10. Escape

2.6K 453 6
                                    

"In every job that must be done, there is an element of fun. You find the fun and - snap! - the job's a game."

(Mary Poppins)

__________


Mal melirik melalui ekor matanya saat pintu ruangannya dibuka oleh seseorang.

Emilius berjalan mendekat lalu duduk tepat di hadapan Malachy. "Kau tahu, Mal? Aku mulai meragukanmu."

"Tak apa. Kau pantas memikirkan itu." Mal meneguk minuman dalam botol di sebelahnya.

Emilius menatap itu dengan mata menyipit. "Apa itu anggur? Kau mabuk?"

"Aku belum mabuk."

"Malachy, ini masih pagi dan kau sudah ingin mabuk."

Mal terkekeh sinis. "Ah. Kau benar. Aku juga meragukan diriku sendiri."

"Apa?" Emilius menaikkan nada bicaranya dan bersikap waspada.

"Aku ragu apa aku bisa melihatnya mati di tanganmu."

Emilius mengernyit. "Kau, apa kau ..."

"Untuk ukuran seorang ayah, kau terlalu tidak mempercayaiku. Sekarang justru aku yang curiga padamu." Mal memincingkan matanya.

"Perbuatanmu yang seperti ini adalah perbuatan seorang pemberontak, Malachy!" tegas Emilius.

"Aku selalu seperti ini kalau kau lupa." Mal meneguk lagi minumannya.

Emilius mengepalkan tangannya kuat. "Jadi benar? Kau sungguh mau berkhianat?"

"Adakah aku bilang seperti itu?" Mal meletakkan minumannya kasar. "Aku memang sedang butuh sedikit mabuk. Agar tidak sampai berkhianat jika melihatmu membunuh adikku."

"Apa yang ingin kau lakukan? Kau minum sangat banyak."

"Ah, aku terlalu kuat untuk mabuk bahkan dengan anggur sebanyak ini," jawab Mal santai.

Emilius mendengus. "Sebaiknya kau bersiap. Setelah aku membunuhnya, masih ada kerajaan lain yang harus kita tumpas segera."

***

Laviona membolak-balikkan belati dalam genggamannya dengan ragu. Beberapa kali ia melirik sebuah jam kecil yang Mal berikan padanya semalam.

Kurang dari dua menit lagi, waktunya untuk kabur. Ia harus tepat waktu agar semua berjalan sesuai rencana.

Tiba-tiba, suara besi terdengar memenuhi indra pendengarannya. Laviona segera menyembunyikan belatinya di belakang badan saat pintu sel terbuka menampilkan seorang penjaga penjara yang membawa sepiring roti untuk sarapan.

Laviona berjalan mendekat membuat penjaga itu mengernyit dan bersikap waspada. "Boleh aku minta air?

"Tidak."

"Aku haus." Laviona menarik kerah penjaga penjara itu mendekat.

"Wow, jangan kasar, nona."

"Aku minta air," ulang Laviona. Ia semakin mendekat. Kali ini, Laviona merasa jijik pada dirinya sendiri. Ia merasa seperti wanita murahan, penggoda.

"Tapi aku tidak berwenang memberikannya," penjaga itu menarik kedua sudut bibirnya membentuk garis lurus. Sangat kentara bahwa ia kebingungan tetapi merasa iba pada Laviona.

Nightmare [Completed]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora