5. Bloodshed

2.9K 544 7
                                    

"Ohana means family, and family means no one gets left behind or forgotten."

(Stitch - Lilo & Stitch)

__________

"Putri Laviona!"

BRAK!

Pintu terbuka dengan kasar. Laviona mengernyit heran melihat Bina yang datang dengan tergesa dengan keringat mengalir di pelipisnya.

"Anda harus sembunyi! Ini perintah raja!"

"Bina, ada apa?" Laviona bangkit menghampiri Bina yang tampak membongkar sebuah rak buku besar. Sebuah pintu rahasia terlihat membuka.

"Ayo, putri. Anda harus sembunyi!" Bina menarik lengan Laviona membuat perempuan itu mengernyit heran.

"Ada apa?"

"Tak ada waktu menjelaskan! Saat ini yang utama adalah nyawa anda!" Bina lanjut menarik tangan Laviona.

"Bina! Katakan apa yang terjadi!" pinta Laviona memaksa. Matanya menatap serius iris Bina yang menyorot penuh ketakutan.

"Mereka datang. Mere-"

BRAKK!!

Pintu terdobrak terbuka dalam satu sentakan, menampakkan pria berbaju zirah dan ketopong yang terbuka. Pria itu melangkah masuk dengan cepat.

Pedang dalam genggaman pria itu berlumuran darah. Dan hanya dengan itu cukup membangkitkan kembali trauma Laviona.

***

Raja Edzhar melotot saat seluruh prajurit istananya tumbang dengan mengenaskan begitu sebuah boomerang melesat menyambar jantung para prajurit itu satu persatu dengan cepat.

Ratu Cana lemas seketika. Tubuhnya merosot begitu darah mengalir mengotori setiap bagian dari istana.

Seorang pria berjalan dengan santai memasuki ruang takhta. Di belakangnya, beberapa orang yang tampak seperti pengikutnya berpencar ke seluruh penjuru istana.

"Yang Mulia." Pria itu, Sean, menampilkan seringaiannya di depan Raja Edzhar dan Ratu Cana. Ketopong yang ia pakai dibuka lalu dilempar asal.

Sean melangkah mendekat. "Aku dengar dia di sini," kekehnya. "Kebetulan yang menyenangkan, bukan?"

***

"BINAA!!"

Laviona memekik begitu pedang menembus perut pelayan pribadinya itu. Bina membelalakkan matanya. "Pu-tri-" Lalu tubuhnya ambruk begitu saja.

Laviona terhuyung ke belakang. Tubuhnya meluruh di lantai dengan gemetar. Kedua telapak tangannya terangkat membekap mulutnya.

Pedang yang tertancap di tubuh Bina dicabut. Laviona merengsek mundur saat lelaki itu mendekatinya. Pedang berlumuran darah masih dalam genggaman pria itu.

"Jangan..." Laviona memeluk tubuhnya seraya menggeleng. Punggungnya sudah menyentuh dinding dan tidak memungkinkannya untuk bergerak menjauh lagi.

Laviona tak mampu meredam emosinya. Jantungnya berdegup begitu kencang dan isakkannya tak mampu dibendung.

"Tidak... Kumohon..." lirih Laviona lagi.

Pria itu menatapnya dingin. Ia meraih lengan Laviona kasar lalu menyeretnya melewati mayat Bina.

Laviona tak sanggup memberontak. Trauma itu belum hilang. Lalu dengan lebih mengerikan kejadian itu menimpa dirinya.

Lagi.

Nightmare [Completed]Where stories live. Discover now