4

191 82 107
                                    

Ramai. Semua orang berdansa, mengikuti irama lagu EDM yang dipasang. Seorang DJ terus memainkan lagu meriah di malam larut ini, di bawah cahaya lampu sorot warna-warni.

Hall luas. Pesta meriah, diadakan oleh pengurus villa.

Elo, di tengah keramaian, kagum akan betapa meriahnya pesta ini. Ia kira tidak banyak orang yang akan datang. Ia sendiri tak kira dirinya akan datang.

Elo melihat Steven di sebuah mini bar di kejauhan, tersenyum lebar. Ia disana. Elo bergegas mendatanginya.

"Hei bro." sapa Elo mendekat, bersandar pada meja bar seperti Steven.

"Hei."

"Itu..."

"Fanta cuk." balas Steven, menyeruput soda merah di dalam gelas kaca itu.

Elo bingung, melihat barnya kembali. Ini bar kan? Biasanya di bar kan ada yang menjual minuman...

"Ya gak jualan champagne ato minuman alkohol gitu kalii, emang sekolah bolehin apa." Steven lanjut minum.

"Ya kan gw kira gitu."

"Yang ada DJ, bukannya band yak. Apa lagi yang dari Jepang..."

"Yeuh wibu kek lu maunya semua dari Jepang. Kerja di Jepang, mobil dari Jepang, pacar dari Jepang, tinggal di Jepang..."

"Yeeuhhh, lu juga suka lagu-lagu J-Pop kan... nonton anime juga lagi."

"Tapi gw bukan wibu hardcore kek lu!"

"Yaa gw suka Jepang aja, kagak masalah kan?"

"Yeuuhh." Elo menatap ke pelayan dibalik bar, "Mas, coca-cola satu!"

Lenggang. Mereka berdua bersandar santai, melihat keramaian malam penuh warna. Aneh, pemandangan itu indah.

"Hei, ehh gw pengen tanya pendapat lu nih." sela Elo. Ia terpikir rencananya dengan Reven. Mungkin ia memang harus memberitahu seseorang.

"Mhmm?" Steven siap mendengarkan.

Elo terdiam. Haruskah ia tau? 

Mungkin tidak. Tidak harus. Lebih baik tak banyak orang tahu terlebih dahulu, berjaga-jaga. "Gak jadi."

"Halah."

"Dari SKK kan?" Seorang karyawan datang bersuara cempreng, sedikit bungkuk. Logat pedesaan Sundanya kental.

"Oh iya... eh Mas Nurdin ya?!" Steven terkejut.

"Haha inget mas gak?"

"Ooh mas yang tukang bersih bersih sekolah kan." Elo menambahkan, "Mas pindah?"

"Pindah rumah sama kerjaan." balas Mas Nurdin sambil memegang batang pel, "Lebih murah pindah kesini, kayaknya bekerjanya juga lebi nyaman teh. Kasian juga sih ninggalin temen-temen baik baik disana, tapi disini juga baik atuh."

"Ooh emang bagus banget tempatnya sih ini mas. Desain gedungnya udah kayak punya orang kaya aja." balas Steven.

"Iya teh, disini juga ruangannya gede, tapi dingin banget yak."

"Saking dinginnya pengen kencing dulu bentar." Elo beranjak pergi. Steven lanjut berbicara dengan Mas Nurdin.

Melewati keramaian yang menikmati lagu, Elo bingung ramai sekali hall ini. Seangkatan murid total hanya 51, tapi keramaian ini seperti 500 orang. Mungkin saja dari sekolah lain... tadi setelah sesi seminar kedua Elo melihat banyak remaja juga masuk ke hall ini.

Tanda panah arah toilet ditempel di dekat tembok. Elo mengikuti arah, berbelok ke dalam lorong.

Lorong remang-remang. Cahaya biru ungu dari pesta berasap masuk.

Butterfly KnifeWhere stories live. Discover now