5. Jumpa

431 39 79
                                    

Saat ini Rajawali dan teman-temannya sedang berjalan di koridor sekolah. Menuju tempat penenang cacing-cacing di perut, untuk membeli obat pengeyang—lebih tepatnya makanan. Apalagi jika bukan itu. Karena di jam-jam segini, mereka sudah demo meminta haknya. Dan sang majikan pun dengan senang hati akan memberikan jatah.

Ucup dan Ansel berlari mendahuli teman-temannya. Mereka sedang adu lari. Sesekali Ucup curang, dengan mendorong Ansel agar keluar dari arena lari. Ansel pun tidak mau kalah curang, dia menarik Ucup agar tidak berlari di lantai. Alhasil, Ucup kalah kuat tenaganya hingga dia masuk selokan yang cukup untuk tubuhnya.

"Lari di selokan aja Cup, enak tuh. Menyelam sambil minum air," ujar Ansel sambil berlari.

Gelak tawa teman-temannya terdengar sangat keras. Saat melihat Ucup dengan tidak berdaya terhuyung masuk selokan. "Mau adu lari apa adu berenang, Cup?" tanya Tino berteriak di belakang.

"Berisik lo Ikan Buntal," saut Ucup marah.

Tidak patah semangat Ucup berlari lagi meski sepatunya sudah basah. Biasanya selokan kering tidak ada air, tetapi entah nasib Ucup yang memang tidak beruntung, kali ini selokan ada airnya dan sampah. Dengan kemampuan yang dipunyai, Ucup mengerahkan seluruh tenaganya agar bisa menyalip Ansel.

Namun, tanpa diduga tanpa dikira, kakinya menginjak benda licin yang Ucup sendiri tidak tahu itu apa, karena di dalam air tidak terlalu jelas. Sebelum seluruh tubuhnya terjatuh ke dalam selokan, Ucup dengan cepat menaruh kedua tangan di pinggir selokan sebagai penopang. Hampir saja dia memalukan dirinya sendiri di depan umum. Alhamdulillah, Ya Rabb. Engkau melindungiku. Gue gak bisa bayangin kalau tadi jatuh terlentang ke dalam selokan. Mau ditaruh di mana muka gue.

Sontak Ucup menjadi pusat perhatian. Teman-temannya di belakang pun malah tertawa lebih keras lagi. Ansel yang tadinya sudah jauh di depan, kembali lagi menghampiri Ucup sambil tertawa.

"Sini berdiri, biar gue bantu. Buntal-buntal gini juga baik Cup, gue mah. Gak kayak temen-temen luknut lo yang ketawa-tawa itu," ujar Tino yang memberikan uluran tangan kanan, dan mengacungkan tangan kiri menunjuk teman-temannya yang masih tertawa sambil memegangi perut.

Ucup menerima uluran tangan Tino. "Lo juga ketawa, Oncom!" balas Ucup kesal.

"Santuy atuh Aa kasep," ujar Tino menirukan perkataan andalan Ucup.

"Cup ... Cup ..., lo lagi berenang sambil mungut sampah, ya? Saking seriusnya, sampe kepeleset gitu?" Billi sudah ada di depannya.

"Ini juga gara-gara si Ponsel, gak kira-kira kalau pake tenaga sama orang lemah kayak gue," kesal Ucup dengan memasang muka sedih.

"Jangan marah gitulah, Cup. Gak enak gue jadinya. Gue minta maaf, ya. Sekarang ke toilet dulu yuk bersihin sepatu lo, gue temenin," ujar Ansel merasa bersalah, dia merangkul Ucup.

Ucup yang tadinya marah, sekarang sedikit mereda. Karena kepedulin temannya satu ini. Di dalam toilet Ansel membantu membersihkan sebelah sepatu Ucup dengan telaten. Mereka pun saling tertawa saat membicarakan lagi kejadian yang baru dialami. Tawanya sangat keras, sampai-sampai banyak orang mengira mereka sudah gila. Ada juga yang berpikiran mereka kerasukan setan.

Sedangkan teman-temannya yang menunggu di luar masih tertawa, apalagi ditambah mendengar Ucup dan Ansel tertawa di toilet. "Bahaya nih, gak bisa dibiarin. Kan, minta nomor RSJ." Billi menengadahkan telapak tangan kanannya pada Arkan.

"Buat apa?" tanya Rajawali saat melihat Arkan hanya mengernyit.

"Ngecek jandalah, Ja. Pake nanya lagi," balas Bimo malah semakin tertawa keras.

"Janda?" tanya teman-temannya bingung.

"Kudet banget kalian. Gue yang bego juga tau kok. Nih, gue kasih tau. RSJ itu kepanjangan dari Rumah Sakit Janda." Pernyataan Bimo membuat teman-temannya melongo sekaligus mengusap-usap dada. "Tapi, ngapain Ucup sama Ansel dibawa ke RSJ? Mau lo jodoih sama janda, Bill? Kalau iya, jahat banget. Gak kira-kira njodohin orang. Masa bujangan mau lo jodohin sama jendes." Bimo menyangga dagunya dengan jari telunjuk dan ibu jari yang membentuk huruf V.

RAJAWALIKde žijí příběhy. Začni objevovat