31. Survivors

1.4K 254 1
                                    

"How do you spell love? You don't spell love. You feel it."

(Piglet and Pooh - Winnie the Pooh)

__________

"Sekarang semua kerajaan telah dikuasai oleh Raja Emilius."

Keyzaro diam mendengarkan ucapan Moneto. Ia memandang beberapa kelompok orang yang melintasi portal untuk masuk ke tempat ini, Siriande. Di seberang portal, tempat orang-orang itu berasal, jelas terlihat sehancur apa di sana.

"Hanya ini yang selamat?" tanya Key.

"Iya. Ini sudah cukup banyak," jawab Moneto. Ia tersenyum miris. "Walau tidak sampai sepersepuluh dari jumlah yang dibunuh pasukan Raja Emilius."

Key menghembus nafasnya. "Sekarang ramalannya terdengar cukup tidak masuk akal."

Moneto mengangguk. "Apa lagi bulan purnama darah sebentar lagi, dan putri belum juga ..."

"Mereka ini dari mana?"

Moneto sontak berbalik dan menganga lebar. Rahangnya jatuh melihat kedatangan Laviona yang mengernyit heran.

"Hei, hei." Key berdecak. Ia melangkah mendekati Laviona dan memegang kedua pundaknya. "Apa yang kau lakukan hingga kemari?"

Keyzaro melirik ke belakang Laviona saat ditangkapnya pergerakan beberapa orang di sana. Benar saja, ada setidaknya empat wanita yang memandangi Laviona serba salah. Mereka menunduk dan seorang di antaranya mengusap leher kebingungan.

Key menghela nafas. Sekarang ia tahu apa yang terjadi.

"Portal ini dari mana?" tanya Laviona sekali lagi.

Keyzaro menghela nafas. "Orang-orang yang selamat ketika tempat mereka ... hancur," ucapnya ragu. Lebih tepat sebenarnya untuk mengucapkan kata dibantai ketimbang hancur. Tapi rasanya Laviona tak akan suka itu.

"Putri bagaimana bisa ..." Moneto yang rupanya masih menatap Laviona heran, tergagap.

"Kenapa?" Laviona balas bertanya kebingungan.

"Jelas saja. Kau ..." Key tidak melanjutkan ucapannya. Ia berfikir sejenak bagaimana menjelaskan pada Laviona bahwa melihatnya berjalan setelah baru kemarin ia siuman adalah mustahil. Normalnya, ia masih hanya mampu berbaring di tempat tidur dengan pergerakan yang sangat minim.

"Aku kenapa?"

"Lupakan," dengus Key akhirnya. "Sekarang sebaiknya kau kembali. Karena sewaktu-waktu kau bisa melemah lagi."

"Aku sudah sehat."

Keyzaro kembali menghela nafasnya. Diamatinya kedua netra hijau bening Laviona yang menatapnya. "Kemarin juga begitu. Kau berdiri tegak, tapi saat aku datang langsung terjatuh."

"Oh." Laviona seperti baru menyadari suatu hal. "Jadi ini karena si---Ups!"

"Benar, 'kan." Key langsung bergumam begitu berhasil menangkap dan kembali menyeimbangkan tubuh Laviona yang sempat linglung dan hampir jatuh. "Kau sembuh sangat cepat karena sihirnya. Tapi bukan sekarang. Besok. Lagi pula, kau belum terbiasa memakai sihir, 'kan? Sekarang istirahatlah. Aku akan mengantarmu."

"O-oke."

Key tersenyum kecil. "Bisa berjalan?"

Dan jawaban Laviona hanyalah cengiran yang malah lebih mirip dengan ringisan.

Key mengerti. Tanpa berkata apapun lagi, ia langsung mengangkat tubuh ramping Laviona, membuat perempuan itu sontak mengalungkan kedua lengannya di leher Keyzaro.

Nightmare [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora