24. Ditembak Ketua Regaz

181 18 5
                                    

Hari demi hari berlalu dengan cepat. Rajawali dan Salwa pun semakin dekat. Rajawali berusaha keras melakukan pendekatan, dan Alhamdulillah Salwa pun meresponsnya dengan baik. Membuat hubungan mereka semakin akrab.

Waktu merubah segalanya, Rajawali yang dulunya tidak suka dekat-dekat cewek, selain Alita. Sekarang malah mati-matian berusaha biar tetap dekat-dekat Salwa. Salwa yang dulu Rajawali benci, sekarang malah disayangi?

Hubungan Rajawali dan Alita tidak sedekat dulu. Sekarang Rajawali setiap harinya hanya memastikan Alita baik-baik saja, tanpa memberi peluang sedikit pun pada Alita untuk bermanja-manja. Karena waktunya lebih banyak diluangkan untuk Salwa.

Semenjak dekat dengan Rajawali, hari-hari Salwa menjadi lebih baik. Mulai dari memperoleh banyak teman, dihormati teman-teman lain, dan hampir setiap hari tertawa bahagia dengan orang-orang yang menyanyanginya. Tetapi, ada satu manusia yang masih berani membully Salwa—si Wewe Gombel yang bernama asli Helya Austika.

"Tjieee, senyum-senyum aja dari tadi," ujar Bia memergoki Salwa yang sedari tadi duduk sendiri sembari tersenyum. "Pasti lagi mikirin Rajawali. Ya kan ya kan? Ngaku aja deh, Sal."

"Apa sih, Bi. Sok tau banget deh," balas Salwa malu-malu.

"Emang tau. Gue bisa bedain kok orang yang lagi senyum-senyum karena jatuh cinta, sama orang yang senyum-senyum karena gila."

"Kok bisa?"

"Bia gitu lho," ujar Bia menyombongkan diri, tidak lupa dengan tangan berkacak pinggang. Hanya selang satu detik, cewek itu malah tertawa ngakak dibuatnya. "Gue kalau jadi orang sombong mahir banget ya, Sal?"

"Terus bangga?" Salwa mengernyit heran.

"Ya enggaklah. Bangga itu kalau bisa pinter kayak lo."

Sebelum melanjutkan percakapan lagi, Bia beranjak duduk di depan meja Salwa. "Dari kemaren gue liatin Raja makin kenceng aja deketin lo, belum nembak juga Sal?"

"Belum."

"Tjieee, berarti ada rencana mau nembak dong?" seloroh Bia heboh sendiri di dalam kelas.

Salwa menutup mukanya dengan buku, karena sekarang dia dan Bia menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasnya. Bagi Salwa ini sangat memalukan. Jawaban 'belum' dari Salwa, membuat dirinya terlihat berharap ditembak oleh Rajawali. Salwa rasanya mau bersembunyi saja di lubang semut.

"Enggak usah malu kali, Sal. Temen-temen juga tau, kalau Rajawali yang terus deketin lo. Kalau lo baper atau berharap ditembak tuh cowok wajar kali. Cewek mana coba yang enggak luluh sama Rajawali. Ya, enggak, guys?" tanya Bia pada teman-temannya meminta dukungan.

Sontak teman-teman perempuan sekelasnya mengiyakan pertanyaan Bia dengan kompak dan semangat.

"Tuh liat, banyak yang dukung lo." Bia tersenyum senang melihatnya. "Gue juga mau minta maaf dulu pernah enggak setuju waktu lo deket sama Rajawali. Tapi, sekarang gue bakal jadi orang pertama yang dukung hubungan kalian Sal," celotehnya diakhiri dengan kedipan sebelah mata.

"Bia, gue sama Raja cuma temenan. Jangan dilebih-lebihin kayak gini, oke?"

"Enggak oke!"

Salwa terkekeh mendengar penolakkan tegas dari Bia. "Lagian kok kamu jadi baik banget sih sama Rajawali?"

"Rajawali itu emang anak baik, jadi gue juga harus baik dong. Dia tuh, udah rajin nolongin orang, ganteng pula. Oke banget deh, Sal." Bia terus meluncurkan pujian pada ketua Regaz yang dulu pernah tidak disukainya.

"Pasti ada alasan lain," tebak Salwa menatap Bia menyelidik.

Raut wajah Bia yang memang tidak pernah bisa berbohong sangat membuat Salwa yakin tebakkannya benar.

RAJAWALIKde žijí příběhy. Začni objevovat