12. Sister?

2.5K 448 2
                                    

"Just because it's what's done, doesn't mean it's what should be done."

(Cinderella)

__________

Adik?

Laviona bergeming dengan wajah pias. Tubuhnya membeku dan bibirnya mendadak bisu. Apa yang Malachy katakan adalah sesuatu yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan.

"Adik?" Keyzaro bersuara mewakili Laviona yang terdiam seribu bahasa. Laki-laki itu kemudian menoleh pada Laviona, menuntut penjelasan. Namun saat melihat tatapan perempuan itu, Key sadar ini tidak sesederhana apa yang Mal katakan.

"Sepertinya aku salah bicara." Mal menghembuskan nafasnya. Ia melirik Laviona sejenak sebelum kembali menatap lurus ke depan lalu menyandarkan punggung di pohon belakangnya.

"Kau bilang adik?" Key melangkah mendekat.

Mal tidak ingin memberi respon berarti. Apa yang terjadi barusan hanyalah kesalahan yang ia lakukan diluar kesadaran penuh. "Lupakan," Mal berucap.

Key memandang Malachy dengan mata memincing dan dahi berkerut dalam. Ia berjalan mendekat. Baru saja ingin kembali berucap, Laviona sudah terlebih dulu bersuara setelah terdiam cukup lama.

"Apa maksudmu?"

"Tidak apa-apa."

Laviona tidak dapat menerima jawaban itu. Ia mendekat menatap mata hijau Mal lekat. "Katakan padaku kenapa aku adikmu? Keluargaku sudah mati sejak lama dan aku tidak punya kakak."

Mal menghembus nafasnya pelan. "Karena itu. Aku tak bisa mengatakannya jika kau sudah lebih dulu tidak percaya."

"Kau bilang adikmu bernama Viona," ucap Laviona, masih merasa penasaran.

"Viona, Laviona, apa bedanya itu?"

"Tapi ..."

"Lupakan saja. Kau akan mengingatnya hanya jika kau ingin."

Lalu Laviona terdiam. Ia tidak percaya tetapi juga sama sekali tidak menemukan kebohongan dari cara bicara Mal. Laviona hanya bisa menatap Mal yang menutup matanya lekat. Pria itu tampak seperti sedang menenangkan diri. Lalu, perlahan luka-luka di seluruh tubuhnya menutup.

"Kita harus pergi," Mal tiba-tiba berucap. Ia membuka matanya dan menatap Key serta Laviona bergantian.

Laviona beralih kembali menatap Mal. "Ada apa?"

"Mereka menuju ke sini."

***

"Kau bisa membuat tubuhmu tidak terlihat, bukan?"

Key mengernyit menatap Mal. Saat ini, mereka baru saja selesai makan malam dari hasil perburuan di hutan ini. Hutan tempat mereka berada saat ini cukup jauh dari istana milik Emilius.

"Maaf. Mungkin aku tidak seharusnya menyebut itu tubuh."

Key lantas menatap Mal tidak terima. Lalu ia membalas dengan ucapan bernada sinis. "Aku tak akan melakukannya untukmu."

"Mungkin kau ingin melakukannya untuk dia." Mal mengendikkan dagunya pada Laviona yang tampak menggosok tangannya di dekat perapian.

Laviona menoleh. "Kenapa aku?"

Mal terdiam sesaat. "Aku takut mereka mengetahui keberadaan kita. Atau mungkin mereka bisa saja ada di sekitar sini."

"Apa? Maksudmu kau mau aku memastikan keadaan sekitar untukmu?" Key berucap dengan tajam. Seolah-olah ia benar-benar tidak ingin diatur oleh orang itu.

Nightmare [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang