33. A Secret Friend

1.2K 234 2
                                    

"My life has changed,
and I'm changing with it."

----Sophie Kinsella

__________

16 tahun lalu ...

"Barusan itu sempurna, Pangeran!"

Keyzaro tidak mengacuhkan pujian dari seorang penyihir yang selama ini melatih menyempurnakan kemampuan sihirnya. Tatapannya tertuju ke arah tebing yang agak jauh dari istananya. Sedangkan tempatnya berlatih sihir bersama penyihir itu dan beberapa pengawal yang menjaganya berada tepat di tengah antara istana Carollus dan tebing tinggi di sana.

"Pangeran melakukan semua sihir yang saya ajarkan dengan baik. Pertemuan selanjutnya dan seterusnya, Pangeran hanya perlu menyempurnakan sihir manifestasi. Bagian itu memang sulit, bahkan penyihir dewasa jarang menguasainya. Tapi dengan umur Pangeran saat ini, kemampuan Pangeran spektakuler. Pangeran adalah murid terbaik di seluruh negeri, bahkan mungkin terbaik di negeri-negeri lain juga!"

Keyzaro masih tidak peduli pada ocehan penyihir tua itu. Bukan tidak menghargainya sebagai orang yang lebih tua, melainkan karena sesuatu yang ia lihat lebih menarik dari itu.

Dari kejauhan, sebuah pohon yang letaknya tidak jauh dari pinggiran tebing memiliki banyak buah berwarna merah matang. Dan siluet seorang gadis kecil bergaun putih tulang yang berdiri mendongak ke atas pohon-pohon itulah yang menarik perhatian Keyzaro.

"Pangeran? Apa ada sesuatu?" Panggilan penyihir pelatihnya berhasil mengembalikan fokus Keyzaro pada lingkungan sekelilingnya.

"Tidak," jawab Keyzaro. "Kalau sudah selesai, mungkin kalian bisa kembali," ucapnya.

"Saya akan mengantar Pangeran kembali ke istana lalu pulang," balas penyihir tua itu.

"Tidak, aku ingin tetap di sekitar sini sebentar," balas Keyzaro. "Hanya untuk melatih sihir lain yang mungkin juga bisa kukuasai."

"Pangeran ingin mempelajari sihir yang tidak termasuk potensi Pangeran?" tanya sang penyihir. Namun ia langsung tersentak mendapati tata bahasanya terdengar kasar. "Maksud saya, karena tidak ada orang yang menguasai seluruh sihir. Seseorang hanya bisa menguasai dengan sempurna sihir yang merupakan potensinya."

Keyzaro menghela nafas. "Aku tahu. Tidak apa-apa. Aku bisa sendiri."

"Saya akan temani Pangeran."

"Tidak perlu," balas Keyzaro. Ia melangkah cepat menjauhi penyihir dan para pengawal di situ.

"Pangeran, kami tidak diizinkan membiarkan Pangeran pergi sendiri." sergah penyihir pelatih itu gusar. "Raja akan menghukum kami."

Keyzaro menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan mengangkat satu tangannya. "Bukankah Anda bilang gelang ini bisa membuat Raja dan Anda tahu tempat keberadaanku?"

"Tetap saja berbahaya, Pangeran."

Keyzaro menghela nafas. "Kalau begitu tunggu saja di sini. Aku tidak akan lama ... sepertinya. Jika terlalu lama, kalian bisa kembali lebih dulu."

Lalu tanpa mempedulikan apapun lagi, Keyzaro berlari menjauh. Ia pergi ke sisi lain tebing, kemudian melangkah melalui sisi yang cukup landai.

Berhasil mencapai bagian atas tebing itu, Keyzaro dapat lihat pohon yang menjadi tujuannya, namun tanpa keberadaan gadis kecil bergaun putih tulang itu.

Keyzaro berjalan mendekat. Saat masih tak menemukan apa yang ia cari, Keyzaro memutuskan untuk melangkah memasuki hutan di atas tebing, tentunya dengan berhati-hati.

Nightmare [Completed]Where stories live. Discover now