Impact of the Nightmare [Keyzaro]

1.6K 230 4
                                    

“Putri Viona de Linz Nimlasyr memasuki ruangan!”
Keyzaro melirik sepasang pintu besar di sisi lain ruangan itu. Kedua pintu itu terbuka, menampakkan seorang perempuan muda yang dapat dipastikan merupakan putri dari kerajaan itu.

Putri Viona nampak pucat. Ia melangkah memasuki ruangan, namun baru beberapa langkah, ia berhenti. Matanya memandang ke arah Raja Nimlasyr---Malachy de Linz Nimlasyr---seakan bingung. Bukan hanya itu, tetapi ia juga terlihat sedikit linglung.

“Viona? Kau baik-baik saja?” Raja Nimlasyr memanggil dengan dahi berkerut, membuat Putri Viona mengerjap tersadar dan segera melangkah menghampiri. Ia kemudian menoleh ke arah Keyzaro dan kedua orang tuanya. “Maafkan saya. Tapi adik saya memang sedang sedikit tidak sehat.”

“Itu sangat dapat dimengerti,” ibu Keyzaro menjawab sambil tersenyum. Ia menoleh pada Putri Viona yang kini berdiri di dekat mereka. “Anda terlihat pucat. Saya harap kedatangan kami tidak mengganggu. Maafkan kedatangan kami yang tidak sesuai dengan apa yang tertulis di surat.”

“Itu bukan masalah. Kedatangan kalian adalah sebuah kehormatan,” Raja Nimlasyr menjawab tenang.

Dalam diam Keyzaro memandang Putri Viona yang juga menatap ke arahnya. Seketika, Keyzaro merasa sedikit janggal. Ada perasaan familiar bercampur penasaran yang muncul sejak pertama ia memandang sepasang netra hijau jernih Putri Viona. Ini jelas bukan karena sang putri yang ternyata bahkan lebih cantik dari apa yang dibicarakan orang, tapi karena suatu hal lain yang anehnya Keyzaro sendiri tidak dapat pahami.

“Jadi kenapa tidak dimulai saja perkenalannya?”
Keyzaro mengerjap tersadar dan menoleh sedikit ketika merasakan sentakan kecil ayahnya di lengannya.

Lelaki itu kemudian tersenyum tipis sambil kembali menatap Putri Viona. Diulurkannya tangan kanannya bermaksud untuk memberi salam khas bangsawan yang kemudian disambut oleh perempuan itu.

“Suatu kehormatan untuk bertemu dengan Anda, Putri Viona de Linz Nimlasyr.” Keyzaro menunduk seraya mengecup punggung telapak tangan Putri Viona. Ia kemudian kembali berdiri tegak dan tersenyum menatap perempuan itu. Untuk sesaat, entah mengapa Keyzaro tidak dapat memikirkan hal selain apa yang tengah dihadapinya itu. “Perkenalkan, saya Keyzaro Gevariel Ziv Carolus, dari Kerajaan Carolus.”

***

“Putri Viona menerima pinangannya,” Ratu Carolus bersuara sesaat setelah kereja kuda melaju meninggalkan Istana Nimlasyr. Wajahnya nampak berseri. “Ini mengejutkan. Dia menolak semua pinangan sebelumnya,” ucapnya lagi dengan nada penuh kekaguman. “Dia perempuan yang baik dan cantik. Kudengar dia juga sangat pintar. Keyzaro, bukankah kau beruntung?”

Keyzaro hanya diam tidak menanggapi. Tatapannya tak beralih dari jendela kereta kuda, menatap kosong tanpa minat keadaan di luar sana. Pikirannya melayang jauh dan perasaannya begitu gusar.

Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Putri Viona akan menerima pinangannya begitu saja. Padahal jujur saja, satu-satunya hal yang membuat Keyzaro menyetujui keinginan kedua orang tuanya untuk meminang Putri Viona hanyalah semata-mata karena ia begitu yakin tidak akan diterima, karena Keyzaro yakin pinangannya akan berakhir tidak berbeda dengan pinangan-pinangan orang yang selalu ditolak Putri Viona sebelumnya.

Alasannya begitu sederhana. Ia tidak menyukai Putri Viona. Sudah ada perempuan yang dicintainya yang Keyzaro tidak pernah ingin tinggalkan.

Sekarang apa yang harus ia lakukan? Membatalkan pinangan itu langsung begitu saja? Itu jauh lebih mustahil. Bukan hanya karena kedua orang tuanya yang sudah pasti akan mengamuknya, Putri Viona juga bisa menanggung malu, padahal perempuan itu sama sekali tidak bersalah.

Nightmare [Completed]Where stories live. Discover now