19. Arrest

1.9K 344 3
                                    

"Purpose is an essential element of you. It is the reason you are on the planet at this particular time in history. Your very existence is wrapped up in the things you are here to fulfill."

(Chadwick Boseman)

__________


Leavos tampak tegang. Ia menatap bergantian ke arah Laviona dan Malachy yang setia dengan tatapan dinginnya. Laki-laki itu beberapa kali menjilat bibir bawahnya ragu.

Rasanya, Laviona sampai bisa membaca apa isi kepala Leavos yang menatap Malachy waspada. Demi alam sekutu Kaum Aleafys, orang seperti Leavos yang bersinar bagai mentari hangat tidak cocok berhadapan dengan Malachy, si pemuda tertutup yang dingin seperti es.

"Katakan," ucap Mal langsung.

Leavos tergagap, "Ka--ka--katakan apa?"

Mal mengernyit aneh. Ia menoleh pada Laviona yang sama bingungnya. Perempuan itu melongo heran melihat setetes peluh mengalir di dahinya. Mengapa Leavos tampak segugup itu?

"Ramalannya," jawab Mal, masih dengan intonasi dinginnya.

"Ah, itu." Leavos mengangguk, berusaha terlihat tenang. "Le---maksudku ... aku tanpa sengaja bertemu dengan Laviona kemarin, seperti yang sudah ..."

"Dia berbohong," sela Keyzaro di sebelah Laviona. Laki-laki itu memutar bola matanya dan menatap Leavos dengan mata memincing.

"Entahlah. Kami memang bertemu dengan Leavos kemarin. Tapi aku melihat perkataannya itu bohong," tutur Key lagi.

Mal menaikkan sebelah alis mata cokelatnya. "Artinya hanya ada dua kemungkinan."

Mal melangkah mendekati Leavos. "Kemungkinan pertama Keyzaro salah. Tapi itu sedikit tidak mungkin. Kemungkinan kedua ..."

"Kau bukan Leavos," sela Laviona cepat. Matanya menatap sosok yang jelas menyerupai laki-laki bernama Leavos yang ia temui kemarin.

Leavos tertawa canggung. "Mengapa aku bukan Leavos?"

Laviona menoleh pada Malachy kaku. "Aku rasa kita kembali saja."

Baru melangkah mundur satu langkah, Mal sudah menahan punggungnya. Pria itu bersuara, "Aktor kalian buruk sekali."

Laviona mengernyit tidak paham melihat tatapan dan kata-kata Malachy ditujukan untuk Leavos. Namun anehnya seperti bukan hanya untuk pemuda itu saja.

"Kalian boleh keluar sekarang. Aku sudah tahu," ucap Mal lagi.

Laviona menoleh ke belakang. Benar saja, benerapa orang bertombak dan mengenakan pakaian serba putih berdiri di sana, memblokade jalan kembali.

Pundak Leavos melemas, ia menghela nafas dalam. Bersamaan dengan itu, sosok pria tua berpakaian putih muncul dari dalam gua bersama beberapa pengikutnya. Sosok Leavos yang asli pun muncul di belakang pria tua itu. Tampak dikukung. Wajahnya mendung. Ia menatap Laviona dengan murung dan penuh penyesalan.

***

"Tuan Moneto!"

Moneto yang tengah membaca lembaran-lembaran kertas usang di mejanya mendongak saat seorang pria berambut hitam cepak berdiri di ambang pintu ruangan yang memang sudah terbuka.

"Iya?"

Pria itu buru-butu datang menghampiri Moneto. "Apa benar Pengeran dan Putri pergi ke Siriande?"

Moneto mengangguk.

"Gawat!" pekik pria itu langsung.

"Ada apa?"

Nightmare [Completed]Where stories live. Discover now