.39

55 20 23
                                    

"Kita gak pernah mau berurusan sama kalian. Kita cuma mau berurusan sama Einer." jelas Steven dengan nada kesalnya pun keluar, "Kasitau Einer dimana."

Noa tetap tak dapat bergerak, meskipun ia berusaha begitu keras dengan tubuhnya yang bergetar hebat.

"Dia gatau." Regina menarik satu kartu dari balik tangannya, bergegas berjalan menuju Noa. "Mhmm mampus kan akhirnya mati lu. Mati!!"

"Lu- mau ngapain?"

"Masa gatau? Ya bunuh dia."

Steven terdiam. Baiklah. Lagipula Noa terlalu berbahaya dibiarkan hidup.

DOR! DOR!

"Anjim!" keluh Regina kaget, menoleh ke belakang. 

Nil mencoba menembak Noa dari jauh. Meleset. "Sumpah gampangan nembak di game online."

Regina mengacungkan jari tengah. Steven, Justin, Jon, dan Mandan meledak tertawa. 

"Yeuh, dah bagus gw mau bantuin... mending gw tembak aja sampe dia mati..."

Regina terdiam. Iya juga. Ia terlalu ceroboh untuk memikirkan ide masuk akal itu.

"Mending gw aja yang bunuh." usul Deedee mengangkat tangannya lagi, "Udah lah kita ga usah banyak bercanda ini bahaya-"

PLASH!

Sebuah tembakan laser melesat kencang diantara mereka.

Mereka langsung panik berbaring, berlindung dibalik puing-puing.

Hening seketika.

Regina, Deedee, Steven, dan yang lain saling menatap. Prajurit Bugjang belom habis.

Steven sedikit mengintip. Ia tak dapat melihat siapa-siapa.

Sial. Orang itu pasti bersembunyi. Seperti penembak jitu.

Elo pun, di kejauhan, berusaha bersembunyi sesunyi mungkin. Ia masih mengerang kesakitan sesaat bergerak, bergegas diam sesaat.

Sial. Semoga teman-temannya disana baik-baik saja.

PLASH!

Satu tembakan lagi. Mereka semua reflek menunduk panik.

Regina mencoba mengintip. Ia memandang keluar, masih tidak ada siapapun terlihat.

"Masih ada berapa lagi?!" bisik Regina bertanya, berpaling.

Steven menggeleng-geleng, begitu pula yang lainnya.

Regina memandang ke depan lagi.

Ia punya sebuah rencana.

"Deedee... lu maju duluan, kita ikutin lu di belakang. Ok?" ujar Regina mengayun-ayunkan tangannya.

Deedee mengangguk tanpa ragu. 

Ia pun langsung beranjak berjalan ke depan. 

Tiba-tiba Noa berlari datang sekonyong-konyong, menyergap Regina jatuh ke tanah. 

"Regina!!" teriak Deedee berbalik kaget. 

Regina panik mendorong Noa. Regina langsung memunculkan satu kartu dari tangannya. Noa pun juga panik, bergegas mengambil kartu pertama dari tangan Regina tadi, berbalik ke belakangnya menusuknya kencang tepat di leher Regina. Darah bersimbah turun.

Regina terbelalak. Ia tak dapat bernapas.

Deedee panik, berlari padanya.

PLASH!

Satu tembakan nyaris mengenai Deedee, meleset mengenai permukaan. Deedee terkejut reflek berbaring.

"Regina!" ujar Steven terkejut, begitu pula Justin, Jon, Mandan, dan Nil. Keadaan tak pernah berbalik se-ekstrim ini. Mereka bergegas berlari padanya.

Butterfly KnifeWhere stories live. Discover now