4. Vision

3K 547 3
                                    

"I'm only brave when I have to be. Being brave doesn't mean you go looking for trouble."

(Mufasa - The Lion King)

__________

Laviona terbangun dengan nafas tersenggal. Keringat dingin mengalir di sepanjang wajah menuju lehernya. Kepalanya tiba-tiba saja pening begitu sebuah mimpi mengerikan menghampirinya malam ini.

"Apa-apaan?!" rutuk Laviona pada dirinya sendiri.

"Bagaimana mungkin?!" Kali ini air matanya menetes. Trauma itu kembali.

Laviona memejamkan matanya erat. Namun justru kilasan mimpi itu yang kembali terlihat di benaknya.

Mimpi tentang bagaimana pedang bermata dua itu menusuk dada Keyzaro sebelum laki-laki itu tumbang dengan tubuh bersimbah darah.

Bagaimana mirisnya ketika darah ada di setiap bagian Istana Carolus. Jerit ketakutan penghuni istana yang begitu memilukan menggema di sepenjuru istana.

Mengerikan.

"Siaaall!!" Laviona meraung. Air mata kian deras mengalir.

Dalam mimpi itu, dengan jelas Laviona melihat kejadian mengerikan yang menimpa Kerajaan Carolus. Terlalu jelas. Terlalu banyak darah.

Mimpi itu jauh lebih mengerikan ketimbang mimpi saat seluruh keluarganya habis dibantai.

Laviona tak tahu bagaimana bisa ia memimpikan hal itu karena ia jelas tak ada di sana saat itu terjadi. Mimpi itu terasa sangat nyata.

"Keyzaro!"

Lengkingan suara kedua orang tua Keyzaro dalam mimpi berdengung di pikiran Laviona. Tangisnya semakin menjadi, begitu kuat. Sesak yang amat hebat mendera dadanya.

Laviona menutup kedua telinganya erat-erat. Bibirnya terus terisak berat dan matanya terpejam kuat.

"Tidak," isaknya.

"Tidak, Key." Laviona meraung. Dengan susah payah ia menahan untuk tidak menangisi bahwa Keyzaro sudah mati hari ini berakhir sia-sia. Ia menangis hebat karena mimpi itu.

Pintu terbuka. Bina masuk dengan tergesa mendekati Tuan Putrinya yang menangis keras di tengah malam ini

"Putri Laviona!"

"Hei! Panggilkan Ratu!" Bina dengan cepat mengomando seorang pengawal istana saat dilihatnya tangis Laviona tak kunjung reda.

Tak lama, Ratu Cana muncul dari balik pintu. Bina langsung melangkah mundur begitu Ratu Cana duduk di pinggir ranjang Laviona. Tanpa diperintah sama sekali, Bina berinisiatif untuk meninggalkan Sang Ratu berdua dengan Tuan Putrinya.

"Laviona," panggil Ratu Cana. Ia menggenggam bahu Laviona dengan lembut.

Mata Laviona membuka, menampakkan sorot penuh ketakutan itu di hadapan Sang Ratu.

"Kau bermimpi buruk?"

"Pedangnya," ucap Laviona terbata. "Aku melihatnya malam itu. Mati. Tertusuk pedang." Bibir Laviona bergetar saat mengatakan itu. "Keyzaro." Laviona kembali menangis terisak.

Pandangan Ratu Cana meredup. Ia segera membawa Laviona ke dalam pelukannya. Jika kejadian itu datang dalam bentuk mimpi pada Laviona, apakah artinya itu?

***

"Walau gelap, aku melihat pedang itu berwarna ungu, dengan ukiran-ukiran aneh di seluruh bagiannya." Laviona bercerita dengan tatapan kosong lurus ke depan.

Nightmare [Completed]Where stories live. Discover now