24. Ditembak Ketua Regaz

Start from the beginning
                                    

"Sebenernya gue bisa jadian sama Kak Nino itu karena bantuan Rajawali," ujar Bia sedikit ragu. "Terus sebagai balesannya, gue kasih info ke Rajawali tentang lo, Sal."

"Jadi kam—"

"Jangan marah, Sal. Gue minta maaf banget deh." Bia langsung memegang tangan Salwa sembari berlutut di lantai. "Gue emang temen gak ada akhlak, tapi gue juga terpaksa lakuin ini, Sal. Lo tau kan gue suka banget sama Kak Nino. Lagian kayaknya gue kasih info ke Rajawali juga berdampak baik sekarang buat lo. Tapi kalau lo mau marah sama gue gak apa-apa. Gue terima, asal jangan jauhin gue ya, Sal. Dapet temen kayak lo itu susah. Gue enggak rela kalau sampe kehilangan lo. Apa gue harus putus aja sama Kak Nino, biar lo maafin gue? Tapi gue gak rela kehilangan Kak Nino, Sal. Gimana dong?" tanya Bia dengan raut menyedihkan.

Salwa awalnya terkejut dengan apa yang dilakukan Bia, lalu melongo tidak percaya mendengar Bia berbicara panjang lebar dan cepat sekali, sampai akhirnya cewek itu terkekeh dibuatnya. "Ya jangan putus dong. Enggak ada yang nyuruh kamu putus, Bi," ujar Salwa membuat Bia mendongak menatapnya. "Cepet berdiri, ngapain coba sampe kayak gini? Aku enggak marah kok."

"Lo emang teman terbaik gue, Sal. Makasih banget." Bia langsung memeluk Salwa erat.

"Bi, udah. Aku susah napasnya," ujar Salwa sembari menepuk-nepuk bahu Bia. "Ini waktunya bersih-bersih, ayo kita keluar."

Bia pun beranjak mengambil pembersih kaca. Karena seperti biasa, Bia dan Salwa kebagian membersihkan kaca jendela.

Seluruh penghuni SMA Perwira sedang berkerja membersihkan lingkungan dengan semangat. Anak laki-laki yang biasanya diam saja atau kabur ke kantin, sekarang ikut berpartisipasi dengan yang lain. Berkat Bu Cia dan Pak Kardun yang kompak semangat menggiring siswa-siswinya.

Di depan kelas XI IPA 1, terlihat Salwa sedang mengelap kaca dengan berjinjit-jinjit. Karena tubuhnya kurang tinggi, Salwa bahkan sampai melompat-lompat untuk mengelap bagian yang sulit dijangkau. Namun, tiba-tiba ada yang membantunya dari belakang. Salwa pun berhenti dan berbalik badan untuk melihat si pelaku. Siapa sangka itu si ketua Regaz yang sedang berdiri gagah di depan Salwa sembari mengelap kaca jendela dengan santai. Beberapa detik Salwa termangun menatap cowok itu dari bawah.

"Hai," sapa Rajawali setelah menundukkan kepala. Tersenyum manis ke arahnya, dengan kedua tangan yang masih mengurung Salwa.

"Ka-kamu ngapain?" tanya Salwa gugup.

"Bantuin lo," balas Rajawali santai, dengan senyum yang masih terukir manis.

"Ya jangan kayak gini. Kita diliatin tuh." Salwa menunjuk ke arah kanan dan kiri dengan gerakkan matanya. Secara otomatis Rajawali juga ikut menengok.

"Ups." Rajawali langsung mengangkat kedua tangannya ke atas sambil mundur dua langkah. Cowok itu baru sadar, tindakkannya mengundang perhatian. "Sorry. Gue tadi cuma mau bantuin lo kok, Sal. Gak ada niatan modus, gue kan cowok baik-baik," ujarnya cengengesan.

Seketika suasana menjadi ramai karena siswa-siswi yang sedari tadi menyaksikan interaksi Rajawali dan Salwa, bersorak dengan kompak.

"Tuh, kan. Kamu balik aja ke kelas sana-sana," usir Salwa sembari mendorong-dorong Rajawali.

Tiba-tiba Rajawali memegang kedua tangan Salwa agar berhenti mendorongnya. "Emang gak boleh kalau gue pengin di sini?"

"Boleh, asal kamu jangan macem-macem. Kan malu jadi pusat perhatian kayak gini."

Tanpa permisi, Rajawali merangkul Salwa sambil berbisik, "Biar lo tambah malu."

Keramaian semakin menjadi-jadi. Teriakan ada di mana-mana, dan teman-teman Rajawali yang mendominasi. Semoga keributan ini tidak mengundang Bu Cia dan Pak Kardun untuk datang marah-marah.

RAJAWALIWhere stories live. Discover now