"Sama aja gue yang bayar bego!"

"Jangan kebanyakan makan gas, Bang. Terkejut gue kalau lo ngengas mulu," teriak adik kelasnya pada Ucup.

Tawa mereka pun pecah. Kecuali, Galen, Billi, Tino, Bimo, Ansel, mereka sibuk dengan makanannya. Mereka sangat lahap, terlihat seperti orang tidak makan berbulan-bulan.

"Bang Joy, makanan aku mana?" tanya Anwar berteriak.

"Tadi diambil Billi. Kamu ngoceh mulu sama Ucup, sih," balas Bang Joy yang sibuk memasak.

Sesi tatap menatap dengan mata tajam pun dimulai. Anwar sudah lapar setengah mati, makanannya malah diambil tanpa permisi.

"Nih makan punya Arkan dulu." Rajawali menyodorkan piring Arkan pada Anwar.

"Beneran nih?" tanya Anwar merasa tidak enak pada Arkan yang tadinya sudah siap menyuap nasi ke mulut, tetapi piringnya tiba-tiba diambil oleh Rajawali.

"Iya. Lagian dia mah tadi enggak ikut joget, jadi masih strong. Iya, enggak, Kan?" tanya Rajawali meminta persetujuan.

Arkan hanya memutar bola matanya malas. Padahal Arkan ingin sekali memakan nasi goreng itu, tetapi melihat wajah lelah Anwar, dia menjadi kasihan. Akhirnya, Arkan memutuskan mengambil roti lalu membawanya ke rooftop.

"Ngambek tuh, Ja. Sana lo yang tanggung jawab," suruh Anwar pada Rajawali.

"Ya kali cuma gara-gara makanan Arkan ngambek. Paling dia lagi ada masalah, gue samperin dulu," pamit Rajawali berlari menaiki tangga.

Di rooftop yang luas, Arkan terduduk di kursi sambil memakan roti. Sesekali cowok itu mendongak ke langit—menatap indahnya bintang-bintang yang bertaburan. Semilir angin malam membuat Arkan larut dengan pikirannya sendiri, tanpa menyadari tenggorokannya seret karena terus makan tanpa minum.

"Kalau mau bunuh diri gak gitu juga kali, Kan. Ya kali lo mati gara-gara makan roti, malulah. Mending terjun aja dari gedung, kan lumayan keren tuh," ujar Rajawali memberi saran, lalu menyodorkan sebotol air pada Arkan.

Arkan yang sedang terbatuk-batuk langsung mengambil botol air dan meminumnya dengan tergesa-gesa.

"Kenapa?" tanya Rajawali setelah Arkan sudah bernapas dengan normal.

Bukannya menjawab Arkan malah balik bertanya pada Rajawali, "Emang keliatan banget, ya, gue lagi kenapa-napa?"

Rajawali mengedikkan bahu sembari terkekeh.

"Adik gue," kata Arkan.

Rajawali diam, menunggu penjelasan selanjutnya.

"Adik gue," kata Arkan lagi mengulangi kalimat yang sama.

Kali ini Rajawali mengernyit bingung. Ada apa dengan Arkan? Tidak biasanya cowok itu berbicara bertele-tele.

"Adik gue, Ja!" ujar Arkan mengulang kalimat yang sama dengan sedikit meninggikan suara.

"Iya, adik lo kenapa?!" tanya Rajawali ikut meninggikan suara. "Jangan bikin emosi, kalau ngomong yang jelas, gak usah setengah-setengah."

"Adik gue masih hidup."

Refleks Rajawali menatap Arkan tidak percaya. Apa cowok di depannya sedang bercanda? Bukankah makam adiknya sudah terbukti nyata, tetapi kenapa sekarang dia mengatakan masih hidup?

Rajawali tersenyum simpul. "Gue tau Kan lo rindu adik lo, tapi jangan jadi gila kayak gini. Yang udah mati ja—"

"Adik gue masih hidup, Ja! Gue enggak bercanda," bentak Arkan spontan.

RAJAWALIWhere stories live. Discover now