.19

56 33 3
                                    

Hening. Tak ada suara apapun. Hampa.

Ruang gudang itu memang sepi. Namanya saja ruang gudang, terletak di lantai ketiga diatas gedung kamar-kamar villa, tentu tidak sering dikunjungi.

Elo menoleh ke jalan tangga di satu sisi. Sepi. Tidak ada orang yang mengetahui mereka bertiga disini.

Elo menoleh ke jalan tangga di sisi lain seberang tangga tadi. Sama juga.

Steven menatap kosong, duduk berdiam diri di atas meja, merenung. Regina menatap handphonenya, berusaha menghibur diri.

Huh. Sudah sejam mereka disana. Merenung segala perbuatan mereka, segala kejadian aneh yang sudah terjadi.

Elo mulai berpikir ini semua salahnya. Memang betul, pikirnya. Dirinya yang setuju untuk memakai sebuah obat yang ia sendiri tidak tahu apa.  Dirinya yang menyebabkan semua murid sekelasnya mendapat kekuatan supernatural. Ini semua karena dirinya.

Ok. Tenang. Semua ini akan selesai jika mereka pulang. Tenang. Kalaupun mereka pulang.

Ia tak tahu. Apakah semuanya akan benar-benar selesai? Regina benar. Ia akan selamat, tetapi salah seorang murid tetap akan bernasib ditangkap Einer.

Ah. Ia benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukan. Semua ini tidak pernah ia bayangkan akan terjadi.

"Ey." Steven memecah keheningan, "Shouldn't we call Bugjang for this-"

"Nggak, nggak, nggak." Elo langsung menyela dengan yakin, "Gw gamau dikejar kayak buronan di berita-berita-"

"Ok ok, gw ngerti. Just askin'."

"Eh. Elo. Ini mirip Deedee gak?" Regina bertanya gelisah, menunjukkan layar handphonenya. Elo menoleh, beranjak mendekat. Steven pula menoleh.

Sebuah video youtube yang dipause itu di zoom menampilkan gambar yang tidak jelas. Tapi iya. "Iya. Itu Deedee. Eh, itu sebelahnya kan Justin, Jon, sama Nil. Itu juga ada si Fernando-"

"Iya kan? Bener?"

"Lah, lu itu dapet dari mana?"

"Ini di Youtube ada breaking news." jawab Regina, melanjutkan video.

-bisa dilihat, Kafe Boscha diserang oleh dua mantan kriminal yang baru aja keluar dari penjara, menyandera semua pelanggan yang ada di dalamnya. Belum ada info dari polisi tentang motif kedua kriminal, dan apa permintaan mereka. Kejadian ini masih berlangsung sementara para polisi masih mencari cara untuk menyelamatkan para sandera. Jaya Mukidi, berita terkini.

"Itu barusan diupload?"

"Lima menit yang lalu. Ini keliatannya baru aja ditayangin di berita."

"Sht." keluh Elo membuang muka, berpikir lagi. Masalah berbahaya sekarang mengancam teman-temannya.

"Me- mereka kayaknya lagi sepedaan mau kesana, kan kafenya emang gajauh dari villa."

"Hold on. Are you sure it's..." Steven mendekat ke layar handphone Regina, "Ok itu emang Deedee sama yang lain."

"Astaga." Regina semakin gelisah. Kedua matanya mulai memerah.

"Chill, Regina. Disana kan... kan ada polisi. Nanti-"

"Kita bisa nyelamatin mereka, sekarang."

Steven terdiam. Elo menoleh.

"Ayo! Elo, ikut gw, kita selamatin mereka. Kita kan punya kekuatan supernatural ini. Peluru-peluru juga ga mempan ke lu kan?"

"L- lah. Kok jadi begitu?"

"Kok lu malah bilang kok jadi begitu? Itu temen-temen kita! Lu mau biarin mereka didalem situ nunggu mereka ditembak??"

Butterfly KnifeWhere stories live. Discover now