20. The Ethnic

1.7K 326 10
                                    

"Press on with pride.
Press on with purpose."

(Chadwick Boseman)

__________


"Hapus ingatan kami," jawab Mal tenang.

Laviona tersentak. Ia menoleh pada Mal terkejut. "Apa? Tidak! Aku pulang! Aku harus ..."

"Viona."

Satu kata berhasil menghentikan kalimat Laviona.

"Kau percaya padaku, 'kan?" Mal menatap Laviona teduh.

Laviona tidak bisa lagi membalas. Tapi dilihat dari rautnya, sudah jelas perempuan itu ketakutan. Takut kembali merasa kehilangan untuk ke sekian kalinya. Walau yang ia hadapi kini bukan kematian, tetap saja artinya dia akan kembali sendiri bukan? Dilupakan.

Ayah Leavos menaikkan kedua alisnya puas. "Tahan gadis itu. Jika dia menggunakan sihir sedikit saja, habisi nyawa ketiganya langsung."

Laviona ingin memberontak saja saat kedua tangannya dicekal dan ia langsung ditarik menjauh dari Mal dan Key. Tapi melihat tatapan Mal yang seolah menjelaskan bahwa semua akan baik-baik saja, Laviona tidak tahu harus percaya pada kakaknya itu, atau pada kekhawatiran dalam dirinya. Oleh karena itu ia memilih diam.

"Agron," Ayah Leavos memanggil satu nama tidak keras namun tegas.

Saat itu juga, seorang laki-laki lain kaum Aleafys yang juga berpakaian putih maju. Kulitnya putih pucat dan wajahnya dingin namun masih kalah dingin jika dibandingkan dengan Mal. Laki-laki itu berdiri di depan Mal dan menatap netra hijaunya lekat-lekat, seolah menenggelamkan diri di sana.

Tak lama, Agron tersentak mundur. Ia mengerjap dan wajahnya mengernyit tidak percaya. Kemudian ia beralih pada Keyzaro dan melakukan hal yang sama dengan yang ia lakukan pada Mal. Namun hasil yang ia terima pun sama.

"Aku tidak bisa," ucapnya kemudian.

Ayah Leavos mengerjap terkejut. "Tidak bisa maksudmu?"

Agron melangkah mundur lalu memandang pemimpinnya dengan raut wajah menyesal. "Maaf. Aku tak mampu menembus dan menghapus ingatannya."

Mal menyeringai. "Sudah? Nyatanya kau tidak berhasil dengan hal yang sudah kita sepakati." Ia melangkah mendekati Laviona.

"Sekarang, mau mengembalikkan adikku?"

Ayah Leavos menggeram marah. "Itu artinya kalian bertiga harus mati."

Mal terkekeh sinis. "Aku tidak tahu orang terhormat sepertimu adalah tipe orang yang tidak tegas pada ucapannya sendiri."

"Ini ketentuan alam!"

"Tapi bukankah ramalan mengenai adikku datangnya dari alam? Tentang dia yang di luar kaum Aleafys yang memperoleh persekutuan alam?"

Diam. Ayah Leavos tak mampu menjawab perkataan Mal.

"Kami datang memenuhi keinginan anakmu dan datang dengan damai. Perlakuan ini, sungguh tidak beretika," tandas Mal.

"Dia juga akan kuhukum dan sudah kusebutkan apa hukumannya."

"Ayah!" Leavos kembali menyerukan permohonannya yang dibalas dengan satu kata perintah telak tak mampu dibantah.

"Diam!"

Leavos kembali tidak punya pilihan selain diam, menururi titah ayahnya.

"Kau bisa tanyakan pada Leavos tentang apa yang kemarin direncanakan adikku dengannya untuk dibicarakan hari ini," tukas Mal lagi.

Nightmare [Completed]Where stories live. Discover now