.18

58 36 37
                                    

Reven menatap layar handphone Mandan tersenyum-senyum. Mandan fokus bermain Dragon City, berharap mati-matian ia mendapat naga yang bukan common.

Taman lenggang. Mereka berdua sibuk memperhatikan mereka sendiri.

"Alahh ga jelas lah.... gems gw dah abis...." keluh Mandan melepas tatapannya.

"Ahahaha..." Reven tertawa kecil, memaksakan dirinya tertawa lebih kencang.

"Apa ketawa ketawa, kayak lu main gamenya aja!"

"Emang ga main. Gw bukan gamer lol."

"Yang rip aim diam aja lahh... tembak apa-apa meleset mulu kalo main online..."

"Emang gw noob sih."

"Yahaha... btw jam berapa sekarang.... eh udah mau jam 3! Anjir kita telat buat sepedaan! Ayo cepet jalan..."

Mandan mempercepat langkahnya. Reven mengikut melangkah lambat.

Reven ragu mengatakannya. Tetapi ia harus. Jauh dalam hatinya ia juga benar-benar ingin. Demi ayahnya.

"Eh Mandan."

"Napa?" 

"Ikut gw bentar deh."

"Ikut kemana?"

Reven tak membalas. Ia membalikkan badannya, berjalan berbalik arah.

"Weh salah jalan itu Audy! Woi! Idih... ngapain lagi ni..." Mandan mengikuti Reven, mengajak-ajaknya untuk berbalik.

Reven tak membalas. Mandan terus memohon, terpaksa terus mengikuti Reven...


"Si Regina gajadi ikut." ujar Deedee kecewa pula, menaruh kembali handphonenya ke dalam saku. Teman-temannya ikut mengeluh.

Depan luar ruang administrasi, sekumpul murid berkumpul duduk di masing-masing sepeda mereka, menunggu di jalan setapak. Cahaya kuning cerah, menyinari taman yang indah disamping jalan setapak penghubung ruang administrasi dan gerbang utama yang megah.

"Lah, kenapa?" tanya Nil tak bersemangat.

"Gatau. Tadi kata dia, dia lagi capek."

"Yahh, si Reven sama Mandan udah gatau kemana, si Regina gajadi ikut, si Elo juga ga ikut, kok banyak yang ga ikut yak?"

"Gw sih, ga masalah Elo ga ikut." ujar Justin wajar.

"Yeuhh. Itu mah gara-gara lu masih berantem sama dia."

"Udah lah gepapa." balas Deedee optimis, "Yang ikut udah mayan banyak. Gw, elu, Justin, Jon, Nicholas, ditambah Fernando, Francind, Azra, Alex, sama Yezak. Kurang siapa lagi emangnya?"

"Yaa... yaudah lah. Ayo berangkat."

"Yok. Eh... btw kalian tau gak si Elo kenapa?"

"Si Elo kenapa?"

"Ya itu... sekarang seringnya temenan sama Eleora, malah jadi ngejauhin kita kan."

"Mungkin karena dia juga akhirnya kesel sama si Justin atau gimana... gatau gw..."

"Yang bikin keselnya tuh dia malah temenan sama si Eleora sumpah. Eleora. Gw gatau apa gw mimpi atau nggak... rasanya dunia dah kebalik. Tapi gw tau Elo sebenernya ga mungkin mau temenan sama Eleora-"

"Weiiii gais... kalian semua juga pada sepedaan? Gw ikut dong gw ikut!" seorang murid tak tinggi berseru dari kejauhan, berlari bersemangat. Eleora.

"Eh anjir... baru aja disebut dah dateng..." Deedee terkejut.

"Eh ayo pergi yok cepet cuk." ujar Nil pelan tersenyum-senyum, "Eleora jangan sampe ikut. Ayo cepet pergi..."

"Ayo ayo ayo. Gamau juga gw." balas Justin tersenyum-senyum pula, mengayuh sepedanya dahulu.

Butterfly KnifeWhere stories live. Discover now