27. First Kiss

109 8 0
                                    

Setelah mengabaikan pertanyaan Rajawali, Salwa terus berjalan menuju kelas tanpa sedikit pun menengok ke belakang. Dia hanya berharap Rajawali mengejarnya kembali. Namun, nyatanya tidak. Malah Helya yang tiba-tiba datang menghadang Salwa, membuat cewek itu berhenti sejenak.

"Mau apa?" tanya Salwa tanpa basa-basi.

Membuat Helya tersenyum remeh. "Tumben banget gak sopan, udah berani lo sama gue?"

"Kak, aku lagi enggak mau debat," ujar Salwa lebih sopan.

"Lo pikir gue mau debat sama lo? Najis!"

Salwa mengebuskan napasnya pelan. "Ya, udah. Permisi, aku mau lewat."

Secara kasar Helya mendorong Salwa yang hendak pergi. "Gue belum selesai ngomong sama lo, Cemis!" sentak Helya penuh emosi.

Saat rasa takut menghampiri, sampai membuat tangan Salwa bergetar, seulas wejangan dari sang kekasih melintas di otaknya. Enggak usah takut sama Helya, dia kan juga manusia. Kalau kamu enggak salah tapi Helya berbuat kasar, kasarin balik!

"Aku udah capek ya, Kak, diginiin terus," ujar Salwa emosi. "Selama ini aku diem aja karena masih pegang erat janjiku sama Mamah, untuk selalu jaga Kak Helya, nurut sama Kak Helya, dan mengalah. Tapi, Kakak itu enggak pernah sekali pun ngertiin aku."

"Ogah banget gue ngertiin lo. Inget, lo bukan adik gue!" ujar Helya penuh penekanan. "Gue akui lo sering ngalah dari gue, tapi soal Rajawali apa lo pernah ngalah? Enggak, Sal! Lo malah semakin ngelunjak sampe sekarang udah pacaran sama cowok yang gue suka. Lo ngerebut dia dari gue," bentaknya sangat keras.

"Aku enggak pernah ngerebut Rajawali, dia yang deketin aku. Lagipula, aku sekarang udah enggak terikat sama janji itu. Kemarin Mamah bilang, aku harus hidup bebas dan enggak perlu lagi fokus terus sama kamu, Kak."

"Oh, jadi lo diem-diem berani ketemu nyokap gue? Menghasut dia biar berpihak sama lo? Iya, hah?!" Helya mengcengkram erat kerah baju Salwa. "Jawab!"

Tiba-tiba Salwa mendorong keras Helya sampai hampir jatuh, tetapi di belakang ada Bela dan Bebi dengan sigap menahan tubuh ramping Helya. "Kak, dengerin aku baik-baik! Pertama, Mamah enggak pernah keberatan ketemu sama aku, jadi kenapa kamu yang repot dan marah? Kedua, soal Rajawali. Dia sukanya sama aku, Kakak enggak sadar? Enggak malu, terus ngejar-ngejar cowok orang? Kayak gak ada cowok lain aja."

Byur!

Tanpa diduga, Helya langsung mengguyur muka Salwa dengan es teh yang sedari tadi dipegang Bebi.

Salwa membuang napasnya perlahan untuk menetralisir emosi. Setelah tangan kanannya mengelap mukanya yang basah, tanpa diduga Salwa juga merebut es teh di tangan Bela dan mengguyurkan ke muka Helya.

"LO?!" tunjuk Helya yang sekarang mendelik tajam pada Salwa.

"Apa? Kakak, pikir aku enggak berani?" tanyanya menantang.

"Hebat, ya, gara-gara lo sekarang pacarnya Rajawali jadi berani sama gue."

"Kenapa? Iri? Bilang aja iri gara-gara Kak Helya enggak bisa dapetin Rajawali." Sungguh di luar dugaan, Salwa sekarang sudah kelewat berani pada Helya Austika. Wejangan dari sang kekasih benar-benar mantap, mampu membangunkan sisi tangguh Salwa yang sebenarnya.

Plak!

Suara tamparan terdengar nyaring di lorong sekolah, lalu diikuti dengan desisan kesakitan. Pipi yang tadinya putih bersih tanpa make up, sekarang bersemu merah. Saat Salwa masih menoleh ke kanan sambil memegangi pipi kirinya yang terasa perih, suara tamparan kembali terdengar.

Plak!

Penonton baru saja dibuat tercengang oleh aksi Helya yang menampar Salwa. Tanpa diberi jeda, mereka dibuat sangat terkejut oleh seseorang yang balik menampar Helya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 08, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RAJAWALIWhere stories live. Discover now