Date?

27 21 1
                                    

       Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Felly dan Adrian masih berada di  dalam mobil. Masih dengan seragam sekolah yang masih melekat ditubuh keduanya. Tadi Adrian menukar motornya dengan mobil. Alasannya agar Felly tidak kedinginan.

       "Kita mau kemana, kak?"tanya Felly.

       "Pulang ke rumah kamu. Kasihan Tante Renti, pasti sudah menunggu. Aku lupa mengabarinya, Fell,"ucapnya membagi pandangannya antara Felly dan jalanan. Felly memasang muka cemberut.

       "Kenapa Fell?kok mukanya ditekuk."

       "Aku masih belum mau pulang, kak. Aku mau jalan-jalan,"ujarnya. Adrian mengacak rambut Felly dengan sebelah tangannya.

       "Kamu pasti lelah. Besok aja, ya."Felly tidak menjawab omongan Adrian. Ia hanya bersandar pada kursi mobil. Mengalihkan pandangannya keluar kaca mobil.

       "Nah, udah sampai. Ayo, turun,"ajaknya. Keduanya lalu turun. Dan, masuk ke dalam rumah Felly. Menaiki kendaraan kecil itu.

       "Non Felly. Eh, ada Nak Adrian juga. Ayo masuk,"ucapnya. Keduanya pun masuk.

       "Bi, Felly masuk ke kamar dulu,"ucapnya lalu pergi meninggalkan Adrian dan Bi Minah.

       "Lho, Non. Ini nak Adriannya kenapa ditinggalin. Non."

       "Maaf ya, Nak. Mungkin non Felly lagi kecapean."Adrian tersenyum mengangguk.

       "Iya Bi, Nggak apa-apa."

       "Eh, iya. Duduk dulu Nak. Duh, bibi sampai lupa,"Adrian duduk di sofa.

       "Sebentar ya, bibi buatkan minum."

       "Nggak usah, Bi. Saya mau langsung pulang,"ucap Adrian.

       "Nggak mau minum dulu. Nak Adrian kelihatannya lelah,"ucap Bi Minah. Adrian menggeleng.

       "Tante ada, Bi?"

       "Nyonya lagi ada urusan, Nak. Mungkin lusa baru pulang."Adrian mengangguk. Paham. Pantas saja Felly tidak mau diajak pulang. Ternyata gadis itu kesepian. Ia pun pamit untuk pulang. Meskipun Adrian tahu Felly pasti sedang merasa kesepian sekarang. Tapi ia tetap tidak mau gadis itu sampai kelelahan. Biarlah hadis itu beristirahat. Karena besok ia akan membawa gadis itu keliling kota Jakarta.

                                 * * *

       Felly terbangun dari tidurnya. Matahari pagi telah bersinar terang. Ia mengucek matanya, sebelum menuju wastafel untuk mencuci muka dan gosok gigi.

       "Permisi, Non,"ucap Bi Minah dari luar kamarnya.

       "Masuk aja, bi,"ucapnya dari dalam kamar mandi.

       "Non, ini sarapan sama obatnya. Bibi taruh di meja, ya."

       "Iya, Bi. Makasih."

       "Bibi permisi, Non."

       Lima menit setelah kepergian Bi Minah. Felly keluar dari kamar mandi. Ia mencepol rambut panjangnya ke atas. Hari ini hari minggu, jadi Felly tidak terlalu terburu-buru untuk mandi pagi. Toh, kalau libur ia hany mandi sehari sekali. Jorok memang. Tapi sudah menjadi rutinitasnya. Felly duduk di bangku belajarnya. Ia meraih setangkup roti berselai strawberry kesukaannya. Mengigitnya dua gigitan, lalu meminum susu putih hingga tersisa setengah. Selesai memakan sarapannya. Ia meminum obatnya.

       Ia lalu mengambil buku diarynya. Sudah lama ia tidak menulis di buku diarynya.

29 September 2012

ADRICIAWhere stories live. Discover now