapitkan tangannya lalu cengengesan.

       "Hehe..¹Mianhae chingu"ucapnya.

       "Sukurin"ucap Yuna.
      
       "Ih, Yuna. Nyebelin banget!"ucapnya.
      
        "Eh, Fefel udah balik. Fefel kemana aja sih?"tanya Sesha.

        "Tadi gue ketemu Bu Mimin karena telat masuk kelas, Sha"sahut Felly. Sesha dan Yuna menatap Felly menyelidik.

        "Terus kenapa Fefel masih disini?biasanya Bu Mimin ngasih hukuman dan nggak ada toleransi"ucap Sesha yang langsunh disetujui oleh Yuna. Felly diam. Ia bingung. Pikiranya sedang gundah. Sebenarnya ia ingin menyusul Adrian ke lapangan.

       "Apa ini ada hubungannya sama si Adrian?"tebak Yuna. Felly menatap Yuna sendu. Sesha memetikkan jarinya.

       "Oh, iya. Tadi Sesha liat kak Adrian berdiri di lapangan, sambil hormat ke bendera"ucapnya.

      "Kasihan, dia. Kayaknya pegel, deh. Keringatnya banyak gitu. Apa lagi, kelasnya baru aja ada ulangan fisika"tambahnya. Felly semakin merasa bersalah. Ia tak enak hati pada cowok itu. Ia tak bisa menunda lagi. Ia harus pergi ke sana sekarang.

     "Felly mau kemana?"teriak Yuna dan Sesha. Tapi tak di jawab oleh Felly.

     "Si Felly mau kemana?"tanya Lio-ketua kelas XI IPA 2, kepada Yuna dan juga Sesha. Keduanya hanya mengedikkan bahu.

                                * * *

      Sudah hampir satu jam, Adrian berdiri seraya memberi hormat kepada sang saka merah putih. Keringat mulai bercucuran. Masih ada setengah jam lagi menuju istirahat pertama. Ia menghela napasnya. Terik matahari terasa membakar habis kulitnya. Beruntung panas matahari pagi yang ditemuinya.

      Terlihat seorang gadis berlari kecil ke arahnya. Panas matahari membuat matanya silau. Adrian menyipitkan matanya, untuk melihat objek dengan jelas.

     "Kamu, ngapain ke sini?"tanyanya. Felly tidak menjawab ia menurunkan tangan Adrian.

     "Nanti kalo guru itu sampai lihat. Kamu bisa kena masalah"ucapnya. Felly mengambil sebelah tangan Adrian memberikan sebotol air mineral dingin.

     "Duduk. Biar aku yang gantiin kakak, sampai istirahat"ucapnya lalu melakukan sikap hormat kepada bendera.

      "Jangan bodoh, Fell. Kembali ke kelas sekarang. Nanti gimana sama pelajaran kamu"ucapnya. Felly tetap bersikeras. Memperagakan sikap hormat.

      "Fell"panggilnya. Felly diam. Pandangannya masih tetap lurus. Adrian menghela nafasnya. Ia meminum air mineral pemberian Felly hingga tersisa setengah. Lalu ia lempar ke dalam tempat sampah. Ia mengambil kedua piundak Felly. Menghadapkan Felly ke arahnya. Felly menurunkan tangannya.

      "Fell, masuk ke kelas. Ikuti pelajaran dengan baik. Jangan keras kepala"ucapnya. Pelan. Felly meneguk salivanya. Ini kali pertama ia menatap wajah Adrian, dengan jarak kurang dari lima belas sentimeter. Karena postur tubuh Felly yang bisa dibilang tinggi, alias hampir sejajar dengan tubuh Adrian. Ia dapat merasakan hembusan nafas cowok itu, menyapu wajahnya.

      Felly sesegera mungkin membuang muka ke arah lain. Degup jantungnya masih terasa kencang.

     "Felly, aku mohon. Kamu ke kelas, ya"ucapnya. Felly mengirup nafas. Pasokan udara di dalam paru-parunya terasa kosong.

      "Atas dasar apa kakak, ngelakuin itu semua?Lagian kakak seharusnya mikirin diri kakak dulu, baru mikirin orang lain!"ucap Felly. Ia memberanikan diri menatap Adrian. Dengan jarak aman. Agar ia dapat menetralisir kecepatan jantungnya.

       "Kelas kakak, ada ulangan. Kakak malah bolos dan ngelakuin hukuman, padahal kakak nggak salah!"lanjutnya. Adrian diam, seperti membiarkan Felly memarahi dirinya.

      "Jadi untungnya buat kakak apa?nggak ada, kan?lalu ngapain kakak ngelakuin semua ini?"tanyanya bertubi-tubi. Bel istirahat berbunyi. Terlihat siswa-siswi berhamburan keluar kelas. Beberapa siswa dan siswi yang tak sengaja lewat. Menonton keduanya. Tak ingin menjadi tontonan gratis. Felly melangkahkan kakinya, meninggalkan Adrian.

       Belum sempat Felly menjauh dari Adrian. Adrian menarik tangan Felly dan langsung memeluknya. Felly yang setengah tarkejut, hanya diam. Membiarkan Adrian memeluknya selama beberapa menit. Di sela-sela pelukannya, Adrian mengucapkan sebuah kalimat yang terdengar asing di telinganya.

      "Perché mi piaci"bisiknya. Ia lalu pergi meninggalkan Felly, di tengah lapangan.




####################
1.Maaf teman(Mianhae, dalam bahasa Korea berarti maaf kepada orang yang telah dikenal atau sudah akrab).

#######################
Hollla update lagi ya..jangan lupa vote and kome nya biar aku semangat nulisnya hehe:v...untuk arti kalimat yang diucapin sama Adrian aku sengeja nggak kasih tau artinya biar kepo, gerget wkwkwk..

ADRICIAWhere stories live. Discover now