Baru tahu?

63 44 3
                                    

        "Oik, Dri. Lo kenapa, sih?"tanya Ergi. Saat ini keduanya tengah berada di rooftop sekolah. Adrian masih fokus pada buku berisi rumus-rumus fisika.

        "Dri, nyahut kek,elah. Kacang mulu, njir!"gerutu Ergi.

        "Bisa diam, nggak?"bentak Adrian.

        "Dri, si Reno sakit udah tiga hari. Lo nggak ada rencana jenguk dia gitu?"ucap Ergi. Adrian, meletakkan bolpoin yang sedari tadi menari diatas bukunya.

       "Reno, siapa?"tanyanya.

       "Ya ampun,Dri?Lo udah nggak nganggep Reno?Segesrek dan sebego-begonya dia, dia tetep aja sahabat kita!"ucapnya. Adrian mengerutkan keningnya. Ia berpikir sekeras mungkin. Namun, hasilnya nihil. Ia tidak ingat siapa itu Reno. Kepalanya malah berdenyut.

       "Arghh"pekiknya.

       "Kenapa, Lo?"tanya Ergi. Heran. Bel tanda masuk berbunyi. Membuat percakapan keduanya harus terhenti. Adrian membereskan bukunya, dan segera beranjak dari tempat duduknya.

       "Ngapain, Dri?"tanya Ergi.

       "Lo budek?bel nya udah bunyi!"sahut Adrian.

       "Kalau, bunyi emang kenapa?"tanya Ergi, tambah heran.

       "Masuk, kelas lah"sahut Adrian bersiap mencangklong tasnya.

       "Lah masuk?terus si Reno nggak jadi kita jenguk dia?"ucap Ergi seraya menyamai langkah kaki Adrian, yang terburu-buru menuruni anak tangga.

       "Bahas nanti aja pas istirahat!"jawabnya. Ergi hanya mengikuti langkah Adrian dengan perasaan aneh, ngeri dan kepo,sekepo-keponya orang yang lagi kepo. Pasalnya selama hampir tiga tahun ia bersekolah di SMA ini, Adrian hampir tidak pernah mengikuti pelajaran yang berkaitan dengan rumus-rumusan. Sampai di ujung anak tangga Adrian berhenti, secara tiba-tiba. Membuat kening kinclong milik Ergi terantuk leher Adrian.

      "Astajim, kening mulus gue astaga"teriaknya. Jeritan Ergi membuat objek yang dari tadi dilihat oleh Adrian, menoleh. Adrian hanya membuang muka. Lalu, berjalan cepat meninggalkan Ergi yang menjerit-jerit memanggil namanya.

                                  * * *

       Bel tanda pelajaran akan segera di mulai telah berbunyi. Membuat aktivitas anggota ekskul musik harus terhenti. Eri, sebagai ketua ekskul meminta perhatian dari para anggotanya.

       "Iya, teman-teman dan adik-adik. Latihan untuk hari ini sampai disini dulu, dan dilanjutkan pertemuan besok pagi. Kalian bisa kembali ke kelas kalian masing-masing. Terima kasih"ucapnya. Yang dibalas sahutan dari anggota ekskul musik. Para anggota mulai meletakkan kembali alat musik dan menuju ke kelas masing-masing. Begitu juga dengan Felly, ia segera memakai sepatunya dan beranjak keluar.

   .  "Tunggu, Fell"pinta Eri, ketika Felly telah berada didepan pintu ruangan. Eri berlari kecil menghampiri Felly, dan berhenti tepat diambang pintu.

      "Ada apa, kak?"tanya Felly.

      "Kamu nanti malam ada acara, nggak?"ucapnya. Felly menggeleng. Eri tersenyum.

     "Kenapa, kak?"tanya Felly.

     "Mau nggak aku ajak nonton?"tawar Eri. Felly sedikit terkejut dengan tawaran kakak kelasnya ini.

      "Ee-kayaknya aku nggak bisa deh, Kak"ucapnya.

       "Lho, kenapa?tadi katanya kamu lagi nggak ada acara"ucap Eri. Felly pusing sendiri, harus berbohong apa lagi. Mana mungkin ia akan mengatakan, bahwa mamanya melarang Felly untuk keluar rumah di malam hari. Sebenarnya boleh saja keluar, tapi harus bersama Pak Amir-sopir pribadinya. Masa iya, saat ia Dan Eri tengah menonton film, Pak Amir ikut duduk dan menonton.

ADRICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang